SEMARANG – Tiga akademisi Universitas Diponegoro (Undip) masuk dalam daftar top 2% ilmuwan berpengaruh di dunia berdasarkan pemeringkatan dibuat oleh Standford University Amerika Setikat bekerja sama dengan Elsevier BV. Ketiga akademisi tersebut adalah Prof. Dr. rer. nat. Heru Susanto, , S.T., M.M., M.T., guru besar Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip; Sugiharto S.Pt., M.Sc., Ph.D, dosen di Departemen Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip; dan Dr. Eng. Achmad Widodo, S.T., M.T. dari Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Undip.
Dalam publikasi yang dibuat berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan Prof John Ioannidis bersama Jeroen Baas dan Kevin Boyack tersebut, nama tiga ilmuwan Undip masuk di jajaran 58 ilmuwan Indonesia yang masuk dalam dalam Top 2% World Ranking Scientists yang dipublikasikan Oktober tahun 2021 ini. Seleksi dalam pemeringkatan tersebut dilakukan dalam proses panjang dan detail.
Top 2% World Ranking Scientists yang dipublikasikan Stanford University mendasarkan matriks penilaian pada basis data lebih dari 100 ribu saintis top. Basis data ini memuat informasi terstandar tentang sitasi, h-indeks, hm-indeks yang disesuaikan dengan penulisan bersama, serta indikator gabungan. Para ilmuwan diklasifikasikan kedalam 22 bidang dan 176 sub-bidang keilmuan.
Tahun 2021 terjadi peningkatan jumlah ilmuwan Indonesai yang masuk dalam daftar Top 2%; karena pada tahun 2020 jumlah peneliti Indonesia yang masuk ada 40 ilmuwan. Ini menunjukkan kiprah ilmuwan Indonesia makin mendapat tempat di skala global dan mampu memberi dampak luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
“Saya merasa belum dapat berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan iptek terutama dalam teknologi membran sebagai bidang riset saya. Terlebih lagi, banyak teman-teman Undip yang lebih baik dari saya sehingga mereka lebih pantas untuk masuk dalam daftar tersebut. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik, konsisten dalam riset dan berkontribusi bagi bangsa” tuturnya saat dihubungi pada Selasa (2/11/2021).
“Topik penelitian saya mengenai pakan aditif atau pakan fungsional yang jika diberikan di ternak dapat mengurangi ketergantungan ternak terhadap antibiotik. Dengan diberikan pakan fungsional diharapkan ayam yang tanpa diberi antibiotik pada pakannya bisa tetap hidup dan berproduksi dengan baik” ungkap dosen yang fokus pada pengembangan keilmuan imunologi dan mikrobiologi pada hewan.
“Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendukung sistem pemeliharaan mesin secara prescriptive dengan kemampuan diagnosis kerusakan mesin secara mandiri dan otomatis, memprediksi sisa umur pemakaian mesin atau remaining useful life, dan memberikan rekomendasi tindakan pemeliharaan yang harus dilakukan dengan mempertimbangkan data enterprise resource planning (ERP). Fokus penelitian juga melibatkan analisis big data dan pembuatan model kembaran digital atau digital twin dari sebuah entitas fisik bisa berupa mesin/asset/sistem yang sejalan dengan proses digititalisasi di era Industri 4.0.” jelasnya.
Ditanya harapannya untuk kemajuan Undip menuju World Class University (WCU), Dr. Achmad Widodo menuturkan bahwa Undip sudah sangat bagus dalam menanggapi isu WCU sehingga dapat menunjukan perannya dalam pengembangan Iptek secara global. Penelitian-penelitian yang sifatnya aplikatif perlu terus dikembangkan, disamping juga pengembangan penelitian yang bersifat fundamental.
Kepala Kesekretariat dan Protokol Undip, Dr. Agus Suherman, S.Pi., M.Si, mengatakan Rektor sangat bangga dan memberikan apresiasi atas raihan tersebut, dan berharap pencapaian itu menginsipirasi civitas akademika Undip. “Yang pasti, pesan Rektor, kita tidak boleh berpuas diri, tapi harus selalu bergerak karena dunia itu dinamis,” pungkasnya. (Lin/tim humas)