Skip to content

Teknologi Ozon Peneliti UNDIP, Dukung Nelayan Indonesia Tingkatkan Kualitas dan Nilai Jual Ikan

UNDIP, Semarang (28/5) — Universitas Diponegoro (UNDIP) terus membuktikan komitmennya dalam menghadirkan inovasi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Salah satunya melalui temuan terbaru dari Prof. Dr. Drs. Muhammad Nur, DEA, Guru Besar Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, UNDIP, berupa teknologi penyimpanan ikan berbasis ozon yang kini mulai diterapkan dalam kapal-kapal penangkap ikan di Indonesia.

Teknologi ini dikenal dengan nama BOX O’FISH (Box Storage Ozone for Fish), yaitu sistem penyimpanan ikan dengan memanfaatkan plasma ozon yang mampu menjaga kesegaran ikan lebih lama tanpa meninggalkan residu. Jika sebelumnya nelayan hanya dapat mempertahankan kesegaran hasil tangkapan selama tiga hari menggunakan es batu (slurry ice), kini dengan teknologi ini kesegaran ikan dapat dipertahankan hingga lebih dari tujuh hari.

“Selama ini, nelayan kita terpaksa berlabuh lebih awal karena khawatir hasil tangkapannya membusuk. Teknologi ini menjadi solusi agar ikan tetap segar lebih lama, sehingga nelayan bisa lebih lama melaut dan meningkatkan volume serta nilai jual tangkapannya,” ujar Prof. M. Nur.

Selain efisien dan terjangkau, teknologi ini juga ramah lingkungan. Plasma ozon yang digunakan hanya bertahan 40 menit dalam air dan tidak meninggalkan residu apapun. Teknologi ini telah dimodifikasi agar sesuai untuk skala kecil seperti box penyimpanan di kapal, maupun skala besar seperti cold storage dan kontainer darat.

Penerapan teknologi ini juga didukung oleh sistem pemantauan kapal perikanan atau Vessel Monitoring System (VMS) serta bantuan sarana tangkap lainnya seperti coolbox, drum solar, dan basket hasil kerja sama dengan berbagai pihak. Langkah ini menjadi bagian dari strategi integratif untuk meningkatkan efisiensi logistik hasil tangkapan ikan.

Dengan biaya investasi yang relatif terjangkau—misalnya satu mesin plasma ozon untuk 30 box penyimpanan dengan harga terjangkau nelayan. Teknologi ini dinilai sangat potensial untuk diadopsi lebih luas oleh pelaku usaha perikanan kecil dan menengah di berbagai daerah. Melalui inovasi ini, Universitas Diponegoro kembali menunjukkan peran strategisnya dalam menjembatani ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat, khususnya dalam mendukung keberlanjutan sektor perikanan nasional.

Berkat temuan inovatif tersebut, Prof. M. Nur diundang dalam perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) yang digelar di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Muara Angke, Jakarta tanggal 26 Mei 2025.

Dalam acara tersebut, HNSI menegaskan komitmennya untuk mendukung swasembada pangan nasional, sejalan dengan program prioritas Presiden terpilih Prabowo Subianto. Kehadiran Prof. M. Nur menjadi bentuk apresiasi atas kontribusi UNDIP dalam memperkuat sektor perikanan melalui sains dan teknologi tepat guna.

Teknologi plasma ozon ini bukan pertama kali dikembangkan. Sebelumnya, Prof. M. Nur telah berhasil menerapkannya untuk mengawetkan hasil-hasil pertanian, seperti sayuran dan buah-buahan, dan telah digunakan secara luas di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah. Keberhasilan tersebut menjadi dasar pengembangan lebih lanjut dalam sektor perikanan tangkap.

Temuan Prof M Nur ini menjadi kebanggaan UNDIP yang dipersembahkan untuk nelayan Indonesia sebagai wujud nyata UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat. (Komunikasi Publik/ UNDIP/ Nurul)

Share this :