Seiring waktu, kopi sebagai jenis minuman populer yang biasa dikonsumsi karena memberikan kenikmatan dan kepuasan tersendiri bagi konsumennya, kini beralih menjadi gaya hidup berbagai kalangan di penjuru dunia. Tidak heran jika kopi sebagai komoditas perdagangan kedua di dunia, dengan pendapatan global mencapai $ 68,5 miliar dimana 15% diantaranya berupa kopi instan. Meskipun demikian problem utama yang dirasakan oleh konsumen kopi instan yakni aromanya kurang diminati dibandingkan dengan kopi yang baru diseduh.
Untuk itu, berbagai inovasi dan kreativitas terus diupayakan dalam meningkatkan kualitas kopi instan. Terobosan terbaru hadir dari Tim Inovator Milenial dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi UNDIP. Tim Peneliti yang terdiri dari Drs. Sutrisno, M.T.; Mohamad Endy Julianto, S.T., M.T., dan Didik Ariwibowo, S.T., M.T. berkolaborasi dengan mahasiswa MBKM diantaranya Malika Pintanada Kaladinanty (Malika); Akbar Arsyadani (Akbar) dan Maya Qisthina Gaissani (Maya) telah mengembangkan nano kopi instan aromatis.
Sutrisno menyebutkan bahwa Penelitian Hilirisasi Vokasi ini didanai oleh Kemendikbudristek 2023-2025 dengan judul “Pengembangan Proses Nano Dispersi Steam – Vibro Nano Filtrasi untuk Produksi Kopi Instan Premium”. Riset konsorsium dari berbagai kompetensi dengan kolaborasi dari berbagai pihak seperti Program Studi Rekayasa Perancangan Mekanik (RPM); Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi UNDIP; Mitra Industri Kopi Sirap; Workshop Bintang Baru Mas To; CV. Teguh Jaya Ungaran dan Balai Industri Logam dan Kayu (BILK ) Semarang.
Dalam kesempatannya, Endy menuturkan dibalik nikmatnya minuman kopi, ternyata mengandung aneka gizi yang penting bagi tubuh. “Seperti adanya kandungan gizi dalam 100 gram kopi meliputi 352 kilo kalori, protein 17,4 gram, karbohidrat 69 gram, lemak 1,3 gram, kalsium 296 miligram, fosfor 368 miligram, dan zat besi 4 miligram. Selain itu, mengandung berbagai mineral seperti niacin, thiamin, magnesium, fosfor, folat, dan mangan. Secangkir kopi juga mengandung 115 mg kafein. Nah, kafein dalam kopi dapat meningkatkan energi dan meningkatkan kinerja fisik,” jelas Endy.
“Kopi instan selain karena memiliki rasa yang nikmat dan bermanfaat pada kandungan didalamnya begitu pula umur penyimpanannya jangka panjang, akan tetapi aromanya kurang diminati dibandingkan dengan kopi yang baru diseduh. Oleh karenanya, berbagai riset telah dikembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan aroma kopi instan. Salah satu terobosan yang dikembangkan adalah dengan memproduksi nano emulsi ekstrak kopi sehingga produk kopi instan berupa nano,” lanjut Didik Ariwibowo.
Sementara Endy mengungkapkan tentang pengaruh sukrosa monopalmitat (P90), pati termodifikasi (MS) dan Tween 80 terhadap retensi dan pelepasan aroma kopi dalam matriks emulsi minyak dalam air (minyak kopi sebagai matriks rasa) dan pada saat spiking menjadi kopi instan, dengan tujuan untuk memperkaya aroma kopi instan. Komponen volatil kopi akan distabilkan oleh P90- MS- dan Tween 80 ketika produksi nano emulsi, setelah pengeringan beku.
“Di lain sisi, persoalan krusial juga dirasakan oleh industri kopi instan yakni biaya produksi yang cenderung terus meningkat akibat penggunaan energi berlebih pada penguapan termal dan pengeringan mencapai 40,8 MJ/kg kopi instan. Oleh karena itu, Tim Riset Vokasi UNDIP berupaya memberikan sumbangsih dan kontribusi melalui riset hilirisasi guna mereduksi biaya produksi dan meningkatkan kualitas kopi instan menjadi premium yang kompetitif,” ujar Didik.
Lebih lanjut Malika mengungkapkan bahwa pengembangan mesin ekstraktor subkritis berbasis nano dispers steam dan vibro nano filtrasi yang telah di running pada skala laboratorium mampu mereduksi biaya energi penguapan termal dan pengeringan hingga mencapai 30%. “Hal ini akan sangat membantu dalam memecahkan persoalan krusial yang dialami oleh industri kopi instan di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Produksi kopi instan premium dengan pengembangan high eficient sistem ekstraksi air subkritis berbasis nano disperse steaming dan vibro nano filtrasi saat ini telah didaftarkan patennya dengan No S00202310229. “Dengan demikian, setelah paten granted didapatkan, harapannya bisa langsung dikembangkan oleh pelaku industri kopi instan. Untuk itu, kegiatan riset diharapkan mampu merintis produksi kopi instan premium yang kompetitif melalui well-proven technology dengan royalty sharing bidang teknologi,” kata Akbar
Adapun Maya menyatakan hasil riset akan mendorong terciptanya kemandirian bangsa dalam produksi kopi instan premium, potensi pasar yang tinggi dan penguasaan teknologi ekstraksi air subkritis merupakan daya tarik investasi yang menjanjikan bagi kalangan industri kopi untuk melakukan komersialisasi kopi instan premium, dan komersialisasi teknologi pertanian yang dihasilkan mempunyai prospek yang tinggi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Bagi masyarakat, manfaat dalam memproduksi kopi instan premium akan membuka lapangan kerja baru, tersedianya teknologi yang handal dan murah untuk produksi kopi instan premium. Sehingga pemberdayaan petani akan berkembang dalam bidang budidaya tanaman kopi, adanya dampak positif terhadap perilaku budaya masyarakat untuk memberdayakan semua potensi lokal berbasis pertanian secara optimal,” tukas Sutrisno. (Endy-SV; DHW-Humas)