Skip to content

Dekan Fakultas Psikologi UNDIP Menjadi Keynote Speaker dalam Youth Forum di Zhengzhou, China

UNDIP, Zhengzhou China (27/05) – Dekan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Prof. Dian Ratna Sawitri, Ph.D., menjadi salah satu keynote speaker dalam acara Youth Forum yang merupakan hasil kolaborasi antara Zhengzhou University, Pemerintah Provinsi Henan, dan Asia Pacific Career Development Association (APCDA).

Forum yang berlangsung tanggal 25 Mei 2025 ini, dihadiri akademisi, mahasiswa dari berbagai universitas di Henan, pembuat kebijakan, serta para peneliti dan praktisi karir dari kawasan Asia Pasifik. Dalam kapasitasnya sebagai Area Representative APCDA untuk Indonesia, Prof. Sawitri menyampaikan materi berjudul Parental and School Collaboration in Education and Career Development: Engaging Both Students and Parents.

Youth Forum merupakan bagian dari rangkaian Konferensi APCDA 2025 yang dilaksanakan secara daring pada tanggal 12, 14, dan 16 Mei 2025, serta secara luring pada 23–27 Mei 2025 di Zhengzhou University. Tema besar konferensi tahun ini adalah Embracing the Future: Leadership, AI, and Career.

Pada kesempatan ini Prof. Dian membawakan materi tentang “Parental and parental collaboration in education and career development: engaging both student and parent”

Isu ini memang menjadi perhatian para peneliti dan praktisi karir di Asia Pasifik semakin mengarah tidak hanya kepada siswa, tetapi juga kepada orang tua, guru, dan para pembuat kebijakan. Perencanaan karir yang efektif bagi remaja membutuhkan sinergi antara aspirasi dan kompetensi pribadi mereka dengan ekspektasi serta sumber daya dari lingkungan keluarga dan sekolah. Kolaborasi aktif antara siswa, orang tua, dan institusi pendidikan menjadi sangat penting dalam proses ini.

“Dinamika zaman yang ditandai dengan percepatan teknologi, ketidakpastian sosial- politik, serta banyaknya distraksi, memperumit proses pembentukan keputusan karir generasi muda. Masa remaja merupakan fase krusial di mana berbagai pilihan masa depan mulai mengerucut menjadi aspirasi karir yang lebih konkret. Proses ini membutuhkan keberhasilan personal, figur teladan dalam karir, dukungan dari keluarga dan sekolah, kesesuaian nilai karir dengan orang tua, serta karakter proaktif dari remaja itu sendiri”, ungkap Prof Sawitri akrab disapa.

Tingginya angka kenakalan remaja seperti tawuran, ketidakhadiran di sekolah, hingga meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, kerap berakar dari belum terbentuknya identitas karir yang jelas. Padahal, identitas karir merupakan aspek perkembangan identitas yang tumbuh paling pesat di masa remaja.

Oleh karena itu, para praktisi dan akademisi di Asia Pasifik menekankan urgensi pada sepuluh hal kunci: (1) kebijakan karir yang stabil dan berwawasan jauh ke depan, (2) penguatan kompetensi dan kepemimpinan profesional, (3) pemanfaatan berbagai sumber belajar, (4) perhatian terhadap kebutuhan individual siswa, (5) keterlibatan aktif siswa dalam merancang masa depan, (6) bimbingan untuk menyusun roadmap karir, (7) keterkaitan kurikulum dengan kehidupan nyata, (8) kolaborasi dengan dunia industri, (9) sinergi dengan sekolah dan perguruan tinggi, dan yang menjadi fokus utama tahun ini, (10) keterlibatan dan peran serta orang tua.

Melalui partisipasi aktif Prof. Dian Ratna Sawitri dalam forum internasional ini, Universitas Diponegoro telah berpartisipasi dalam memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan bagi tantangan global, khususnya dalam pengembangan karir generasi muda. Hal ini merupakan langkah nyata menuju Undip Bermartabat, Undip Bermanfaat di kancah Asia Pasifik dan dunia.

“Sebagai bentuk kontribusi nyata, Fakultas Psikologi UNDIP telah menginisiasi berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis bukti (evidence-based), yang menekankan pentingnya peran keluarga, sekolah, organisasi, dan masyarakat dalam isu-isu seperti karir, relasi keluarga, dan kesehatan mental. Inisiatif ini mendukung visi UNDIP sebagai institusi yang Bermartabat dan Bermanfaat”, ujarnya.

Pertanyaan besar yang menjadi perhatian bersama adalah: bagaimana remaja dapat membangun harapan dan tujuan karir, menetapkan arah akademik yang ingin dicapai, memahami tanda-tanda kesehatan mental, serta memberi dukungan awal kepada teman sebaya. Semua itu hanya mungkin terwujud melalui dukungan yang tepat dari orang tua, guru, lingkungan sosial, kebijakan sekolah, dan para pengambil kebijakan. (Komunikasi Publik/ Fak. Psi)

Share this :