Skip to content

Summer Course Ke-7 FKM UNDIP: Menyatukan Kesehatan Masyarakat dan Kearifan Lokal dalam Kolaborasi Global

UNDIP, Semarang (28/05) – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (FKM UNDIP) kembali mengukuhkan komitmennya dalam memperkuat kerja sama internasional melalui penyelenggaraan Summer Course ke-7 yang berlangsung sejak 15 Mei 2025. Tahun ini, kegiatan tersebut mengusung tema “Community Participation in Public Health: Public Health Through the Lens of Traditional Culture and Local Wisdom,” sebuah topik yang menekankan pentingnya pendekatan budaya dalam penyelesaian persoalan kesehatan masyarakat. Kegiatan ini terdiri dari pemberian materi hingga tanggal 24 Mei 2025, dan dilanjutkan dengan penugasan melalui MOOCs hingga Juli 2025.

Melalui program ini, FKM UNDIP menghadirkan forum pembelajaran interaktif yang tidak hanya menawarkan materi akademik, tetapi juga membuka ruang dialog antarbudaya mengenai partisipasi komunitas dalam bidang kesehatan. Dengan durasi sepuluh hari, Summer Course ini memberikan pengalaman belajar yang komprehensif melalui 16 modul tematik, yang disampaikan oleh 17 narasumber dari berbagai institusi nasional dan internasional, termasuk dari FKM UNDIP, Kementerian Kesehatan RI, WHO Indonesia, University of Canberra Health Research Institute, Jamu Sumber Husodo, Wahana Bakti Foundation, serta para pengrajin eceng gondok Rawa Pening.

Salah satu sorotan dalam program ini adalah kehadiran Dr. Kinley Wangdi dari University of Canberra, yang membawakan modul internasional mengenai pemanfaatan analisis spasial dalam kesehatan masyarakat. Kehadiran narasumber lintas negara ini menambah nilai akademik sekaligus memperkuat dimensi global dalam kegiatan tersebut.

Partisipasi dalam Summer Course 2025 juga menunjukkan pencapaian luar biasa. Sebanyak 34 peserta dari 14 negara mengikuti kegiatan ini, baik secara sinkron melalui Zoom maupun asinkron melalui platform MOOC. Antusiasme mereka tampak jelas dari keterlibatan aktif dalam sesi diskusi, yang turut diapresiasi oleh para narasumber. Program ini pun menjadi wadah strategis dalam membangun jejaring internasional dan memperluas wawasan peserta terkait kolaborasi kesehatan berbasis nilai-nilai lokal.

Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi peserta, panitia menganugerahkan penghargaan kepada mereka yang menunjukkan komitmen luar biasa. Von Kok Yean (Malaysia), Sumayya K. Dandago (Nigeria), dan Bashir M. Mohamoud (Somalia) dinobatkan sebagai Peserta Terbaik, sementara Zohaib Hassan Sain (Pakistan) menerima penghargaan sebagai Peserta Paling Loyal atas partisipasinya yang konsisten selama program berlangsung.

Dalam sesi penutupan, Cita Fitria Putri, M.K.M. selaku Ketua Panitia Summer Course 2025, menegaskan bahwa kearifan lokal bukan hanya warisan budaya, tetapi juga sumber daya yang sangat relevan dalam membangun pendekatan kesehatan masyarakat yang berkelanjutan. Ia juga mengundang seluruh peserta untuk melanjutkan kolaborasi dalam kegiatan internasional berikutnya yang diselenggarakan FKM UNDIP, yaitu Konferensi ICOPH-TCD ke-6 pada Juli 2025 dan Summer Course ke-8 yang direncanakan pada September 2025.

Senada dengan hal tersebut, Dekan FKM UNDIP, Dr. Budiyono, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan panitia atas suksesnya pelaksanaan program ini. Ia berharap kolaborasi akademik yang telah terbangun dapat terus berlanjut melalui berbagai inisiatif ilmiah lainnya, serta mengapresiasi semangat peserta yang tetap aktif mengikuti semua sesi sampai dengan selesai.

Melalui Summer Course ini, FKM UNDIP kembali menunjukkan bahwa kolaborasi lintas budaya dan integrasi nilai lokal mampu memperkuat solusi dalam menghadapi tantangan kesehatan global. Pendekatan berbasis budaya terbukti mampu membuka ruang diskusi yang lebih inklusif, kontekstual, dan relevan dalam menjawab tantangan kesehatan masyarakat masa kini. (Komunikasi Publik/FKM UNDIP/Wulan K.)

Share this :