UNDIP–BNPB Sinergi Tanggap Bencana: Inovasi, Kolaborasi, dan Kepedulian untuk Negeri

UNDIP, Semarang (15/10) – Universitas Diponegoro menerima kunjungan kerja dari Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen TNI Budi Irawan, S.I.P., M.Si., di halaman Gedung ICT Kampus UNDIP Tembalang pada Selasa, 14 Oktober 2025. Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi riset dan inovasi kebencanaan menuju masyarakat tangguh bencana dan berkelanjutan.

Pada pidatonya, Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. menegaskan komitmen UNDIP sebagai kampus yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga hadir nyata bagi masyarakat melalui berbagai inovasi berdampak sosial.

“Selama empat tahun terakhir, kami menjalankan program Makan Bergizi Gratis untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan, mengembangkan mesin desalinasi air yang mampu mengubah air payau menjadi air minum, dan telah diimplementasikan di berbagai daerah rawan bencana seperti Demak, Jepara, Brebes, hingga Rembang. Selain itu, UNDIP juga berinisiatif mendorong deklarasi UNDIP Zero Waste agar pengelolaan sampah kampus 100% secara mandiri dapat diolah menjadi energi dan pupuk. Semua ini adalah bagian dari komitmen kami mewujudkan UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat,” tuturnya.

Rektor juga menambahkan bahwa UNDIP terus memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mendukung ketahanan masyarakat terhadap bencana dan perubahan iklim. Melalui inovasi pertanian dan perikanan adaptif untuk wilayah pesisir yang terdampak rob, serta kesiapan tim D-DART dalam respons kebencanaan, UNDIP berkomitmen menjadi mitra aktif BNPB dalam setiap misi kemanusiaan.

“Kami tidak ingin berpangku tangan ketika rakyat menghadapi musibah. UNDIP siap turun tangan bersama BNPB dan para mitra untuk memberikan solusi berbasis riset mulai dari inovasi padi salin dan ikan salin untuk daerah rob, hingga sistem deteksi dini bencana. Kolaborasi ini kami yakini akan membawa dampak besar bagi ketangguhan bangsa dan kemanusiaan.” ucapnya menutup sambutan.

Sementara itu, Mayjen TNI Budi Irawan, S.I.P., M.Si., menyampaikan apresiasi atas kiprah UNDIP dalam bidang inovasi kebencanaan. “Saya merasa bangga bisa hadir di Universitas Diponegoro, kampus yang sejak lama saya kenal dan kagumi. Setelah melihat langsung inovasi alat penjernih air karya UNDIP, saya yakin teknologi ini sangat bermanfaat dan relevan untuk mendukung penanggulangan bencana di berbagai wilayah,” bebernya.

Deputi Budi Irawan menegaskan, “Ke depan, BNPB berkomitmen memperkuat kerja sama dengan UNDIP, termasuk dalam pengadaan dan pemanfaatan alat penjernih air untuk membantu masyarakat terdampak bencana, terutama di Jawa Tengah. Semoga kolaborasi ini menjadi awal yang baik dalam membangun sistem kebencanaan yang tangguh, cepat, dan berpihak pada rakyat,” tandasnya.

Ketua LPPM UNDIP, Prof. Dr.-Ing. Suherman, S.T., M.T., dalam laporannya meyebutkan berbagai inovasi kebencanaan hasil karya civitas academica UNDIP. “Kami berkomitmen menghadirkan riset dan inovasi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Melalui pengembangan mobil mesin pengubah air banjir menjadi air minum berbasis teknologi membran, mobile clinic untuk pelayanan kesehatan darurat, dan tim D-DART sebagai garda terdepan relawan tanggap bencana yang aktif di lapangan. UNDIP terus berupaya menjadikan ilmu pengetahuan sebagai solusi bagi kemanusiaan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara kampus, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang berdaya tahan dan inklusif. “Keberhasilan penanggulangan bencana tidak mungkin dicapai tanpa kolaborasi. Karena itu, kami berharap sinergi antara UNDIP dan BNPB dapat terus diperkuat mulai dari pengembangan teknologi hingga pelatihan relawan dan implementasi di lapangan demi mewujudkan Indonesia yang tangguh bencana dan tangguh kemanusiaan,” kata Prof. Suherman.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Diponegoro Disaster Assistance Response Team (D-DART), Ns. Nur Hafizhah Widyaningtyas, S.Kep., M.Kep., turut memaparkan manajemen tanggap bencana UNDIP yang mencakup kegiatan edukasi melalui Sekolah Bencana, pelatihan water rescue, dan simulasi kebencanaan lintas disiplin. D-DART juga aktif dalam misi kemanusiaan seperti penanganan banjir Demak, longsor Brebes, dan pendampingan psikososial pascabencana.

Kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan dan demonstrasi inovasi Mobil Pengolah Air untuk Tanggap Bencana, yang disampaikan oleh Prof. Dr. I Nyoman Widiasa, S.T., M.T., inovator sekaligus guru besar Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP. “Hari ini menjadi momen yang sangat berharga bagi kami, karena mesin pengolah air yang mulai kami rintis delapan tahun lalu kini benar-benar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kemanusiaan,” ungkap Prof. Nyoman.

“Mesin desalinasi berbasis teknologi membran ini terus kami kembangkan hingga kini dilengkapi sistem touch screen dan bisa dikendalikan dari Tembalang. UNDIP memandang bencana bukan sekadar kejadian sesaat, tetapi juga persoalan sistemik seperti krisis air bersih di wilayah pesisir. Karena itu, kami siap memperluas produksi alat ini dari lima unit menjadi puluhan bahkan ratusan agar bisa membantu lebih banyak masyarakat terdampak,” jelasnya.

Ia menambahkan, “Selain penyediaan air bersih, UNDIP juga menyiapkan dukungan logistik melalui cold storage berkapasitas 200 ton untuk cadangan pangan darurat. Kami siap menjadi pusat penyediaan sistem air dan pangan bagi BNPB, kapan pun dan di mana pun dibutuhkan.”

Inovasi Mobil Membran UNDIP ini mampu mengubah air banjir, payau, atau laut menjadi air minum layak konsumsi dengan kapasitas hingga 400 m³ per hari, menjadikannya solusi cepat bagi wilayah terdampak bencana. Inovasi ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), khususnya SDG’s 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), SDG’s 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG’s 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan SDG’s 17 (Kemitraan untuk Tujuan Bersama).

Melalui kegiatan ini, UNDIP menegaskan komitmennya untuk terus hadir sebagai universitas yang bermartabat dan bermanfaat, menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat perubahan sosial yang berdampak langsung bagi kemanusiaan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia dalam mencapai SDG’s 2030 Agenda for Sustainable Development. (Komunikasi Publik/ UNDIP/ DHW)

Share this :