Dari Riset Unggulan ke Aksi Nyata: UNDIP Jawab Masalah Sampah dengan Gerakan “UNDIP Zero Waste”

UNDIP, Semarang (17/10) — Universitas Diponegoro resmi mencanangkan gerakan “UNDIP Zero Waste” di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Kampus Tembalang pada Jumat (17/10). Kegiatan yang menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-68 UNDIP ini menandai langkah nyata universitas dalam membangun ekosistem kampus yang bersih, sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan selaras dengan semangat UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat, serta mendukung program nasional Diktisaintek Berdampak.

Pencanangan UNDIP Zero Waste merupakan tindak lanjut dari Peraturan Rektor Nomor 5 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Sampah di lingkungan UNDIP, yang menekankan penerapan prinsip 5R (Refuse, Reduce, Reuse/Repair, Recycle, dan Rot) dalam seluruh aktivitas akademik, riset, pendidikan, dan pelayanan.

Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras seluruh tim TPST dan para peneliti yang telah berinovasi tanpa henti. “Terima kasih untuk semua support-nya. Mudah-mudahan kita bisa semakin bermartabat dan bermanfaat,” ujarnya. Ia menegaskan, gerakan Zero Waste menjadi bentuk nyata kepedulian UNDIP terhadap isu darurat sampah nasional sekaligus respons atas tantangan Presiden RI agar perguruan tinggi berperan aktif dalam solusi lingkungan.

“UNDIP ditunjuk sebagai pusat pengelolaan sampah untuk wilayah Jawa Tengah dan akan menjadi rujukan bagi perguruan tinggi lain. Kami ingin membuktikan bahwa kampus bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat lahirnya solusi konkret berbasis sains dan teknologi untuk menjawab persoalan lingkungan,” tegasnya.

Lebih jauh, Prof. Suharnomo menjelaskan bahwa berbagai inovasi hasil riset civitas academica—mulai dari alat pirolisis hingga sistem pengelolaan terpadu—akan dilaporkan kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi sebagai kontribusi nyata dalam mendukung kebijakan nasional pengelolaan sampah. Program ini tidak hanya berfokus pada lingkungan internal kampus, tetapi juga memperluas dampaknya ke masyarakat melalui model kolaborasi seperti proyek pengelolaan sampah berbasis RT di Pemalang. “Jika kedua model ini, kampus dan komunitas, berhasil, UNDIP akan menjadi contoh nyata pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan,” tambahnya.

Dalam laporan kegiatan, Dr. Bina Kurniawan, S.KM., M.Kes., Kepala UPT Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), menyampaikan bahwa sejak tahun 2022, UNDIP telah mengembangkan TPST sebagai pusat inovasi dan pembelajaran pengelolaan sampah berbasis sains. “Dulu seluruh sampah kampus masih dibuang ke TPA Jatibarang. Kini, berkat dukungan riset lintas fakultas dan kebijakan rektorat, sebagian besar sampah sudah dapat dikelola secara mandiri,” jelasnya.

Ia memaparkan bahwa sampah organik kini diolah menjadi kompos, limbah ranting diubah menjadi asap cair melalui teknologi pirolisis, dan sisa makanan dikelola dengan maggot untuk mendukung peternakan ayam di TPST—mewujudkan ekonomi sirkular kampus. Sementara itu, sampah anorganik ditangani melalui inovasi alat pirolisis plastik karya Prof. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., yang mampu mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar gasolin dan telah diuji pada mesin pemotong rumput. UNDIP juga menghadirkan vending machine plastik di UPT Perpustakaan bekerja sama dengan BSI, yang memungkinkan warga kampus menukar sampah dengan poin digital.

Untuk limbah B3, UNDIP telah menerapkan sistem transportasi dan penyimpanan sementara sesuai standar sehingga tidak lagi dibuang sembarangan. “Harapan kami, ke depan tidak ada lagi sampah residu yang dibuang ke TPA. Semua bisa diolah menjadi sumber daya baru,” ujar Dr. Bina. Ia menambahkan, TPST UNDIP kini menjadi rujukan bagi sekolah, instansi, hingga pemerintah daerah, serta akan mewakili Jawa Tengah dalam penilaian nasional K3 Perkantoran oleh Kementerian Kesehatan.

Gerakan Zero Waste ini diperkuat oleh para pakar daur ulang sampah UNDIP yang menjadi motor inovasi, di antaranya:

  1. Prof. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. – Ahli pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM).
  2. Prof. Widayat – ahli pengolahan sampah organik (daun) menjadi kompos dan media tanam sayur.
  3. Dr. Vivi Endar Herawati, S.Pi., M.Si. – Pemanfaatan kotoran dan sampah basah dengan metode fermentasi untuk pakan ikan.
  4. Dr. Ir. Mulyono, M.Si. – Pemanfaatan maggot sebagai pakan ayam.
  5. Prof. Dr. Ir. Fronthea Swastawati, M.Si. – Ahli pengolahan ranting pohon menjadi asap cair pirolisis.
  6. Prof. Dr. Ir. Sriyana, M.S. – Berpengalaman dalam pengelolaan sampah dan lingkungan di area waduk UNDIP.

Sebagai simbol komitmen bersama, kegiatan ditutup dengan penandatanganan Deklarasi UNDIP Zero Waste oleh Rektor, Ketua Senat Akademik (SA), Ketua Majelis Wali Amanat (MWA), dan para dekan di lingkungan universitas. Isi deklarasi menegaskan tekad civitas academica untuk menolak penggunaan barang sekali pakai, mengurangi limbah, mendorong penggunaan kembali peralatan dan dokumen digital, mendirikan repair corner bagi alat elektronik, serta melaksanakan pemilahan dan pengomposan di sumber.

Momentum pencanangan ini menjadi tonggak penting perjalanan UNDIP menuju kampus hijau yang berkelanjutan, sekaligus mendukung implementasi 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada aspek Kehidupan Sehat dan Sejahtera (SDG 3), Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Energi Bersih dan Terjangkau (SDG 7), Kota dan Komunitas Berkelanjutan (SDG 11), serta Tindakan terhadap Perubahan Iklim (SDG 13).

Acara yang berlangsung dengan penuh semangat kolaboratif ini ditutup dengan kunjungan ke fasilitas teknologi dan alat pengelolaan sampah di TPST. Gerakan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia dalam membangun budaya Zero Waste Campus yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berdaya guna secara sosial dan ekonomi. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW)

Share this :