SEMARANG – Ada banyak hal menarik yang bisa ditemui di program studi (Prodi) Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) yang ada di Departemen Sumber Daya Akuatik (SDA) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP). Prodi yang ada dalam pengelolaan Departemen SDA FPIK Undip selain sudah memiliki Akreditas A dari BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) juga memberikan bekal pengetahuan dan keilmuan yang menarik dan memiliki dimensi luas.
Hal itu dilandasi kenyataan bahwa sumber daya alam perairan (akuatik) yang ada di Indonesia sangat beragam dan berlimpah. Semua potensi yang tersedia belum didayagunakan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat karena masih terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mengelola. Hal ini berbeda dengan sumber daya alam daratan (terestrial) yang pemanfaatannya sudah maksimal.
“Dalam konteks bagaimana sumber daya akuatik dikelola, tugas kami adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia yang unggul. Selain melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat yang terkait dengan hal tersebut sebagai institusi pendidikan tinggi,” kata Ketua Departemen Sumber Daya Akuatik FPIK Undip, Dr. Ir. Suryanti, M.Pi, Senin (28/6/2021).
Menurut Suryanti, potensi yang ada pada sumber daya alam akuatik bisa dikatakan tak terbatas; sehingga perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan kompetensi untuk mengelolanya. Universitas Diponegoro menyadari pentingnya hal itu, sehingga PTN BH yang berada di Kota Semarang ini tergerak menyelenggarakan program studi yang berkait dengan pengelolaan sumber daya akuatik.
Sumber daya akuatik sendiri adalah suatu dimensi kekayaan alam yang berada di laut atau samudera, sungai, rawa, mata air, danau, waduk, serta pendayagunaan kolam-kolam buatan. Di dalamnya ada berbagai macam sumber daya yang bermanfaat bagi kehidupan mulai dari ikan yang menjadi sumber omega 3, vitamin, mineral dan protein; kemudian udang, cumi- cumi, gurita dan sejenisnya sebagai sumber gizi; rumput laut sebagai sumber serat; tumbuhan-tumbuhan serta biota laut lainnya salah satunya sea urchin yang bisa menjadi sumber farmakologi; mutiara; serta pasir dan berbagai bahan mineral yang ada perairan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sebagai Upaya Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19.
“Kita berada di negeri yang kaya dengan sumber daya akuatik. Jumlahnya berlimpah, dan jenisnya sangat beragam dan berlimpah. Ini challenge bagi generasi muda untuk menjawabnya. Kita sangat berharap para siswa SMA dan yang sederajat terjun ke bidang ini; kalau tidak maka tenaga-tenaga asing pasti masuk,” ujarnya.
Rasa tangung jawab sebagai lembaga pendidikan tinggi itu pula yang menjadikan Undip memiliki komitmen besar membuka Prodi MSP Departemen SDA FPIK agar pengelolaan kekayaan dilakukan oleh anak-anak negeri, bukan oleh tenaga kerja asing. Prodi MSP Departemen SDA FPIK Undip berupaya maksimal untuk menyiapkan SDM yang mumpuni, bukan hanya menguasai pengetahuan dan mampu menerapkannya, namun bisa mengembangkan pengelolaan perairan dan perikanan untuk mengendalikan tingkat pemanfaatan sumber daya hayati perairan secara rasional, lestari dan keberlanjutan untuk pembangunan kesejahteraan masyarakat. “Target kami menghasilkan tenaga ahli yang berkarakter COMPLETE dan kompeten di bidang sumber daya akuatik,” tegas Suryanti.
Ada tiga program studi yang diselenggarkan untuk menghasilkan SDM yang handal mengelola sumber daya perairan. Yaitu melalui Program Studi Sarjana (S1) Manajemen Sumber Daya Perairan; Program Magister Manajemen Sumber Daya Pantai (S2); dan Program Doktor Manajemen Sumber Daya Pantai (S3). “Dalam konteks kelengkapan jenjang studi yang ada, dengan Predikat Terakreditasi A BAN PT di Departemen Sumber Daya Akuatik sudah lengkap sehingga untuk pengembangan keilmuannya bisa saling mendukung,” ujar Suryanti yang juga merangkap jabatan sebagai Plt Ketua Program Studi S1 Manajemen Sumber Daya Perairan.
Undip mematok agar para lulusannya selain memiliki karakter COMPLETE, juga memiliki kompetensi dan kualifikasi keahlian yang diakui secara nasional dan internasional. Karakter COMPLETE diartikan mampu menjadi Communicator (mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis), Professional (bekerja sesuai dengan prinsip, pengembangan berdasar prestasi dan menjujunjung tinggi kode etik), Leader (menjadi pemimpin yang adaptif, tanggap terhadap lingkungan, proaktif, bisa menjadi motivator, tangkas membangun kerjasama), Entrepreneur (etos kerja tinggi, memiliki ketrampilan berwirausaha, inovatif, kemandirian), Thinker (mampu berpikir kritis, belajar sepanjang hayat, bisa melakukan penelitian), dan Educator (mampu menjadi agen-agen perubahan).
Kompetensi, Undip mensyaratkan Program Studi yang ada untuk mengembangkan kemampuan lulusannya agar mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan standar keahlian yang ditetapkan. Dalam konteks Departemen SDA FPIK, secara langsung menerapkan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) sebagai kerangka penjenjangan kualifikasi SDM yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan untuk menunjang profesi. Lulusan Prodi S1 dipastikan berada di level 6, lulusan S2 berada di level 7 dan lulusan program S3 berada di level 9.
Selain KKNI, Prodi MSP yang ada di Departemen Sumber Daya Akuatik juga menerapkan standar keahlian yang diperlukan agar lulusannya bisa beraktivitas secara maksimal di lingkungan perairan. Keahlian renang menjadi syarat yang harus dipenuhi agar mahasiswa bisa lulus dari Prodi MSP. “Tentu ada yang lebih spesifik yang diberikan melalui perkuliahan dan praktek laboratorium serta praktek lapangan,” tukasnya. (tim humas)