“Manfaat strategis Waduk Gembong di Kabupaten Pati sebagai pengendali banjir maupun mendukung ketahanan pangan terdampak oleh perubahan iklim dan kegiatan anthropogenic dalam penggunaan lahan. Implikasi ekologis dari dinamika perubahan ketersediaan airnya dianalisis melalui permodelan Matematika berbasis data empiris sebagai bagian dari upaya pengelolaan waduk berkelanjutan dalam mitigasi perubahan iklim” ungkap Dr. Drs. Kartono, M. Si., Dosen Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro lulusan S3 Ilmu Lingkungan SPS Undip tahun 2021.
Penelitiannya dari perspektif Ilmu Lingkungan diawali dengan menganalisis dinamika curah hujan harian lokal yang menjadi factor utama yang menentukan volume air dari waduk tadah hujan itu. Pola curah hujan lokal tidak mengikuti fenomena monotonik menurut uji Mann-Kendal, sedangkan akumulasinya tiap tahun diprediksi meningkat menurut model SARIMA dan ARIMA. Dinamika volume air waduk dianalisis melalui permodelan pertumbuhan logistik Richards dan eksponensial negative Newton pada operasi pelepasan airnya. Berdasarkan model Matematika ini, dapat ditentukan waktu pelepasan air untuk menjamin ketahanan waduk dalam kondisi saturasi. Keseimbangan antara kepentingan masyarakat sekitar, petani yang menerima manfaat langsung dan otoritas waduk perlu diperhatikan dalam pengelolaan ketersediaan air yang berkelanjutan. Kompensasi melalui pemberdayaan masyarakat sekitar waduk perlu diberikan secara tepat agar dapat mereduksi potensi konflik kepentingan tersebut. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pengelolaan dan perlindungan waduk.
“Berdasarkan analisis implikasi ekologi dapat disimpulkan bahwa kelimpahaan air berpotensi memicu bencana hidrometeorologi local. Penanaman pohon yang dapat melindungi ketahanan tanah, dan diikuti dengan adaptasi pemilihan jenis tanaman oleh petani dalam pemanfaatan air irigasi sebagai bagian dari aksi mitigasinya.” terang Dr.Kartono (Lin-Arbi/Humas).