Calon Gubes FT dan FPIK Presentasikan Makalah Ilmiah

Mengangkat judul karya ilmiah “Human Factors Engineering: Pendekatan Mikro dan Makro untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Manusia dalam Menghadapi Society 5.0”, Dr. Ir. Heru Prastawa, DEA (Fakutas Teknik) mempresentasikannya dalam acara Presentasi Makalah Ilmiah Calon Guru Besar Universitas Diponegoro yang diselenggarakan Dewan Profesor Undip, Jumat (14/4).

Menurut Heru, kehadiran Society 5.0 tidak dapat dihindari, masyarakat dituntut untuk memiliki kemampuan HOTS (High Order Thinking Skills) yaitu memiliki pemikiran kritis dan lebih cepat dalam menghasilkan solusi untuk memenuhi kebutuhannya.

“Society 5.0 adalah sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Pada era ini, masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan kualitas hidup manusia,” jelasnya.

“Human Factor Engineering dalam menghadapi Society 5.0, tidak banyak mengalami hambatan, karena mempunyai kesamaan dalam menempatakan manusia sebagai ‘peran utama’.  Dilihat dari batasan sistem, HFE dimulai urutan mikro, keterkaitan manusia dengan produk, job, tools, meluas dalam lingkup lebih makro (manusia dengan lingkungan, hubungan sosial). ‘Masyarakat’ sebagai batasan sistem pada Society 5.0, mengharuskan HFE beradaptasi. Sehingga  perlu meningkatkan kemampuan adabtability (beradaptasi), agility (kelincahan), mobility (mobilitas), dan reaktivity (reaktivitas) yang menjadi kata kunci dalam kehidupan masyarakat 5.0, juga perlunya meningkatkan kolaborasi dalam segala aspek,” tambahnya.

Sementara itu calon guru besar dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Dr. Dian Wijayanto, S.Pi., M.M., M.S.E. membahas mengenai Pemodelan Bioekonomi untuk Kebijakan Perikanan yang Berkelanjutan. Permasalahan overfishing telah menjadi permasalahan utama perikanan tangkap di dunia, termasuk Indonesia, yaitu sekitar 35% stok ikan dunia sudah mengalami overfished. Secara runtut waktu, proporsi stok ikan dunia yang mengalami overfished cenderung mengalami peningkatan dalam kurun waktu tahun 1974-2019. Hal itu perlu menjadi perhatian dunia mengingat perikanan tangkap memiliki kontribusi relatif besar dalam suplai pangan, penyediaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan maupun pertumbuhan ekonomi. Pemanfaatan sumberdaya ikan yang tidak ramah lingkungan menyebabkan terjadinya overfishing.

“Bioekonomi perikanan merupakan perpaduan ilmu biologi dan ekonomi yang diaplikasikan pada usaha perikanan dengan tujuan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan yang ramah lingkungan dan menghasilkan keuntungan optimal. Sedangkan overfishing atau penangkapan berlebih merupakan kondisi dimana tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan melebihi batasan yang ditetapkan sehingga dapat menyebabkan penurunan stok  sumberdaya ikan,” terangnya. (Lin-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News