Ekspedisi Patriot UNDIP Mengabdi di Kabupaten Donggala, Gali Potensi Komoditas Unggulan

UNDIP, Donggala, Sulawesi Tengah (20/9) – Tim 2 Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro berkolaborasi dengan Kementerian Transmigrasi RI dalam riset kawasan transmigrasi Lalundu dan Bambakaenu, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Program ini melibatkan dosen, alumni, dan mahasiswa lintas disiplin Universitas Diponegoro untuk memetakan sekaligus mengembangkan potensi komoditas unggulan di wilayah transmigrasi.

Tim dipimpin oleh dosen Muhammad Iqbal Fauzan, S.P., M.Si., bersama alumni lintas bidang yaitu Nafachani Timmu Nafsi, S.P., Sholikatul Azizah Nur Fitriani, S.P.W.K., dan Arla Disayna Azzahra Yuniaz, S.A.P., serta seorang mahasiswa Program Studi S1 Agroekoteknologi, Muhammad Naufal.

Setibanya di Sulawesi Tengah, tim disambut langsung oleh Wakil Bupati Donggala, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Donggala, Camat Rio Pakava, dan Camat Pinembani. Kehadiran Tim Ekspedisi Patriot mendapat dukungan penuh pemerintah daerah dalam rangka memperkuat pengembangan potensi komoditas di kawasan transmigrasi Lalundu dan Bambakaenu.

“Kami menyambut baik kehadiran Tim Ekspedisi Patriot. Kehadiran tim ini menjadi bukti nyata adanya perhatian dari pemerintah pusat dan perguruan tinggi terhadap pengembangan wilayah transmigrasi. Kami berharap sinergi ini dapat membuka jalan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat potensi lokal yang sudah ada,” ujar Taufik Muhammad Burhan, S.Pd., M.Si., Wakil Bupati Kabupaten Donggala.

Selain berkoordinasi dengan aparat kabupaten dan kecamatan, Tim Ekspedisi Patriot juga menjalin komunikasi dengan para kepala desa di kawasan Lalundu dan Bambakaenu. Dalam kesempatan itu, Abdul Salam, Kepala Desa Lalundu, menyampaikan apresiasinya:

“Kami merasa senang dilibatkan dalam proses riset ini. Harapannya, hasil riset dari Tim Ekspedisi Patriot dapat menjadi panduan nyata bagi pengembangan desa kami, terutama dalam sektor pertanian dan peningkatan kesejahteraan warga.”

Tidak hanya berhenti pada koordinasi bersama aparat desa, tim juga mengadakan diskusi bersama kelompok tani di Lalundu dan Bambakaenu. Diskusi berlangsung interaktif, membahas tantangan yang dihadapi petani, mulai dari ketersediaan sarana produksi, teknik budidaya, hingga akses pasar.

Salah seorang petani di Desa Lalundu, Tuju, menyampaikan keluhannya: “Hasil panen ada, tapi yang jadi berat itu pasarnya. Jalan menuju ke kota rusak parah dan jauh, kalau hujan malah sulit dilewati. Akhirnya dijual ke pengepul dan harganya rendah sekali. Kami berharap ada jalan keluar supaya petani tidak rugi terus,” ungkapnya.

Sebagai bentuk dukungan berkelanjutan, belum lama ini Kementerian Transmigrasi juga menurunkan tim monitoring dan evaluasi ke kawasan tersebut pada Jumat, 12 September 2025. Kehadiran tim monitoring dan evaluasi bertujuan memastikan kegiatan berjalan sesuai tujuan serta menghasilkan rekomendasi yang tepat guna bagi pengembangan kawasan transmigrasi.

Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro menempatkan Kabupaten Donggala sebagai salah satu lokasi prioritas riset tahun ini. Dengan fokus di kawasan Lalundu dan Bambakaenu, program ini diharapkan mampu menghasilkan desain pengembangan komoditas unggulan yang dapat menjadi acuan pemerintah daerah maupun desa dalam menyusun strategi pembangunan kawasan transmigrasi untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Kegiatan ini juga menjadi bentuk dari semangat UNDIP Bermartabat UNDIP Bermanfaat yang sejalan dengan program Diktisaintek Berdampak. (Komunikasi Publik/UNDIP/ Tim 2 Ekspedisi Patriot Donggala ed. As)

Kementerian Transmigrasi melakukan monitoring dan evaluasi ke Kawasan Transimigrasi Lalundu dan Bambakaenu, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
Share this :