Prodi Sejarah Undip Gelar Workshop Metodologi Sejarah III “Sejarah Kebudayaan”

Program Studi S1 Sejarah Universitas Diponegoro menggelar acara Workshop Metodologi Sejarah III dengan tema  “Sejarah Kebudayaan” (21/7). Hadir sebagai narasumber dalam acara ini Dr. Susanto, M. Hum, pakar Sejarah Kebudayaan Universitas Sebelas Maret.

Menurut Kaprodi S1 Sejarah Undip, Dr. Dhanang Respati Puguh, M. Hum., workshop ini bertujuan untuk memberikan bekal topik dan landasan metodologis penelitian sejarah kepada mahasiswa yang sedang dan akan menyelesaikan skripsi dengan topik Sejarah Kebudayaan.

Sementara dalam materinya Dr. Susanto menjelaskan bahwa metodologi tidak memfokuskan diri pada cara memperoleh ilmu tertentu. Metodologi bertujuan melukiskan dan menganalisis cara kerja ilmu pengetahuan yang sudah berlaku, dan menentukan cara kerja absah untuk ilmu pengetahuan, serta dapat melihat kemungkinan merancang metode-metode baru sehubungan adanya gejala-gejala yang belum terpahami.

“Masalah teori dan metodologi sebagai bagian pokok ilmu sejarah mulai diketengahkan apabila penulisan sejarah tidak semata-mata bertujuan menceriterakan kejadian tetapi bermaksud menerangkan kejadian itu dengan mengkaji sebabnya, kondisi lingkungannya, konteks sosio-kulturalnya” tuturnya.

“Secara mendalam diadakan analisis tentang faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual, serta unsur-unsur yang merupakan komponen dan eksponen dari proses sejarah yang dikaji. Dalam melakukan analisis pengkaji memerlukan alat-alat yang dibutuhkan untuk memudahkan analisis dan dalam sejarah naratif digunakan bahasa/istilah umum sebagaimana ilmu-ilmu lain, supaya mudah dipahami” lanjutnya.

Susanto menyampaikan dari segi kognitif, kebudayaan adalah system of meaning. Suatu sudut pandang yang memungkinkan orang melihat segala yang melingkupinya (dunia, masyarakat, dirinya), sebagai sistem pengetahuan atau kepercayaan. Secara evaluatif, kebudayaan merupakan sebuah value system. Suatu pengetahuan yang diwujudkan ke dalam nilai-nilai, yang dapat mengungkapkan diri etos pendukungnya. Kedua sistem di atas dikomunikasikan melalui system of symbol.

“Biografi tokoh-tokoh kebudayaan pada akhirnya juga menjadi salah satu kajian dalam Sejarah Kebudayaan. Melalui kiprah dan peranan tokoh-tokoh dapat diperoleh gambaran yang unik dari konteks pelaku dan peristiwa kebudayaan yang belum pernah terpublikasikan sebelumnya” pungkasnya.  (Linda Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News