“Jurusan Ilmu Komunikasi masih menjadi salah satu program pembelajaran yang paling banyak diminati oleh calon mahasiswa baru. Hal ini dikarenakan komunikasi sendiri merupakan salah satu bidang yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga semakin berkembang, dan selalu dibutuhkan. Departemen Ilmu Komunikasi adalah proyek penelitian yang mempelajari bagaimana memproses pesan secara efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan” ungkap Erik Saropie, Alumni Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.
“Selain itu, Departemen Komunikasi mempelajari tingkat komunikasi yang berbeda, seperti antar individu dan antar media. Yang menarik, jurusan Ilmu Komunikasi harus berhubungan langsung dengan manusia karena kita terlibat dalam dialog. Bukan percakapan biasa, melainkan percakapan yang bermakna dengan tujuan tertentu, seperti lobi dan negosiasi, public speaking, dan komunikasi persuasif yang dapat mempengaruhi orang lain” lanjutnya.
“Dalam sisi perkuliahan, cara dosen menyampaikan materi itu berbeda-beda. Terkadang ada dosen yang memiliki cara penyampaian materi yang jelas dan mudah dimengerti oleh mahasiswa, namun adapula sebaliknya. Tetapi selama kuliah di Undip, saya merasa sangat senang dan dapat mengikuti materi yang telah disampaikan oleh dosen kepada kami. Menjadi seorang mahasiswa pada jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro, membuat saya lebih paham pada pengetahuan tentang peran humas dan keprotokolan terhadap nilai pemerintahan secara umum. Saya juga paham bagaimana peran dan fungsi pemerintah, atau tata cara dalam menjalani suatu hubungan yang harmonis dalam rumah tangga pemerintahan maupun instansi terkait yang menyangkut dengan hajat hidup orang banyak” tuturnya.
Erik masuk Undip melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun 2002 dan lulus tahun 2006. Ia mengawali karir di sebuah stasiun televisi swasta nasional di jalur broadcast industry trends. Namun pada akhirnya diterima dalam formasi PNS 2009, Kementerian Hukum dan HAM RI, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, di Subdirektorat Pemeriksaan Paten, Departemen, Direktorat Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Dan Rahasia Dagang.
Menurutnya pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan, yang dapat dilakukan kapan saja, di mana saja. Dari kecil hingga besar, semua orang bisa mengenyam pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi setiap orang yang bertujuan untuk mendidik dan mengembangkan potensi dirinya. Melalui pertumbuhan dan perkembangan, setiap orang dapat memiliki kreativitas, pengetahuan yang lebih luas, kepribadian yang baik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Pendidikan dapat dilakukan dimana saja, seperti pendidikan formal, pendidikan di sekolah, atau pendidikan terstruktur. Selain itu, ada pendidikan nonformal, pendidikan yang dilaksanakan selain pendidikan formal, seperti lembaga kurikulum (bimbel), lembaga pelatihan (ekstrakurikuler), kelompok belajar, dan masih banyak lagi.
“Ada juga pendidikan informal, pendidikan yang diperoleh di rumah atau di lingkungan sekitar. Pendidikan informal menjadi sumber nutrisi terbaik yang diperlukan oleh calon profesional seperti kita. Hal ini banyak didapat dari nongkrong di suatu tempat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan mengisi waktu luang. Fenomena nongkrong itu sendiri menarik bagi saya, karena banyak keterampilan dasar yang saya perlukan dalam membangun karir dalam pekerjaan, atau minimalnya diligence skills. Idealnya 30:70, 30% untuk ilmu formal dan 70% untuk nonformal, di dalam penerapan ilmu komunikasi, sehingga proporsi hubungan antar bagian dari ilmu formal dan nonformal secara keseluruhan bisa seimbang dan tidak membeda-bedakan” pungkasnya. (Linda Humas)