Cindy Oktaviani Lulusan Terbaik Psikologi UNDIP, Skripsinya tentang Kebangkitan Pembalap Pasca Cedera Berat

SEMARANG Ayu Cindy Oktaviani merupakan lulusan terbaik Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP) pada Yudisium Periode 30 September 2021. Mahasiswa Undip angkatan tahun 2017 itu lulus dengan IPK 3,60 dengan skripsi bertema kebangkitan pembalap pascacedera berat.

Perempuan kelahiran Solo 4 Oktober 1998 ini mengaku sangat senang bisa tercatat sebagai lulusan terbaik dari Fakultas Psikologi Undip. Cindy berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan masa studi empat tahun. Adapun skripsi yang mengantarkannya lulus menjadi Sarjana Psikologi berjudul: “Kembali Bangun Setelah Terjatuh: Studi Fenomenologis Pengalaman Pembalap Menghadapi Trauma Pascacedera Berat”.

Pilihan penelitian untuk karya ilmiah untuk mendapatkan gelar sarjananya memang tergolong unik dan langka. ‘’Alasan saya memilih judul ini karena memang belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian ini mengambil sumber  sebagai objek penelitian para pembalap yang jumlahnya tiga orang. Mereka adalah pembalap yang mengalami atau pernah cedera parah, misalnya patah tulang atau cederanya lama. Data yang kami gali dan himpun ya sesuai dengan tema skripsi,’’ kata Ayu Cindy kepada Tim Humas, Rabu (6/10/2021).

Hasil observasi dan penggalian yang dilakukannya memberi gambaran, memang awalnya mereka trauma, namun akhirnya menerima keadaan dan bisa melanjutkan hidup. ‘’Bahkan ikut balapan lagi,’’ dia menambahkan.

Cindy bertutur, semua proses kebangkitan pascacedera dan pengalaman mereka, dicatat dengan detil dan rapi. ‘’Mereka bisa pulih karena memilki ketahanan mental yang tinggi. Ada semangat untuk terus berjuang sesuai dengan jiwa para pembalap yang di setiap arena selalu gigih dan pantang menyerah.”

Mengenai profil narasumbernya, Cindy menolak membeberkan identitasnya karena kesepakatannya saat wawancara dan observasi dilakukan. Namun dia tak keberatan menyebut domisili pembalap yang menjadi subyek penelitiannya. Disebutkan, narasumber penelitiannya terdiri dari dua pembalap dari Kota Solo, dan satu pembalap lainnya dari Kabupaten Karanganyar.

Yang pasti, Cindy mengaku bersyukur bisa menyelesaikan pendidikannya tepat waktu dan menjadi yang terbaik. Apalagi, menjadi psikologi memang menjadi impiannya sejak duduk di bangku SMA. ‘’Dan Alhamdulillah saya bisa masuk di Fakultas Psikologi Undip. Banyak yang bisa saya pelajari di sini, yang pastinya menjadikan bekal untuk memasuki dunia kerja dan kehidupan di tengah-tengah masyarakat,’’ jelasnya.

Ayu Cindy Oktaviani merupakan mahasiswa yang memperoleh beasiswa Bidikmisi saat kuliah ini. Dia pun tergolong aktif berorganisasi. Di antaranya pernah aktif dalam Psimewah yaitu unit kegiatan mahasiswa bidang teater di Fakultas Psikologi.

Selain itu, Cindy juga aktif membantu siswa SD dan SMP di sekitar rumahnya di Solo, dengan memberi bimbingan belajar kepada mereka untuk mata pelajaran yang kurang dipahami. ‘’Cita-cita saya, ingin bisa bermanfaat bagi orang lain, dan pastinya keluarga, bangsa dan negara,’’ ujar dia.

Ditanya kiat-kiat menjadi mahasiswa dengan predikat terbaik, Cindy menyebut meminta doa dan restu orang tua atas setiap hal yang akan dijalani sebagai langkah pertama yang dilakukannya. “Menuntut ilmu dengan bersungguh-sungguh, mengatur waktu dan membuat jadwal, menentukan target, pantang menyerah ketika mengalami kesulitan atau kegagalan. Namun tetap luangkan waktu untuk istirahat dengan melakukan hal-hal yang disukai,’’ dia membeberkan resep keberhasilan studinya.

Terpisah Dekan Fakultas Psikologi Undip, Prof. Dian Ratna Sawitri S.Psi., M.Si., Ph.D, mengatakan lembaga konsisten untuk mendorong mahasiswa agar bisa lulus tepat waktu dan mendapatkan nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang baik. Fakultas juga mendorong mahasiswa agar melakukan penelitian untuk skripsi dengan tema-tema yang relevan dan dibutuhkan masyarakat. Termasuk tema-tema yang langka yang bisa memperkaya khazanah pengetahuan.

‘’Pengalaman mengerjakan tugas-tugas kuliah, melakukan literature review, melakukan penelitian, dan melaporkannya sebaik adalah latihan membentuk soft skill yang berguna untuk menghadapi dunia kerja dan pengabdian setelah lulus. Kami juga membekali mahasiswa dengan pengetahui Internet of Things agar lulusan kami siap menghadapi era digital,” tukas Sawitri. (tim humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News