Menyambut Dies Natalis ke-58, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro menggelar konferensi internasional bertajuk International Conference on Culture and Sustainable Development (ICOCAS). Kegiatan konferensi internasional FIB ini dilakukan secara hybrid di Hotel Noormans Semarang, 1-2 Agustus 2023.
Narasumber utama dalam acara tersebut, Prof. Vitor Teixeira, Ph.D. (Fernando Pessoa University, Portugal), Assoc. Prof. Dr. Mohd Roslan Rosnon (Universiti Putra Malaysia), Dr. Susan Gasson (James Cook University, Australia), Assoc. Prof. Dr. Surasak Khamkhong (Ubon Ratchathani University, Thailand), Prof. Ivo Carneiro de Sousa (Macao Polytechnic University), dan Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, M.A. (Universitas Diponegoro, Indonesia).
Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Alamsyah, M.Hum. menyampaikan dalam laporan, ICOCAS selain diikuti para dosen dan mahasiswa FIB Undip, juga diikuti peserta dari berbagai negara seperti Pakistan, India, Sudan, Tunisia, hingga Mesir melalui zoom meeting. WD 1 FIB tersebut berharap ICOCAS mampu menghasilkan luaran (output) penelitian.
Acara ICOCAS dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Undip, Dr. Nurhayati, M.Hum. Ia menyampaikan ICOCAS 2023 bukan seminar internasional pertama yang digelar oleh FIB. Sebelumnya kegiatan hampir serupa pernah dilakukan namun terhenti karena covid-19. Dekan FIB tersebut berharap ICOCAS bisa digelar tiap tahun dengan inovasi. ICOCAS diharapkan mampu menjawab persoalan sosial “Melalui diskusi seminar internasional ini, diharapkan mampu menjawab masalah-masalah sosial, perbedaan, kemiskinan, ketahanan sosial, kesetaraan gender, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Kegiatan dilanjutkan sesi plenary session oleh Keynote Speakers dan dimoderatori oleh Arido Laksono, M.Hum. Tiap-tiap narasumber dari berbagai negara itu, menyampaikan gagasan sesuai topik masing-masing. Prof. Vitor Teixeira, Ph.D. menyoroti kasus interkulturalitas di Asia Tenggara; Prof Roslan membahas warisan budaya Indonesia-Malaysia khususnya budaya Jawa dan budaya Banjar; Dr. Susan Gasson Bersama rekannya, Prof. Christine Bruce, memaparkan analitis untuk penelitian kualitatif; Prof Surasak menyoroti manajemen modal budaya untuk mempromosikan ekonomi kreatif; Prof. Ivo membahas keragaman budaya; dan Prof. Mudjahirin menyoroti budaya aktual vs ideal, masyarakat Jawa.
Diskusi dilanjutkan sesi pararel yang terdiri 4 sesi dan 4 ruang sesuai topik masing-masing. Topik-topik diskusi tersebut antara lain; simbol dan makna budaya, analisis sastra populer; teknologi dan masyarakat, bahasa, gender dan budaya, pariwisata budaya dan ekonomi kreatif.
Terkait banyaknya mahasiswa yang terlibat aktif dalam sesi pararel, Fajrul Falah, M.Hum. menganggap penting untuk melibatkan mahasiswa dalam proses penelitian dan publikasi. “Proses penelitian itu panjang, kami mengajak dan melibatkan mahasiswa secara aktif, baik dalam pengumpulan data lapangan, diskusi-presentasi, maupun publikasi artikel,” jelas Ketua Unit Pengembangan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (UP3) FIB tersebut. Acara ICOCAS ditutup oleh Dr. Alamsyah, M.Hum. WD 1 FIB itu, mengucapkan terima kasih kepada para peserta dan mengapresiasi panitia ICOCAS 2023. (Fajrul)