Alihsan Rahmawati, alumni jebolan sarjana terapan Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi UNDIP berhasil meraih tiga Paten Granted pada temuannya berupa kulit jeruk nipis penghancur kanker dan tumor.
Inovasi temuan Alihsan bersama dengan dosen pembimbing penelitiannya yang sekaligus sebagai Ketua Program Studi TRKI yakni Mohamad Endy Julianto, S.T., M.T., tidak tanggung-tanggung peroleh capaian 3 paten granted sekaligus, sehingga banyak industri yang tertarik. “Capaiannya tersebut tidak terlepas berkat kesabaran serta dukungan dan arahan dari dosen pembimbingnya,” kata Alihsan.
Keberhasilan Alihsan raih 3 paten granted diantaranya berjudul invensi “Metode Pembuatan Hesperidin dari Kulit Jeruk Nipis melalui Ekstraksi Termokimia Gelombang Mikro” (Paten no IDS000007235)”, “Proses Ekstraksi Linamarin dari Daun Singkong Menggunakan Ekstraktor Inaktivasi Enzimatis” (Paten no IDS000006687), dan “Pemisahan Theaflavin dari Teh dengan menggunakan Membran Ultrafiltrasi” (Paten No IDS000005812),” jelas Alihsan.
Alihsan yang kini bekerja di PT. Firmenic Aromatics Indonesia, menyebutkan bahwa penelitiannya yang berjudul “Ekstraksi Senyawa Aktif Hesperidin dari Kulit Jeruk Nipis (Citrus Auratifolia S) Sebagai Imunomodulator Menggunakan Metode Microwave Assisted Extraction” diarahkan oleh Pak Endy untuk didaftarkan ke Paten Sederhana. Dimana tema tersebut sangat prospektif untuk komersialisasi ke industri, setelah melihat data-data hasil penelitian yang diperoleh dari laboratorium.
Ketertarikannya melakukan penelitian diawali kesadaran bahwa Indonesia kaya dengan sumber daya alam hayati, maka perlu pengembangan potensi bahan alam yang dapat digunakan pada berbagai industri. Salah satunya dimanfaatkan dalam pengembangan obat-obatan baru karena bahan alam ini mengandung senyawa aktif berkhasiat seperti jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle).
”Selama ini jeruk nipis hanya dikonsumsi buahnya sebagai bahan tambahan masakan dan minuman saja. Belum terdapat pemanfaatan kulit jeruk nipis padahal kulit jeruk nipis mengandung senyawa aktif berupa hesperidin yang bermanfaat sebagai imunomodulator,” ucap Alihsan.
Hesperidin berpotensi sebagai imunomodulator (peningkatan imunitas pada tubuh manusia) karena dapat menangkap radikal bebas hasil metabolise agen kemoterapi doxorubicin dan mencegah penurunan sistem imun yang dapat menyebabkan berbagai macam infeksi.
Senyawa ini juga mampu mengikat sel inang (protein target) pada virus sehingga dapat menjadi senyawa alami untuk mencegah beta-corona virus (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19. Hesperidin juga berperan sebagai agen kemopreventif karsinogenesis, menghambat proliferasi sel kanker dan tumorigenesis.
Ekstraksi hesperidin menggunakan gelombang mikro dinilai lebih efisien karena adanya radiasi gelombang mikro pada molekul umpan dan pelarut, sehingga akan menyerap energi elektromagnetik yang disebut sebagai dielectric heating.
“Sedangkan molekul yang dipanaskan bersifat electric dipole menyebabkan molekul akan mengalami pergerakan dan terjadi fenomena konduksi ionik yang mampu meningkatkan transfer massa dan panas dengan penggunaan pelarut non polar. Akibatnya hasil ekstraksi senyawa hesperidin dapat mencapai kondisi operasi terbaik dengan hasil yang maksimal,” imbuhnya.
Saat ini penelitiannya masih dilanjutkan adik tingkat di SV UNDIP. Bahkan mulai merintis kerjasama dengan industri farmasi untuk membuat obat herbal nano hesperidin menjadi obat berbentuk kapsul.
“Semoga kedepannya produk ini bisa komersialisasi, sehingga hasil riset bermanfaat untuk masyarakat khususnya orang-orang yang berjuang untuk sembuh dari penyakit,” pungkas Alihsan. (Endy SV; Edt DHW- Humas)