UNDIP, Semarang (30/03) – UNDIP memiliki kawasan hutan yang digunakan sebagai laboratorium alam. Kawasan hutan ini dinamai dengan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Wanadipa, yang terletak di kawasan Perhutani KPH Semarang, tepatnya di desa Susukan, Ungaran, Kabupaten Semarang.
KHDTK Wanadipa UNDIP memiliki luas 99,65 HA, dibagi menjadi 3 blok yang memiliki potensi keanekaragaman hayati yang berbeda-beda. Sesuai dengan peraturan yang diatur oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, KHDTK Wanadipa dibagi menjadi beberapa blok, antara lain blok riset edukasi, blok agroforestry, blok pemanfaatan eduwisata, dan blok konservasi khusus.
Kawasan hutan ini akan difungsikan sebagai sarana edukasi dan media penelitian bagi civitas academica UNDIP, selain itu akan dikembangkan menjadi eduwisata dan bisnis. Pengelolaan KHDTK Wanadipa UNDIP melibatkan masyarakat setempat dengan mengedepankan aspek kualitas penelitian, pemanfaatan hutan serta pengabdian masyarakat. Kegiatan pengembangan KHDTK dijalankan sesuai rencana sistematis yakni penguatan kelembagaan KHDTK pada tahun 2020-2024, penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengembangan menuju layanan eduwisata yang berbasis ekosistem hutan pada tahun 2025-2029, peningkatan kualitas sumber daya alam dan manusia pada tahun 2030-2034, serta implementasi hasil penelitian unggul dan inovatif pada tahun 2035-2049.
Di KHDTK Wanadipa terdapat beberapa fasilitas, antara lain Greenhouse Wanadipa dan Joglo Bale Wanadipa. Greenhouse Wanadipa untuk mendukung inovasi pertanian dan keberlanjutan guna meningkatkan kualitas penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi pertanian, serta mendukung keberlanjutan lingkungan, ini akan menjadi pusat penelitian bagi berbagai varietas tanaman dan teknologi pertanian modern, dengan dibangunnya greenhouse ini, diharapkan sustainability dapat terjaga. Sedang Joglo Bale Wanadipa, merupakan bangunan joglo yang terbuat dari kayu jati berusia 100 tahun lebih yang didatangkan dari Juwangi, Boyolali, Jawa Tengah. Luas bangunan joglo 9×10 meter persegi juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan para petani di daerah tersebut.
Kegiatan terbaru KHDTK Wanadipa UNDIP bersama dengan program Kedaireka yaitu Integrated Farming System (IFS), yang fokus pada pengelolaan sumberdaya hutan menjadi komoditas mulai dari pembudidayaan, pengolahan bahan dan limbah hingga menjadi produk. Sarana prasarana lain yang akan dibangun di kawasan ini antara lain kantor, jalan, dan kandang hewan, sehingga keberadaan Joglo Bale Wanadipa UNDIP penting dalam membantu jalannya kegiatan.
Inovasi dari beragam segi keilmuan yang dikembangkan di KHDTK Wanadipa UNDIP mencakup budidaya microalgae ramah lingkungan dalam bidang pertanian, budidaya sapi dan domba dengan komoditas utama produksi biogas, kompos padat cair, dan susu di bidang peternakan, dan juga pengembangan bioenergi. Program ini akan dikelola bersama para mitra UNDIP, salah satunya adalah kelompok masyarakat setempat yang mayoritas adalah petani melalui kelompok tani Pesanggem.

UNDIP mengelola hutan sebagai sarana pendidikan, penelitian dan pengembangan berbasis konservasi, mengelola hutan dengan memperhatikan prinsip-prinsip konservasi, pengelolaannya didukung banyak keilmuan yang relevan seperti ilmu lingkungan, teknik, ekonomi maupun sosial. Adapun jenis tanaman yang ada di hutan ini antara lain pohon jati, sengon, mahoni, termasuk tanaman Multi-Purpose Tree Species (MPTS) seperti pohon durian, petai, kopi, sukun, dan mangga. Tanaman MPTS dikenal memiliki manfaat ganda, tidak hanya sebagai tanaman kayu tetapi juga sebagai penghasil buah dan bunga yang bermanfaat. Selain itu, terdapat beberapa jenis tanaman langka, seperti namnam dan cendana. Di dalamnya juga terdapat berbagai satwa habitat asli hutan Penggaron, baik burung maupun mamalia.
Kepala Kantor KHDTK, Prof. Dr. Sri Puryono KS, M.P. menyampaikan bahwa pengelolaan KHDTK ini sangat membantu untuk melestarikan ekosistem terutama di Kabupaten Semarang. “Hutan ini adalah tropical rainforest, di bulan Mei dan Juni hutan ini menjadi rest area bagi spesies burung dari Australia. Sebisa mungkin dijaga lingkungannya dan disediakan pakan burung sehingga suatu saat bisa menjadi habitatnya,” tutur Prof. Puryono.
Selain itu, Prof. Sri Puryono menekankan bahwa penanaman pohon secara berkelanjutan di KHDTK UNDIP merupakan langkah nyata dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan mendukung UNDIP dalam pemeringkatan UI GreenMetric. “Seperti yang kita ketahui, selama lima tahun berturut-turut UNDIP sukses meraih peringkat kedua di UI GreenMetric. Ke depan, kami berusaha untuk mencapai peringkat pertama, salah satunya dengan meningkatkan upaya penghijauan dengan cara penanaman pohon secara berkelanjutan di KHDTK,” jelasnya.
Prof. Sri Puryono menegaskan pentingnya keberlanjutan dalam upaya penghijauan yang dilakukan di KHDTK UNDIP. “Menanam pohon adalah investasi kecil untuk hasil yang lebih besar di masa depan dengan pemeliharaan berkelanjutan sebagai bagian dari ikhtiar kita untuk menyelamatkan bumi,” pungkasnya (As-Media Relations).