UNDIP, Semarang (10/07) – UNDIP bersama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melaksanakan Audiensi Penjajakan Kerja Sama antara Universitas Diponegoro dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pada Kamis, 10 Juli 2025 di Ruang Sidang Rektorat Gedung Widya Puraya Universitas Diponegoro. Acara ini diselenggarakan guna membahas pengajuan kerja sama oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul kepada Universitas Diponegoro sebagai bentuk upaya mendorong kemajuan daerah.
Pada sambutannya, Wakil Rektor Inovasi, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Universitas Diponegoro, Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D., menyampaikan sambutan hangat atas kunjungan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul. Dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan komitmen Universitas Diponegoro untuk tidak hanya mencapai reputasi sebagai perguruan tinggi terbaik, tetapi juga untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. “Untuk mewujudkan UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat, universitas ini bertekad untuk menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya unggul dalam kualitas, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat luas.” Ucap Wijayanto, Ph.D.
Ia memaparkan beberapa kerja sama yang sedang dilaksanakan oleh UNDIP bersama dengan masyarakat seperti Desalinasi Air, Hybrid Sea Wall, UNDIP Migrant Center, dan Ekspedisi Patriot.
“Saat ini UNDIP sedang sibuk dengan empat project besar, salah satunya adalah Hybrid Sea Wall untuk menangani banjir di wilayah Pantai Utara, terutama daerah Demak. Selanjutnya kita sedang ada project Desalinasi Air. UNDIP punya teknologi untuk mengubah air asin menjadi air minum. Lalu ada satu project yaitu Undip Migran Center, bekerja sama dengan Mentri Abdul Kadir yang bermimpi untuk bisa mengirim tenaga kerja ke berbagai negara. Yang terakhir adalah project bersama Kementrian Transmigrasi dengan tajuk ekspedisi bersama patriot. Selain itu, Kementrian Transmigrasi juga memohon akan Naskah Akademik dan Policy Brief mengenai pengembangan pusat penelitian baru di luar Jawa,” paparnya.
Acara ini juga dihadiri oleh dr. Dewi Irawati, M.Kes, selaku Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Gunungkidul. Dr. Dewi memaparkan beberapa permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Gunungkidul seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan. Ia menyampaikan harapan dan rasa terima kasih kepada Universitas Diponegoro atas kerja sama yang akan segera dijalin ini.
“Kami sampaikan bahwa jumlah masyarakat kami ada 750 ribu dengan luas wilayah hampir 50 persen DIY. Angka kemiskinan kita masih tinggi di angka 15 persen. Angka harapan sekolah hanya 7 tahun (1 SMP). Stunting juga angkanya cukup tinggi. Sehingga ini menjadi perhatian dan fokus kami untuk segera ditindaklanjuti. Kami sangat berterima kasih bahwa UNDIP bisa menerima kami, kami sangat berharap untuk kemajuan daerah kami,” ucapnya
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga berharap diadakan program magang guna memenuhi kebutuhan sumber daya manusia untuk pelayanan masyarakat yang saat ini masih kurang.
“Kami berharap ada program magang, kami kekurangan lebih dari 1000 guru. Kami mengusulkan 1200 guru, hanya diberikan 100. SDM tenaga kesehatan juga kurang. Psikolog kami hanya ada di RS, pemerintahan, dan UPT Dinas Sosial, padahal ODGJ di Gunungkidul masih lumayan tinggi. Pariwisata saat ini juga sedang berkembang tetapi masyarakat masih belum mampu mengimbangi kecepatan dari banyaknya wisatawan di Gunung Kidul. Seperti pelayanan wisatawan dan kemampuan berbahasa asing,” papar dr. Dewi.
Direktur Inovasi, Hilirisasi, dan Kerja Sama, drh. Dian Wahyu Harjanti, Ph.D. yang menjadi pemandu diskusi kali ini, menyampaikan bahwa program yang diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dapat dibantu oleh 11 fakultas dan 1 sekolah vokasi yang ada di Universitas Diponegoro. “Setelah Bapak Ibu bersurat pada UNDIP, kami sudah menghubungi ke semua fakultas, jadi kepakaran yang Bapak dan Ibu butuhkan untuk melangsungkan program ini lengkap,” jelasnya.
Pada diskusi ini, perwakilan dari berbagai fakultas menyampaikan dukungan yang dapat diberikan untuk membantu keberlangsungan program-program Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, salah satunya adalah dukungan dari Prof. Agus Trianto, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. “Di FPIK itu ada prodi Akuakultur, jadi kita bisa membantu adidaya udang. Selain itu juga ada Oseanografi dan Ilmu Kelautan yang mengajarkan mengenai ekowisata sehingga ada beberapa hal yang dapat kami bantu di konservasi wisata,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul berharap bahwa kerjasama dengan Universitas Diponegoro ini dapat membawa Kabupaten Gunungkidul lebih maju seperti daerah lain. (Komunikasi Publik/UNDIP/ Marta & As)