UNDIP, Blora (10/9) – Universitas Diponegoro (UNDIP) meresmikan program pengabdian masyarakat bertajuk “UNDIP untuk Blora: Membangun Desa Mandiri Air, Energi, dan Wisata Berkelanjutan” di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Rabu, 10 September 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UNDIP Prof. Dr. Suharnomo, S.E., Dekan Sekolah Vokasi UNDIP Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si. beserta tim peneliti Sekolah Vokasi, Bupati Blora Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., Kepala Desa Sambongrejo Wahono Heru Prayitno, Kepala Desa Batureco Sajono, Wakil Ketua LPPM UNDIP Bidang Pengabdian Prof. dr. Achmad Zulfa Juniarto, M.Si.Med., Sp.And (K).,M.M.R., Ph.D., dan masyarakat Desa Sambongrejo, Kabupaten Blora.
Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kontribusi UNDIP dalam mendampingi masyarakat desa melalui program air bersih, energi terbarukan, dan pengembangan wisata budaya di Kabupaten Blora. Menurutnya, persoalan utama Blora adalah ketersediaan air, terutama saat musim kemarau ketika kebutuhan air bagi peternakan dan masyarakat saling berebut. Kehadiran teknologi air minum dari UNDIP diharapkan mampu menjadi solusi nyata bagi masyarakat, sekaligus membuka peluang penelitian lebih lanjut di daerah lain yang memiliki potensi serupa.
“Persoalan utama Blora adalah soal air, terutama saat kemarau. Kehadiran UNDIP dengan teknologi air minum ini sangat berarti bagi masyarakat. Kami berharap program ini tidak berhenti di sini, tetapi bisa dikembangkan lebih luas agar potensi air di Blora semakin bermanfaat,” ungkapnya.
Bupati Blora juga menyinggung mengenai potensi Desa Wisata Kampung Samin yang terdapat di Desa Sambongrejo. “Desa Sambongrejo memiliki potensi wisata budaya Kampung Samin yang luar biasa. Dengan pendampingan UNDIP, pengembangan desa wisata ini akan lebih sempurna. Kami juga membuka ruang bagi mahasiswa untuk ikut mengembangkan potensi desa dan mengoptimalkan kearifan lokal,” tambahnya.
Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa ilmu yang dimiliki perguruan tinggi harus dapat disumbangkan kembali kepada desa. Menurutnya, kegiatan di Blora ini menjadi titik awal kontribusi UNDIP yang diharapkan terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi masyarakat. “Kalau ada ilmu, maka ilmu itu harus disumbangkan ke desa. Program di Blora ini adalah titik awal yang kami harap terus berlanjut untuk memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Rektor UNDIP.
Rektor juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah. Melalui kerja sama tersebut, potensi desa dapat dikembangkan tanpa harus selalu bergantung pada kota. Desa, menurutnya, masih memerlukan orang-orang berpendidikan yang peduli pada lingkungannya sendiri agar kemandirian bisa tumbuh dari dalam.
Rektor juga mengajak masyarakat untuk menjaga bersama-sama fasilitas pengolahan air yang telah dipasang agar manfaatnya bisa terus dirasakan di masa mendatang. “Teknologi yang kami hadirkan di sini tentu belum sempurna dan pasti memerlukan perbaikan. Karena itu, mohon untuk dijaga bersama agar manfaatnya dapat terus dirasakan,” pungkasnya.
Tiga agenda utama diresmikan dalam kesempatan ini, yakni peresmian unit produksi air minum dengan merek “Tirta Bening” di Desa Sambongrejo, penyerahan master plan pengembangan desa wisata Kampung Samin sebagai ikon budaya lokal, serta peresmian sistem tenaga surya di Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran, yang digunakan untuk menggerakkan pompa air bersih dan lampu penerangan jalan.
Peresmian dilakukan melalui pemberian master plan, penandatanganan prasasti, penekanan tombol simbolis, hingga pemotongan tumpeng oleh Rektor UNDIP dan Bupati Blora. Acara juga disaksikan para pejabat daerah Kabupaten Blora, akademisi UNDIP, dan masyarakat.
Kabupaten Blora memiliki kondisi geologi berupa batuan kapur yang membuat air sumur setempat memiliki tingkat kesadahan tinggi. Air sumur yang dikonsumsi langsung atau bahkan setelah dimasak tetap berpotensi membahayakan kesehatan karena kandungan kalsium dan magnesium yang berlebihan, sehingga dapat memberatkan kerja ginjal. Hal ini diduga menjadi salah satu faktor tingginya kasus gangguan ginjal di masyarakat.
Untuk menjawab persoalan tersebut, unit pengolahan air minum berbasis teknologi membran dihadirkan di Desa Sambongrejo. Teknologi ini mampu menyaring kapur, logam, serta mikroba sehingga menghasilkan air murni yang lebih sehat dan layak konsumsi. Air yang dihasilkan tidak hanya jernih, tetapi juga bebas bau kapur serta aman diminum sehari-hari.
Dengan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat, program pengabdian masyarakat ini diharapkan menjadi model pengembangan desa mandiri yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat peran UNDIP dalam menghadirkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. (Komunikasi Publik/UNDIP/Hng)

