Undip Menginisiasi Program Pemberdayaan Kelompok Migran Produktif

Universitas Diponegoro (Undip) mulai tahun 2018 akan melaksanakan program pemberdayaan Kelompok Migran Produktif. Melalui program tersebut, yang dilaksanakan bekerjasama dengan Kementrian Ketenagakerjaan, Undip akan menerjunkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata ke daerah-daerah kantong Tenaga Kerja Migran. Hal ini terungkap pada penandatanganan kerjasama anata Kementrian ketenagakerjaan dan Undip Jumat,( 20/4) di Gedung MWA-SA Undip Tembalang.

Wakil Rektor Komunikasi dan Bisnis, Budi Setiyono, menjelaskan, para mahasiswa akan memberikan literasi dan edukasi seputar legal working dan legal migration sehingga para calon tenaga kerja mengetahui bagaimana prosedur dan cara bekerja di luar negeri secara benar.

“Mereka juga akan membekali masyarakat berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan pengembangan usaha yang bisa dilakukan para TKW/TKI selepas mereka bekerja di luar negeri” tambah Budi.

Selain itu, program juga meliputi pembuatan komunitas pembangunan keluarga (community parenting) sehingga keluarga TKW/TKI tidak terlantar. Mereka dapat saling menguatkan dan bekerjasama satu sama lain dalam memecahkan masalah.

Program ini dilaksanakan karena adanya berbagai macam masalah yang kompleks dihadapi oleh pekerja migran, khususnya di luar negeri.

Pada tahun pertama 2018, kegiatan akan berfokus di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tapi di tahun berikutnya, program juga akan menyasar provinsi lain di luar Jawa, khususnya Indonesia Timur.

Rektor Undip Prof.Yos Johan Utama berharap bahwa kerjasama dengan Kemnaker ini dapat saling memberikan manfaat bagi ke dua belah pihak.

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dalam acara Presidential Lecture dengan Tema “Strategi Pengelolaan SDM Indonesia dalam Mengadapi Era Disrupsi Revolusi Industri 4.0” meminta Undip sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia harus dapat mengantisipasi semakin pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi dalam era revolusi industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan pun harus menyesuaikan dengan iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan teknologi dan informasi

Hanif mengatakan perubahan yang terjadi dalam era revolusi industri juga berpengaruh pada karakter pekerjaan. Sehingga keterampilan yang diperlukan juga akan berubah.

“Tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dari lulusan pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0,” kata Hanif.

Share this :

Category

Arsip

Related News