Pembahasan mengenai corona belum menemui titik simpul. Corona masih menjadi perbincangan bagi mayoritas masyarakat, utamanya kalangan akademisi. Mengingat pandemi ini berimbas pada semua lini kehidupan. Salah satu dampak utama yang terkena adalah di sektor pertanian yang proses distribusinya terganggu. Petani merugi, konsumen juga kesusahan dalam mencari bahan pangan. Tema inipun tidak luput dari bahasan-bahasan ahli agribisnis yang tergabung di Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Komisariat Daerah Semarang.
PERHEPI bekerjasama dengan Magister Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro menyelenggarakan Webinar bertema “Strategi Penerapan Rantai Pasok Produk Agribisnis Menuju Pemasaran yang Efisien di Masa Pandemi” pada hari Kamis, 27-08-2020. Webinar ini menghadirkan pembicara Prof. Nunung Nuryantono dari IPB, Suryo Banendro, M.P selaku Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, serta Prof. Siswanto Imam Santoso dari Undip.
Selama 3 jam pelaksanaan, tiga pembicara mengemukakan bahwa pada kondisi saat ini, sektor pertanian adalah pengaman kebutuahn dasar manusia. Meskipun begitu, tantangannya sangat kompleks apalagi ada pembatasan mobilitas karena corona. Semua orang tidak bebas bergerak keluar masuk suatu daerah karena pandemi. Tidak hanya mobilitas manusia, tetapi juga berakibat pada rantai pasok pangan. Selama ini, kondisi pertanian di Indonesia terkonsentrasi di wilayah pedesaan. Petani kebanyakan hidup di desa padahal konsumennya terpusat di wilayah perkotaan. Ditambah realita bahwa produsen pangan utama masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, padahal konsumennya tersebar dari Sumatera hingga Papua. Masalah ini menjadi perhatian bersama, sehingga kedepan perlu ada pemetaan kondisi pangan.
Tidak hanya melakukan webinar, pada kesempatan ini juga dilakukan pelantikan pengurus PERHEPI Komda Semarang. Dalam kesempatan ini, Ketua PERHEPI Komda Semarang periode 2020-2023, Dr. Edy Prasetyo menyatakan bahwa maslaah pertanian kian hari semakin kompleks, apalagi di tengah kondisi sekarang. Karenanya PERHEPI hadir di tengah masyarakat untuk memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga agar petani semakin berjaya. Tercatat pelantikan ini dihadiri oleh 400 peserta yang terdiri dari praktisi, dosen, pegawai pemerintahan, hingga mahasiswa di seluruh Indonesia.