UNDIP Luncurkan FORC3S: Kolaborasi Global Menuju Ketahanan dan Keamanan Pangan Berkelanjutan

UNDIP, Semarang (08/10) – Universitas Diponegoro secara resmi meluncurkan inisiatif Food Research for Safety, Security, and Sustainability (FORC3S) melalui kegiatan soft launching yang digelar di Ruang Sidang Rektor, Gedung Widya Puraya, Rektorat UNDIP Tembalang, pada Selasa (7/10). Acara ini dihadiri oleh jajaran rektor dari universitas mitra nasional serta delegasi internasional dari berbagai perguruan tinggi Eropa. FORC3S hadir sebagai wadah kolaborasi riset lintas disiplin yang berfokus pada tiga isu utama: keamanan pangan (Food Safety), ketahanan pangan (Food Security), dan keberlanjutan sistem pangan (Sustainability).

Kegiatan ini merupakan bagian dari kolaborasi internasional dalam konsorsium FIND4S (Enhancing Higher Education Capacity for Sustainable Data-Driven Food Systems in Indonesia) yang dikoordinasikan oleh Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP dengan dukungan pendanaan Erasmus+ Uni Eropa.

Momentum soft launching FORC3S turut ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara UNDIP, mitra Eropa, dan universitas nasional sebagai simbol komitmen bersama membangun jejaring riset berkelanjutan. Inisiatif ini sekaligus menjadi langkah awal pembentukan Pusat Riset Pangan Terpadu (Center of Excellence) di bawah FPP UNDIP yang akan memperkuat kolaborasi akademik dan riset global di bidang pangan berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., menegaskan bahwa capaian UNDIP yang kini menempati posisi #624 dunia versi QS World University Rankings merupakan bukti nyata dari tekad kampus untuk menjadi universitas riset yang bermartabat dan bermanfaat. “Capaian ini bukan sekadar angka, melainkan refleksi dari komitmen moral kami untuk menjadikan sains dan pendidikan sebagai kekuatan yang memberdayakan Masyarakat, memperkuat industri serta menginspirasi perubahan,” ujarnya. Ia menambahkan, FORC3S adalah langkah konkret dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan kemaslahatan manusia agar hasil riset benar-benar memberi manfaat bagi kehidupan.”

Prof. Suharnomo juga mencontohkan berbagai kontribusi UNDIP dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, mulai dari penelitian eco-enzymes dan pupuk organik untuk petani, pengembangan teknologi desalinasi yakni pengolahan air payau bagi masyarakat pesisir, hingga pendampingan UMKM pangan bernilai tambah. Inisiatif FORC3S pun disebut selaras dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) ke-2: Zero Hunger, yang menjamin ketersediaan pangan yang aman, bergizi, dan berkelanjutan bagi semua.

Dari pihak mitra internasional, Prof. Jan Van Impe dari KU Leuven, Belgia, selaku penanggung jawab konsorsium FIND4S, menyampaikan apresiasinya terhadap peran UNDIP dalam memperkuat kolaborasi global di bidang sistem pangan. “FORC3S bukan sekadar proyek penelitian, tetapi gerakan bersama untuk membangun sistem pangan yang aman, terjamin, dan berkelanjutan. Kita tidak sedang berjuang melawan, melainkan berjuang bersama untuk masa depan pangan yang lebih baik,” ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi kepemimpinan akademik UNDIP yang membuka ruang kolaborasi lintas budaya dan disiplin ilmu dalam perjalanan panjang kerja sama antara KU Leuven dan universitas-universitas di Indonesia yang telah berlangsung sejak awal 2000-an. Kekaguman Prof. Jan atas peran para akademisi muda Indonesia termasuk Dr. Yoga dalam membawa semangat global itu kembali untuk memperkuat komunitas riset nasional. “Inilah makna sejati dari pendidikan dan riset yang berdampak. May the FORC3S always be with us — semoga kekuatan kolaborasi ini selalu menyertai kita,” pesannya penuh penghargaan.

Sementara itu, Dr. Yoga Pratama, S.TP., M.Sc., Ph.D., inisiator FORC3S sekaligus koordinator program FIND4S, menjelaskan bahwa proyek ini melibatkan sebelas universitas di Indonesia dan Eropa, termasuk Universitas Semarang (USM), Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS), Universitas Tidar (UNTIDAR), Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (UNTAG), dan Universitas Karangturi (UNKARTUR), serta KU Leuven (Belgia), University College Dublin (Irlandia), Anhalt University of Applied Sciences (Jerman), dan Catholic University of Portugal. “Indonesia memiliki posisi strategis dalam sistem pangan global, dan FORC3S akan menjadi ruang kolaborasi multidisiplin yang menggabungkan keahlian di bidang produksi pangan berkelanjutan, ekonomi sirkular, ketahanan pangan, hingga gizi masyarakat,” jelas Dr. Yoga, dosen Teknologi Pangan S1 Departemen Pertanian.

Melalui lima expert panels yang telah dirancang, FORC3S diharapkan mampu melahirkan riset unggulan yang tidak hanya relevan secara akademik, tetapi juga memberikan solusi nyata terhadap tantangan global seperti food loss, food waste, dan ketimpangan distribusi pangan.

Inisiatif ini menjadi bukti nyata penerapan Diktisaintek Berdampak, yang mengintegrasikan riset, inovasi, dan pengabdian berbasis ilmu pengetahuan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui peluncuran FORC3S, UNDIP menegaskan perannya sebagai universitas riset berkelas dunia yang terus menghadirkan ilmu pengetahuan sebagai kekuatan untuk menghadirkan perubahan dengan semangat UNDIP Bermartabat dan Bermanfaat. (Komunikasi Publik/ UNDIP/ DHW & Chika)

Share this :