WEBINAR Undip SDGs Series 2020 Serie 2: 1st SDGs No Poverty

Tema: Strategi Ketahanan Ekonomi Masyarakat dalam Pandemi Covid-19

Kantor Pemeringkatan Universitas Diponegoro kembali menggelar Webinar SDG’s seri 2 dengan mengangkat tema “Strategi Ketahanan EKonomi dalam Masa Pandemi Covid-19” pada Kamis, 14 Mei 2020 melalui aplikasi Zoom dan Live Youtube. WEBINAR ini merupakan seminar ilmiah yang menghadirkan pembicara dengan kepakaran masing-masing guna membahas dan memberikan pemikiran dan solusi implementasi Sustainable Development Goals. Hadir sebagai Pembicara yakni Prof. Muliaman Darmansyah Hadad, SE., MPA, Ph.D. selaku Ketua MWA Undip dan juga Duta Besar RI untuk Swiss; Prof. Mohammad Nasir, Ph.D.,Akt. yang menjabat sebagai Komisaris Independent Bank Mandiri dan juga menjadi Staf Khusus Wakil Presiden RI; Prof. Dr. Suharnomo,SE., M.Si. yakni Dekan FEB Undip; Dr. Enny Sri Hartati dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF); dan Dr. Bayu Taufiq Possumah dari Universiti Malaysia Terengganu.

Acara dibuka oleh Rektor Undip Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH., M.Hum. dan moderator Dwi Cahyo Utomo, SE., MA.,P h.D. selaku Plt. Wakil Rektor III Bidang Komunikasi dan Bisnis Undip. Dalam sambutannya Rektor Universitas Diponegoro menyatakan bahwa sangat menantikan webinar ini karena secara khusus akan membahas poin penting upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk bertahan secara ekonomi ditengah Pandemi Covid 19. Pembahasan mengenai topik ini sangat dinantikan oleh para pelaku industri dan juga tentunya masyarakat secara luas. Hal ini juga berkaitan erat dengan implementasi tujuan atau SDGs yang pertama yakni No-Poverty bagaimana menuntaskan atau mengatasi kemiskinan dampak dari pandemi wabah Covid-19.

Pembicara Prof. Muliaman menyampaikan data terkini mengenai keadaan perekonomian global serta menggaris bawahi bahwa policy global harus diseimbangkan dengan tujuan tetap mengutamakan kesehatan masyarakat dan meminimalisasi dampak pandemi pada perekonomian masyarakat. Pendekatan kebijakan ekonomi yang dilakukan adalah memastikan sektor essensial seperti produksi dan distribusi pangan serta utilitas tetap berjalan; menyediakan sumber daya yang cukup bagi masyarakat yang terkena dampak; meminimalisasi distrupsi ekonomi dengan membuat kebijakan yang dapat menjadi jaring pengaman bagi relasi antara pekerja dan penyedia kerja serta produsen dan konsumen.

Prof. Nasir menyatakan bahwa dampak ekonomi pandemic Covid 19 ini sangat massif dan pemerintah telah membuat beberapa skenario untuk meminimalisasi dampak yang terjadi. Ada empat sektor yang menjadi pengawasan pemerintah saat ini yaitu kesehatan, sosial, ekonomi dan keuangan. Upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah menjaga konsumsi (percepatan distribusi bansos bagi masyarakat yang terdampak, pembebasan tarif listrik, kartu prakerja), mendorong investasi (insetif pajak, insetif kepabeanan dan cukai), pemberian kelonggaran persyaratan kredit. Sementara itu untuk penanganan dunia usaha pemerintah berkonsentrasi untuk memberikan berbagai bantuan pada UMKM, BUMN dan Korporasi.

Prof Suharnomo memberikan beberapa poin penting terkait keadaan ekonomi ditengah Pandemi ini seperti, isu kesehatan dan isu ekonomi yang tidak perlu untuk didikotomikan, kepastian blue print penanganan ekonomi dan komunikasi yang jelas dan tidak multi tafsir, isu keamanan yang tidak sepatutnya diabaikan dan perlu adanya pendekatan yang lebih komprehensif dari berbagai bidang untuk mengatasi dampak pandemi dimasyarakat.

Dr. Enny Sri Hartati menyatakan bahwa perekonomian Indonesia di dominasi oleh konsumsi rumah tangga dengan profil tenaga kerja di sektor informal cukup tinggi (55%). Hal ini menyebabkan dampak ekonomi akibat pandemi ini menjadi sangat luar biasa, terutama daya beli yang menurun secara drastis. Upaya pemerintah dalam mengatasi dampak ini seharusnya diprioritaskan untuk memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat yang terdampak (rentan miskin dan miskin). Selain itu, Dr Enny juga menyinggung mengenai peluang Indonesia untuk melakukan transformasi struktural kaitannya dengan upaya menjadi produsen material dengan nilai tambah, dan tidak hanya penyedia raw material di perekonomian global.

Sementara, Dr. Bayu Taufiq Possumah memberikan gambaran mengenai Langkah-langkah strategis yang diambil Pemerintah Malaysia seperti diantaranya berfokus untuk menurunkan jumlah angka positif Covid 19 dengan kebijakan yang terintegrasi dengan leading sector Kementerian Kesehatan. Kebijakan ekonomi yang diambil adalah stimulus ekonomi yang cukup besar 250 Milyar Ringgit dengan alokasi 55% bantuan untuk pendapatan rumah tangga; 44% UMKM; 1% untuk lainnya.

Diskusi pada webinar ini sangat interaktif dan banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh peserta yang mengikuti lewat zoom maupun Youtube live. Jumlah peserta yang mengikuti Webinar ini sekitar 1007 orang yang berasal dari 100 instansi pemerintah/BUMN, 34 instansi swasta, 5 lembaga LSM dan 364 Perguruan Tinggi yang tersebar di 29 Provinsi di Indonesia dan beberapa negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Timor Leste, Jepang, Gambia, Switzerland, dan USA.

Share this :

Category

Arsip

Related News