Pengaruh Pandemi COVID-19 dan Era New Normal pada Agenda Program Perubahan Iklim Nasional

WEBINAR Undip SDGs Series 2020 Serie_4: 13 SDGs_Climate Action

 Tema: Pengaruh Pandemi COVID-19 dan Era New Normal pada Agenda Program Perubahan Iklim Nasional

Menyambut kebijakan “The New Normal” ditengah pandemi COVID-19, Kantor Pemeringkatan Universitas Diponegoro kembali menggelar Webinar SDG’s seri 4 dengan mengangkat tema “Pengaruh Pandemi COVID-19 dan Era New Normal pada Agenda Program Perubahan Iklim Nasional” pada Kamis, 11 Juni 2020 melalui aplikasi Zoom dan Live Youtube. WEBINAR ini merupakan seminar ilmiah yang menghadirkan pembicara dengan kepakaran masing-masing guna membahas dan memberikan pemikiran dan solusi implementasi Sustainable Development Goals. Hadir sebagai pembicara yakni Bapak Suharso Monoarfa Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas; Dr. Ir. H. Irianto Lambrie, MM, Gubernur Kalimantan Utara; Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc., Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK; Prof. Dr. Denny Nugroho S., ST., M.Si., PUI-PT Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir Undip; dan R. Dwi Susanto, PhD. Dari University of Maryland, USA.

Di dalam pengantar, Ahmad Ni’matullah Al-Baarri, S.Pt., M.P., Ph.D. dari Kantor Pemeringkatan Universitas Diponegoro menyampaikan bahwa Webinar seri 4 ini merupakan kelanjutan dari serangkaian webinar yang dilakukan Universitas Diponegoro dalam rangka terus berperan aktif untuk melaksanakan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yang merupakan sebuah agenda pembangunan global yang terdiri dari 17 Tujuan (Goals).

Acara dibuka oleh Rektor Undip Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH.,M.Hum. dan moderator Prof. Dr. Hadiyanto, ST, MSc. Selaku Wakil Dekan I Sekolah Pasca Sarjana Undip. Dalam sambutannya Rektor Universitas Diponegoro menyampaikan bahwa dampak pandemi Covid 19 ini ke berbagai bidang, termasuk perubahan iklim. Selain itu pembahasan topik SDGs perubahan iklim dikaitkan dengan The New Normal yang akan dihadapi bersama menjadi penting untuk didiskusikan terutama bagaimana kita hidup dan berkehidupan di bumi ini.

Pembicara pertama Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. menyampaikan materi terkait kebijakan nasional pengendalian perubahan iklim di era new normal termasuk adanya target aksi mitigasi dibeberapa sektor seperti kehutanan dan energi serta aksi adaptasi. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa pembelajaran dari penanganan pandemic Covid 19 memberikan gambaran tentang berbagai pertimbangan yang diperlukan dalam menyusun recovery plans’ menuju “greener and more climate resilient societies and economies” seperti peningkatan kualitas hidup , kemandirian ekonomi , peduli lingkungan , kesetaraan dan keadilan gender, dan sebagainya. Sementara itu Prof. Dr. Denny Nugroho S., ST., M.Si. dari Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir Undip menyampaikan peran perguruan tinggi dalam penanganan perubahan iklim di Indonesia terkait dengan strategi mitigasi dan adaptasi bencana pesisir akibat perubahan iklim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Beliau menyatakan bahwa peran perguruan tinggi sangat penting dan dapat membantu memberikan solusi yang efektif bagi masyarakat yang terkena dampak kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim. Selain itu pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan merupakan salah satu pilihan terbaik yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Pembahasan terkait dengan dampak Covid 19 terhadap udara dan laut disampaikan oleh R. Dwi Susanto, PhD. Beliau menampilkan gambaran citra satelit perbandingan sebelum dan saat masa pandemi Covid 19. Beliau menyatakan bahwa pencemaran minyak dan aerosol dilaut berkurang namun sampah plastik kemungkinan bertambah. Menjaga laut dan pemanfaatan laut sebagai sumber energi terbarukan menjadi salah satu solusi konkrit untuk penanganan perubahan iklim.

Materi Dr. H. Irianto Lambrie selaku Gubernur Kalimantan Utara yang dipresentasikan oleh Risdianto,S.Pi, M.Si Kepala Bappeda Dan Litbang Kalimantan Utara menyampaikan pelaksanaan kegiatan terkait penurunan emisi GRK yang terintegrasi ke dalam Rencana Pembangunan Daerah dengan berbagai kegiatan yang meliputi 4 empat bidang yaitu Pertanian, Penggunaan Lahan Kehutanan dan Lahan Gambut, Energi dan Transportasi, Pengelolaan Limbah. Melalui Rencana Aksi ini juga para perencana sektoral dapat memperoleh informasi yang akurat tentang Sumber dan Potensi Penurunan Emisi GRK Provinsi Kalimantan Utara dalam memberikan kontribusi terhadap target penurunan emisi GRK Nasional sebesar 29%. Materi terakhir dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Bapak Suharso Monoarfa yang dipresentasikan oleh Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, MSc. Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas menyoroti agenda penanganan perubahan iklim nasional sebelum, setelah Pandemi Covid 19, serta Era New Normal. Beliau menyampaikan ekskalasi dampak Covid 19 serta relevansi SDGs pada pilar pembangunan lingkungan dan strategi pemulihan yaitu perencanaan pembangunan berorientasi build-back better. Terkait dengan mitigasi perubahan iklim rehabilitasi mangrove, pembangunan infrastruktur energi baru dan terbarukan serta rehabilitasi hutan dan lahan kritis dapat dilakukan.

Diskusi pada webinar ini sangat interaktif dan banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh peserta yang mengikuti lewat zoom maupun Youtube live. Menurut laporan yang disampaikan oleh  Ahmad Ni’matullah Al-Baarri, S.Pt., M.P., Ph.D., dari Kantor Pemeringkatan Universitas Diponegoro, bahwa jumlah peserta yang mengikuti Webinar ini sekitar 4.257 orang yang berasal dari 1.551 instansi pemerintah/BUMN, 248 instansi swasta, 36 lembaga LSM dan 2.308 Perguruan Tinggi dan 114 dari Sekolah (SMA,SMP, Sederajat) yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia dan beberapa negara seperti Gambia, Australia, Japan, Malaysia, Libya, Sudan, Taiwan, Timor-Leste, USA dan Belanda.

 

Share this :

Category

Arsip

Related News