Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., meresmikan nama KHDTK Wanadipa dan Joglo Bale Wanadipa Undip yang bertempat di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Penggaron, Ungaran, Kabupaten Semarang. Peresmian nama KHDTK dan Joglo Bale Wanadipa Undip di area hutan seluas 99,65 HA ini dilaksanakan pada Selasa, 25 Januari 2022. KHDTK Wanadipa Undip yang berada di kawasan Perhutani KPH Semarang ini merupakan laboratorium/kampus lapangan yang dapat digunakan oleh civitas akademika Undip beserta masyarakat setempat. Bangunan joglo yang diresmikan ini terbuat dari kayu jati berusia 100 tahun lebih yang didatangkan dari Juwangi, Boyolali, Jawa Tengah. Luas bangunan joglo 9×10 meter persegi juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan para petani di daerah tersebut.
Hadir dalam acara ini yaitu Bupati Kabupaten Semarang, H. Ngesti Nugraha S.H., M.H.; Rektor Undip, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum.; Ketua Senat Akademik, Prof. Ir. Edy Rianto, M.Sc., Ph.D., IPU; Wakil Ketua Majelis Wali Amanat, Prof. Dr. Yusriyadi, S.H., M.S., para Wakil Rektor Undip; Kepala Kantor KHDTK, Prof. Dr. Sri Puryono KS, M.P.; para Dekan Fakultas dan Sekolah di Undip; para Kepala Biro di Undip serta tamu undangan.
Kepala Kantor KHDTK, Prof. Dr. Sri Puryono KS, M.P. menyampaikan bahwa pengelolaan KHDTK ini sangat membantu untuk melestarikan ekosistem terutama di Kabupaten Semarang. “Hutan ini adalah tropical rainforest, di bulan Mei dan Juni hutan ini menjadi rest area bagi spesies burung dari Australia. Sebisa mungkin dijaga lingkungannya dan disediakan pakan burung sehingga suatu saat bisa menjadi habitatnya,” tutur Prof. Puryono.
Bupati Kabupaten Semarang, H. Ngesti Nugraha S.H., M.H. mengucapkan rasa terima kasihnya atas kerjasama Undip dan Pemkab Semarang dalam pengelolaan KHDTK Wanadipa. “Selamat dan semoga KHDTK di Ungaran ini dapat menjadi sarana edukasi dan media penelitian yang dapat mensejahterakan masyarakat sekitar. Semoga dapat membawa nama baik Kabupaten Semarang,” ungkap Bupati Semarang dalam sambutannya.
Dalam pidatonya, Rektor Undip, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum. mengajak segenap civitas akademika Undip untuk memanfaatkan hutan dengan sebaik mungkin untuk kebaikan bersama. “Let’s do the best for this country, menjaga hutan adalah salah satu upaya kita. Hutan ini amanah untuk kita, semoga bisa mensejahterakan masyarakat dan pemerintah setempat,” kata Prof. Yos.
Melalui Sekolah Pasca Sarjana Undip, penataan tata batas, inventarisasi dan pembuatan zonasi dilaksanakan oleh Undip berdasarkan keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melalui Kepmen SK.339/MENLHK/SETJEN/PLA.2/8/2020. Selain digunakan untuk kegiatan akademik, KHDTK Wanadipa Undip juga dikembangkan menjadi eduwisata dan bisnis.
Pengelolaan KHDTK Wanadipa Undip melibatkan masyarakat setempat dengan mengedepankan aspek kualitas penelitian, pemanfaatan hutan serta pengabdian masyarakat. Kegiatan pengembangan KHDTK dijalankan sesuai rencana sistematis yakni penguatan kelembagaan KHDTK pada tahun 2020-2024, penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengembangan menuju layanan eduwisata yang berbasis ekosistem hutan pada tahun 2025-2029, peningkatan kualitas sumber daya alam dan manusia pada tahun 2030-2034, serta implementasi hasil penelitian unggul dan inovatif pada tahun 2035-2049.
Kegiatan terbaru KHDTK Wanadipa Undip bersama dengan program Kedaireka yaitu Integrated Farming System (IFS), yang fokus pada pengelolaan sumberdaya hutan menjadi komoditas mulai dari pembudidayaan, pengolahan bahan dan limbah hingga menjadi produk. Sarana prasarana lain yang akan dibangun di kawasan ini antara lain kantor, jalan, dan kandang hewan, sehingga keberadaan Joglo Bale Wanadipa Undip penting dalam membantu jalannya kegiatan.
Inovasi dari beragam segi keilmuan yang dikembangkan di KHDTK Wanadipa Undip mencakup budidaya microalgae ramah lingkungan dalam bidang pertanian, budidaya sapi dan domba dengan komoditas utama produksi biogas, kompos padat cair, dan susu di bidang peternakan, dan juga pengembangan bioenergi. Program ini akan dikelola bersama para mitra Undip, salah satunya adalah kelompok masyarakat setempat yang mayoritas adalah petani melalui kelompok tani Pesanggem. (Titis – Public Relations)