Tri Hambudi Utomo (Juara I Mawapres FPP UNDIP): Kita Harus Maksimalkan Kesempatan yang Ada karena Kesempatan Tidak Datang Dua Kali

“Topik yang saya presentasikan dalam proses seleksi mahasiswa berprestasi tingkat fakultas adalah topik tentang kemitraan pertanian. Saya tertarik mengangkat topik tersebut mengingat urgensinya yang begitu besar, khususnya dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Pembangunan pertanian perlu memperoleh banyak perhatian sebab peranannya sebagai penyedia pangan di Indonesia begitu penting. Saya berharap kajian kemitraan pertanian yang saya bawa dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani” ungkap Tri Hambudi Utomo Juara I Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

Ia menuturkan tahapan awal proses seleksi adalah menyiapkan berkas administrasi yang dibutuhkan, termasuk proses pengumpulan sertifikat kegiatan dalam capaian unggulan. Selanjutnya, penyusunan gagasan kreatif yang saya awali dengan brainstorming terkait isu apa yang mendesak memerlukan solusi atas permasalahannya.

“Setelah mantap dengan topik isu yang saya ambil, saya mulai melakukan kajian literatur untuk menyusun solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Selain itu juga menyiapkan kemampuan berbahasa Inggris. Saya suka mendengarkan lagu atau video yang berbahasa Inggris untuk meningkatkan kosakata dan kemampuan mendengarkan atau listening. Selanjutnya, saya coba simpulkan dengan bahasa saya sendiri untuk meningkatkan kemampuan berbicara atau speaking. Setelah semua persiapan selesai, saya tinggal submit dan meminta doa serta restu dari orang-orang terdekat agar diberi kelancaran” lanjut mahasiswa  S-1 Jurusan Agribisnis ini.

Tri Hambudi juga aktif di organisasi BEM FPP sebagai koordinator biro dan menjadi pengurus harian di Beswan Regional Semarang sebagai Media Communication (Medcom). Selain itu aktif di beberapa kegiatan seperti kepelatihan dan kompetisi yang diadakan oleh berbagai penyelenggara.

“Selama kuliah, kesulitan yang saya hadapi yaitu terkadang ada kegiatan yang berlangsung secara bersamaan sehingga saya bimbang harus mengikuti yang mana. Dalam menghadapinya saya menerapkan prinsip manajemen prioritas yakni mencoba memilah kegiatan yang mendesak, penting, atau tidak keduanya. Dari hal tersebut saya dapat memutuskan mana kegiatan yang harus dihadiri, yang dapat diwakilkan, atau dapat ditinggalkan saja” terangnya.

“Organisasi dan pendidikan seperti rangkaian puzzle dari kehidupan seorang generasi muda. Setiap kepingan puzzle-nya akan membangun kualitas dari seseorang untuk karier kedepan. Dari perumpamaan tersebut, saya berpandangan bahwa organisasi dan pendidikan sangat penting dan saling melengkapi. Organisasi memberikan pengalaman luar biasa terkait softskill, bagaimana kita bisa bekerja sama secara tim, berkomunikasi, menjalin relasi, menyelesaikan masalah atau konflik, dan banyak hal. Sementara pendidikan memberi bekal hardskill yang menunjang diri kita sesuai dengan bidang keilmuan yang dipilih. Antara organisasi dan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, masing-masing diantaranya dapat mengasah kemampuan seseorang sehingga harus ada keseimbangan antar keduanya. Melalui keseimbangan ini, rangkaian puzzle menjadi lengkap yang mengumpamakan generasi muda yang berdaya saing ketika nanti terjun di dunia profesional. Kita harus maksimalkan setiap kesempatan yang ada dan peroleh ilmu sebanyak-banyaknya karena kesempatan bisa saja tidak datang dua kali” pungkas Tri Hambudi. (Lin-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News