dr. Yuli Trisetiyono, Sp.OG(K) : Ciptakan Keluarga Sejahtera dengan Keluarga Berencana

Keluarga yang bertanggung jawab terhadap kehidupan, masa depan, pendidikan, dan kesehatan generasi penerusnya merupakan pilar utama untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera. Jumlah anggota keluarga yang lebih kecil memungkinkan orang tua untuk berinvestasi lebih pada setiap anak. Selain itu, tumbuh kembang bayi dan anak akan lebih terjamin karena mereka mendapat perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya.

Dalam rangka hari populasi sedunia, PKRS RSND mengangkat tema “Ciptakan Keluarga Sejahtera Dengan Keluarga Berencana” dalam acara Talkshow healthy life yang dilangsungkan pada hari Kamis, tanggal 14 Juli 2022 dengan narasumber dr. Yuli Trisetiyono, Sp.OG(K).

Dalam talkshow healthy life kali ini, dijelaskan bahwa keluarga berencana bukan hanya tentang alat kontrasepsi, tetapi juga tentang merancang jumlah anak dalam keluarga sehingga mampu menjadikan keluarga itu lebih sejahtera. Organisasi Kesehatan Dunia atau yang kita kenal dengan WHO menyarankan apabila pasangan ingin memiliki anak lebih dari satu, maka jarak kehamilan minimal dua tahun dan maksimal lima tahun.

“Adapun metode paling familiar dalam program keluarga berencana yaitu kontrasepsi. Program KB di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1970. Perkembangan program KB di Indonesia ini telah mulai berkembang, masyarakat mulai sadar tentang perencanaan keluarga. Sebagian besar masyarakat mulai membatasi diri untuk memiliki keturunan banyak. Namun, sebagian masyarakat masih takut untuk melakukannya. Sebetulnya, tujuan utama dari KB ini adalah mengurangi angka kematian ibu dan bayi, sebab indikator ini menjadi salah satu kemajuan bangsa.” dr. Yuli menerangkan.

Terkait metode kontrasepsi, dr.Yuli mengatakan terdapat beberapa macam. “Metode kontrasepsi alamiah, seperti pantang berkala. Metode mekanik seperti pemakaian kondom. Metode mekanik tinggi seperti implan, IUD/AKDR. Terkait temponya, metode kontrasepsi ini memiliki jangka waktunya masing-masing, ada metode jangka pendek dan jangka panjang.” jelasnya.

dr. Yuli juga menjelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan metode kontrasepsi. Untuk metode alami keuntungannya adalah tanpa alat apapun sehingga masyarakat lebih nyaman. Namun kekurangannya, metode ini memiliki resiko kegagalan yang tinggi. Untuk metode Pil KB memiliki kelebihannya adalah memiliki efektivitas tinggi dan membuat haid teratur tetapi pasien harus rutin meminumnya karena apabila terlewat akan gagal. Untuk metode IUD, keunggulannya terletak pada rasa lebih aman karena non-hormonal atau tidak melibatkan penggunaan hormon namun berpotensi infeksi karena menggunakan alat yang dimasukkan kedalam tubuh.

“KB berguna mewujudkan keluarga sejahtera. Jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit membuat orang tua bisa lebih memperhatikan anaknya. Terlalu banyak anak dan atau terlalu dekat jarak kelahiran anak akan menjadi risiko tersendiri bagi kehamilan karena semakin banyak hamil akan menyebabkan rahim tipis sehingga mudah terjadi pendarahan. Pada masa pandemi seperti saat ini, keluarga yang memiliki banyak anggota berpotensi memiliki ancaman lebih. Terlebih jika terkena Covid-19 dalam keadaan hamil, hal ini dapat meningkatkan risiko keparahan serta berbahaya bagi janin yang dikandungnya.” tegas dr. Yuli.

Pada akhirnya, dr. Yuli berpesan agar kita bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat terkait KB. Setiap tahun, ada 4 juta bayi lahir di Indonesia yang mana seharusnya kita bisa bersama mengendalikan angka kelahiran. “Karena masa pandemi Covid-19 ini belum berakhir, ibu hamil harus lebih berhati-hati. Dengan adanya kondisi pandemi ini, masih banyak keluarga yang terdampak dari sisi ekonomi dan sosial, sehingga KB ini dapat bermanfaat untuk menstabilkan sisi ekonomi keluarga.” pesannya.

Share this :

Category

Arsip

Related News