Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) kembali mengukir prestasi yang membanggakan. Ialah Nazilatul Hidayah, mahasiswa D4 Teknik Infrastruktur Sipil dan Perancangan Arsitektur ini berhasil meraih juara ketiga pada ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) 2022 kategori Diploma.
Pada puncak acara penganugerahan yang diselenggarakan pada Sabtu (01/10) di Universitas Indonesia ini, Nazilatul berhasil keluar sebagai juara ketiga dengan penelitian ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Styrofoam dan Abu Sekam Padi sebagai Core Sandwich Panel Dinding Prefabricated Building Bangunan Sederhana untuk Pemberdayaan Masyarakat Pengelola Sampah dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”.
“Untuk Diploma lebih ke produk inovatif dan karena latar belakang saya dari teknik sipil jadi tertarik membuat Sandwich Panel dengan isian dalamnya itu terbuat dari limbah Styrofoam dan abu sekam padi. Nantinya bisa dimanfaatkan untuk dinding bangunan sederhana atau Prefabricated Building.” jelasnya.
Dara yang biasa disapa Nazil ini menuturkan Sandwich Panel yang ia buat berbeda dengan Sandwich Panel yang sudah beredar. “Untuk Sandwich Panel yang sudah beredar isiannya dari full styrofoam tapi kekuatannya itu lebih buruk dibandingkan dengan sandwich panel yang isiannya dari beton ringan, namun harganya lebih terjangkau. Dan untuk sandwich panel yang isiannya dari beton ringan kekuatannya lebih baik tapi harganya lebih mahal. Untuk sandwich panel hasil produk inovatif saya ini berkualitas lebih bagus dengan harga lebih terjangkau.” ucap Nazil.
Menurut Nazil, styrofoam digunakan untuk meredam kebisingan dan menjaga suhu ruangan agar tetap stabil, sedangkan abu sekam padi dipilih sebagai pengganti semen.
Berbagai kendala Nazil temui dalam pembuatan produk inovatif ini, namun tak menyurutkan semangat Nazil. “Untuk kendala yang saya hadapi lebih ke tahap pengujiannya. Jadi karena kita tidak hanya sebatas gagasan saja, kita perlu mengecek hasil dari produknya, misal kekuatannya berapa, pengujiannya bagaimana, dan komposisi yang tepat itu berapa. Jadi itu lebih membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menentukan komposisi yang tepat.” jelas Nazil.
“Tapi bila komposisinya sudah diketahui, proses pembuatan dan pengujian produk ini memerlukan waktu kurang lebih selama dua minggu.” sambungnya.
Selain itu, Nazil juga turut aktif dalam berbagai organisasi yang bergerak di bidang riset dan sosial. “Saya ikut aktif dalam remaja masjid, aktif di Biro Riset dari Jurusan, kemudian turut aktif dalam komunitas peduli pendidikan Pelangi Ceria, serta komunitas penalaran Lingkar Cendekia.” terang Nazil.
Lebih lanjut ia mengajak untuk mahasiswa lainnya agar tidak takut dan ragu untuk memulai sesuatu. “Percaya saja apabila kita berani mencoba kita mempunyai peluang 50% berhasil dan 50% gagal, tapi kalau kita tidak berani mencoba atau memulai kita akan mempunyai peluang 100% untuk gagal.” pungkasnya.