Boyolali-Jawa Tengah (28/01). Jagung merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia, tak terkecuali di Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Pada umumnya, jagung hanya dimanfaatkan bagian bijinya saja oleh masyarakat sehingga menyisakan limbah berupa bonggol. Bonggol tersebut cenderung hanya dibuang begitu saja. Tentunya hal ini menyebabkan penumpukan sampah organik di lingkungan sekitar Desa Kemusu.
Berdasarkan survei terhadap limbah bonggol jagung yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro tahun 2022/2023 di lingkungan sekitar Desa Kemusu, didapatkan banyak sekali bonggol jagung yang menumpuk dan dibiarkan atau dibakar begitu saja.
Berdasarkan hal tersebut, Mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro 2022/2023 berupaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara mengolah limbah bonggol jagung menjadi briket sebagai sumber tenaga alternatif ramah lingkungan yang memiliki nilai ekonomis.
Briket merupakan sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa. Briket biasanya digunakan pada industri skala besar, home industri, rumah makan, hingga dalam sektor rumah tangga dan lainnya. Briket berfungsi sebagai bahan bakar padat yang merupakan bahan bakar alternatif yang dapat digunakan pada industri, home industri, rumah makan, rumah tangga dan lainnya. Jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak, Briket memiliki banyak kelebihan seperti penggunaannya lebih hemat, dan ekonomis, aman dan ramah lingkungan.
Program ini dimulai dari mencari limbah bonggol jagung yang tidak terpakai disekitar desa serta membeli pralon untuk cetakan briket. Sebelum melakukan demonstari pembuatan briket kepada warga dusun ngrombo, kami melakukan uji coba terlebih dahulu di posko untuk mengurangi resiko gagalnya pembuatan briket saat demonstrasi.
Pembuatan briket dimulai dengan menjemur bonggol jagung hingga kering selama kurang lebih 2 hari. Setelah bonggol jagung tersebut kering lalu di dimasukkan kedalam tong besi untuk di bakar. Bonggol tersebut dibakar menggunakan minyak tanah hingga berwarna hitam namun tidak sampai menjadi abu. Setelah selesai dibakar bonggol tersebut didiamkan terlebih dulu hingga tidak panas, lalu ditumbuk menggunakan ulekan hingga halus. Setelah halus dilakukan penyaringan agar ukuran partikelnya sama dan mudah untuk dicetak. Selama menyaring remukan bonggol jagung, sebagian dari tim memasak tepung kanji yang dicampur dengan air hingga mengental, selanjutnya mencampur bonggol jagung yang sudah halus dengan adonan tepung kanji dengan perbandingan 2:1 lalu mencetak adonan tersebut dengan pralon yang sudah di potong potong sepanjang 5 cm. Setelah dicetak, briket dijemur selama 3 hari untuk menghilangkan kadar air yang masih terkandung dalam briket. Setelah briket kering, dicoba dengan membakar salah satu sample dengan hasil yang diharapkan.
Lima hari sebelum pelaksanaan program kerja, kami berdiskusi dengan Sekretaris dan Kepala Dusun di desa Kemusu untuk merencanakan lokasi dan jam saat pelaksanaan program kerja, disamping itu, kami juga meminta bantuan kepada para Kepala Dusun untuk menyampaikan informasi kegiatan program kerja kepada warga di dusunnya. Selain itu, kami melakukan silaturahmi kepada ketua kelompok tani agar menggerakkan anggotanya untuk hadir pada pelaksanaan program. Yang terakhir, kami bersilaturahmi kepada Ketua DKM Masjid Baitul Izza untuk meminta izin tempat di halaman masjid dalam pelaksanaan program kerja.
Pelaksanaan pembuatan briket dari bonggol jagung dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Januari 2023 pukul 10.00 – 12.00 WIB di halaman Masjid Baitul Izza. Tim KKN beranggotakan Muhammad Rizkivano Akbar, Vicky Gunawan Dianita Ekaputri, Muhammad Bagas Yunianto, Muhammad Raihan Nur Zaky, Silvia Enka Nirmalasari, Rizky Kurniawan Riyadi Putra, Achmad Maulana Arsyad Inamullah, Afwa Yasyfa Azzahra, Nabiila Aulia Az’zahra , Putra Bagus Septiadi. Kegiatan ini dihadiri oleh partisipan sebanyak 20 orang warga Kemusu yang mayoritas merupakan buruh tani. Saat demonstrasi kami menjelaskan tentang briket beserta manfaatnya, kemudian dilanjutkan dengan mempraktikan cara membuat briket sesuai yang telah tim kami coba sebelumnya. Kami juga menunjukan briket yang berhasil terbakar seperti arang kepada warga. Menurut salah satu warga yang datang, kegiatan ini sangat berguna dan menambah wawasan mereka dalam memanfaatkan limbah jagung sekitar dan mengubahnya menjadi nilai ekonomis untuk usaha sampingan. (Tim KKN ed. As-Humas)