Dalam rapat pleno presentasi makalah Ilmiah yang diselenggarakan oleh Dewan Profesor Universitas Diponegoro, tiga calon guru besar Universitas Diponegoro, mempresentasikan makalah ilmiah pada Senin (27/2). Ketiga calon guru besar tersebut adalah Dr. rer.nat. Ir. Thomas T. Putranto, S.T., M.Eng., IPU, ASEAN Eng. (Departemen Geologi Fakultas Teknik), Dr.Eng. Ir. Hartono Yudo, ST. MT. (Departemen Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Fakultas Teknik) dan Dr.-Ing. Ir. Silviana, ST.,MT., IPM., ASEAN Eng. (Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik).
Dalam makalahnya yang berjudul Hidrogeologi: Kondisi, Dampak dan Rekomendasi Pengelolaan Air Tanah di Kota Semarang, Dr. Thomas menyampaikan bahwa kualitas air tanah akuifer tertekan memiliki nilai pH dari netral sampai basa dan sangat baik hingga asin berdasarkan nilai Daya Hantar Listrik. Kota Semarang merupakan salah satu Ibu Kota Provinsi di Indonesia dengan perkembangan industri, pendidikan dan perdagangan yang cukup pesat, sehingga arus urbanisasi juga meningkat. Permintaan akan air bersih juga ikut meningkat, sehingga eksploitasi air tanah di Kota Semarang juga meningkat. Permasalahan mengenai air tanah muncul seiring berjalannya waktu. Adanya konflik pengguna sumber air/kompetisi penggunaan air sebagai akibat perkembangan jumlah penduduk dan industri yang terus meningkat sedangkan ketersediaan air relatif tetap.
“Proses utama yang mengendalikan kimia air tanah berasal dari interaksi batuan dan air tanah serta intrusi air laut. Pengelolaan air tanah perlu diarahkan pada keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan air tanah yang terintegrasi dalam kebijakan dan pola pengelolaan sumber daya air berwawasan lingkungan,” jelasnya.
“Eksploitasi air tanah yang tinggi di Kota Semarang akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Dampak buruk yang telah muncul antara lain yaitu adanya penurunan muka tanah di bagian pesisir Kota Semarang. Penurunan muka tanah/landsubsidence mengakibatkan peristiwa rob (naiknya air laut ke daratan). Bencara rob terjadi setiap bulan dan memberikan kerugian bagi berbagai pihak. Selain itu munculnya intrusi air laut juga menurunkan kualitas air tanah yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih,” lanjut Thomas.
Sementara Dr. Hartono Yudo membahas mengenai Struktur Berongga (Hollow) dalam Pengaplikasian di Bidang Maritim. Menurutnya material pengganti kayu untuk kapal ikan tradisonal, dalam hal ini menggunakan pipa PVC yang disusun berfungsi sebagai lambung dan menahan beban dari kapal tersebut yang menggantikan lambung kapal kayu. Besar kekuatan memanjang tergantung dari jumlah pipa PVC yang di disusun sebagai lambung kapal.
“Pipa holow besi sebagai bahan material hybrid untuk memperkuat kekuatan memanjang kapal fiberglass. Dimana pipa holow dimanfaatkan sebagai penegar pada konstruksi lunas kapal fiber. Baik kondisi sagging maupun hogging menunjukkan bahwa struktur hybrid lebih kuat dari konvensional. Simulasi menunjukkan bahwa struktur konvensional perlu dikembangkan menjadi struktur hybrid untuk mengurangi tegangan pada konstruksi kapal. Kedepannya akan didapatkan aturan standar penggadingan pada kapal fiberglass hybrid dan kapal dapat dibangun dengan kekuatan yang sama dengan kapal konvensional tetapi berat nya akan lebih ringan dari kapal konvensional. Struktur berongga (hollow) banyak dipakai dalam bidang maritime, tentunya ini merupakan dukungan terhadap pemerintah yang merupakan negara poros maritime dunia, dengan melakukan rekayasa struktur untuk mendapatkan keunggulan kekuatan struktur dan menjamin keselamatan dalam operasinya,” terangnya.
Sedangkan materi ilmiah Dr. Silviana mengangkat judul Pembuatan Partikel Adsorben Selektif Berbahan Silika Termodifikasi bagi Peningkatan Kualitas Biodiesel, Biogas, dan Gas Alam Sintetis (Syngas). Ia menuturkan peran teknik kimia dalam merekayasa produk material baru adsorben selektif dapat melalui tahapan pembentukan partikel, asesmen produk melalui kajian karakterisasi, dan kinetika serta penerapan berupa inovasi diagram alir proses bagian unit pemurnian. Keberhasilan produksi adsorben selektif perlu didukung sustainability ketersediaan bahan baku dan harga bersaing. Bahan baku adsorben selektif tersebut adalah silika dari limbah padat geothermal dengan kapasitas produksi limbah padat 5%-b dari 10 ton/hari.
“Makalah ini bertujuan memberikan uraian pembahasan meliputi proses pemurnian silika dari limbah geotermal, pembuatan adsorben selektif berbahan silika termodifikasi dalam pemurnian biodiesel, biogas, dan syngas. Pembahasan ini juga dilengkapi dengan jalannya penelitian terkait adsorben selektif berbahan silika termodifikasi. Tahap berikutnya uji kelayakan produk adsorben tersebut dalam suatu proses pemurnian berupa kolom adsorber yang merupakan bagian dari peluang munculnya inovasi proses diagram alir produk berkualitas,” pungkasnya. (Lin-Humas)