Dr. Ir. Badrus Zaman, S.T., M.T., IPM, ASEAN Eng. (FT) Angkat Makalah Pengolahan Biologis Sampah Domestik Terintegrasi sebagai Penghasil Energi Alternatif yang Berkelanjutan dalam Presentasi Ilmiah Calon Gubes UNDIP

Universitas Diponegoro menggelar presentasi makalah ilmiah calon guru besar Undip, Dr. Ir. Badrus Zaman, S.T., M.T., IPM, ASEAN Eng. (Teknik Lingkungan-Fakultas Teknik) yang diselenggarakan oleh Dewan Profesor Universitas Diponegoro, Selasa (6/6).

Dalam materinya, Dr. Badrus menyampaikan permasalahan sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang menjadi perhatian penting di Indonesia, pada tahun 2022 jumlah sampah yang dapat tertangani hanya sekitar 51% dimana dari sampah tersebut yang dapat terkelola masih sekitar 70% dan sisanya sebesar 30% tidak terkelola. Sampah yang terkelola tersebut masih juga masih menjadi permasalahan khususnya pada tempat pemrosesan akhir (TPA) seperti kondisi yang dikelola tanpa sistem sanitary landfill, kapasitas yang sudah penuh, penanganan gas yang tidak baik, pengolahan lindi yang tidak baik sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan lanjutan.

“Sistem pengolahan sampah yang baik diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dengan sistem pengolahan yang berkelanjutan akan menjadikan sampah menjadi bernilai ekonomi lanjutan yang sekaligus ramah lingkungan dan dapat menjadi solusi ke depannya. Metode biologis merupakan salah satu metode yang umum digunakan untuk pengolahan sampah dimana di TPA sistem dengan sanitary landfill akan dapat menghasilkan gas yang terutama berupa metan (CH4) dan karbondioksida CO2 yang dapat dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung,” terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan konsekuensi dari pengolahan sampah secara biologis akan menghasilkan limbah cair atau lindi yang perlu dilakukan pengolahan yang baik sehingga dapat dibuang ke lingkungan dengan aman, sistem pengolahan lindi dengan penambahan sistem Microbial Fuel Cell (MFC) akan dapat menghasilkan energi yang juga dapat dimanfaatkan. Sampah padat terutama sisa makanan, kayu, daun, plastic dan kertas juga dapat diolah dengan sistem biodrying yang dapat meningkatkan nilai kalornya yang setara dengan batubara energi rendah (Brown coal) sehingga produknya yang berupa Refuse Derived Fuel (RDF) atau Solid Refuse Fuel (SRF) dapat dimanfaatkan untuk sumber energi baik bagi industri semen, PLTU, boiler dan sebagainya. Ketiga sistem pengolahan tersebut dapat dilakukan secara terintegrasi sehingga menghasilkan energi alternatif yang terbarukan sekaligus dapat menjadi solusi permasalahan sampah di Indonesia pada umumnya dan di Kota Semarang pada khususnya.

“Untuk mengatasi permasalahan timbulan sampah yang tinggi diperlukan suatu pengelolaan dengan pendekatan pengolahan yang reliabel, efektif dan efisien, mudah dioperasikan dengan biaya yang relatif murah yaitu dengan sistem biologis yang berjalan secara alami maupun dengan penambahan sistem yang akan meningkatkan performa. Pengolahan sampah yang didasarkan pada konsep sirkular akan dapat menghasilkan produk yang ramah lingkungan, terbarukan dan bernilai ekonomi sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Sistem integrasi pengolahan biologis sampah dengan memanfaatkan produknya berupa gas, energi listrik dan RDF atau SRF yang bernilai kalor tinggi berpotensi menghasilkan energi alternatif yang menjanjikan dan menjadi solusi permasalahan sampah dengan dampak negatif yang minimal,” jelasnya. (LW-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News