Universitas Diponegoro mengukuhkan tiga guru besar pada hari kedua sesi siang, Rabu (6/9) di Gedung Prof. Soedarto, S.H., Kampus Undip Tembalang. Guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Eng. Eko Hidayanto, S.Si., M.Si., F.Med. (Fakultas Sains dan Matematika); Prof. Dr. Eng. Hartono Yudo, S.T., M.T. (Fakultas Teknik); dan Prof. Dr. T. Ir. Indro Sumantri, M.Eng. (Fakultas Teknik).
“Bolus memiliki sifat material yang serupa dengan jaringan tubuh dan ditempatkan pada permukaan kulit. Beberapa bahan pembuat bolus yang telah dikembangkan dan digunakan untuk radioterapi bagi pasien misalnya parafin, granules, elasto-gel pad, superflab, thermoplastic sheets, dental wax, polypropylene, dan rayon cloth. Namun, bahan-bahan tersebut masih cukup sulit didapat karena harus mengimpor dari negara lain, dan hal ini bisa mengakibatkan penanganan radioterapi untuk pasien menjadi tertunda. Sebagai alternatif bahan pembuat bolus ini, dapat digunakan bahan murah dan banyak tersedia yaitu karet alam (natural rubber) dan karet silikon (silicon rubber),” ungkapnya.
Sementara Prof. Hartono dalam materinya yang berjudul “Rekayasa Struktur untuk Memperkuat Kapal Fiberglass menggunakan Material Hibrid Hollow” menjelaskan kapal fiberglass menggunakan konstruksi berbentuk hollow pada lunasnya, yang terbuat dari lamina serat gelas. Rekayasa struktur dilakukan untuk mendapatkan keunggulan teknis dan ekonomis. Struktur haruslah kuat sehingga menjamin keselamatan dalam operasionalnya. Kekuatan kapal fiberglass konvensional tergantung dari ketebalan lapisan lamina serat gelass dan resin, dengan standar BKI ketebalan adalah sekitar 13 mm, membuat kapal berat dan memerlukan biaya produksi yang mahal. Bahan fiberglass bersifat getas.
“Rekayasa Struktur dengan pemanfaatan pipa hollow besi sebagai bahan material hibrid untuk memperkuat kekuatan memanjang kapal fiberglass terbukti mempunyai keunggulan. Pengembangan ilmu rekayasa struktur pada kapal fiberglass dengan material hibrid hollow merupakan salah satu dukungan terhadap pemerintah yang merupakan negara poros maritime dunia, dengan melakukan rekayasa struktur untuk mendapatkan keunggulan teknis, ekonomis dan menjamin keselamatan dalam operasinya,” kata Prof Hartono.
Sedangkan Prof. Indro Sumantri yang mempresentasikan karya ilmiahnya tentang “Teknologi Pengolahan Air Limbah untuk Pengembangan Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan” membahas proses pembangunan sumber daya alam berperan sangat penting dalam kehidupan dan seharusnya memanfaatkan sumber daya alam dapat dirasakan oleh generasi ke generasi. Yang seringkali dijumpai sumber daya alam yang berlebihan sehingga ekosistem atau lingkungan sekitar pembangunan mengalami kerusakan, baik kerusakan secara ringan yang dapat dilakukan perbaikan kembali ataupun kerusakan yang berat sehingga lingkungan sulit untuk dilakukan remediasi yang dapat membahayakan.
“Kecenderungan model pembangunan yang hanya mengutamakan aspek ekonomi, pemakaian sumber daya alam dan energi yang berlebihan akan mengakibatkan kejadian penurunan biodiversity, penurunan global, proses produksi inefisien, SDA menurun, perubahan iklim,” pungkasnya. (LW/Diyah-Humas)