Universitas Diponegoro kembali mengukuhkan tiga guru besar, Senin (5/12) di di Gedung Prof. Sudarto, S.H. Tembalang. Dalam pengukuhan sesi siang tersebut ketiga guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Yuliani Setyaningsih, S.K.M., M.Kes. (Fakultas Kesehatan Masyarakat), Prof. Dr. Diana Nur Afifah, S.T.P., M.Si. (Fakultas Kedokteran), dan Prof. dr. Martha Irene Kartasurya, M.Sc., Ph.D. (Fakultas Kesehatan Masyarakat).
Pada pidato ilmiahnya mengenai “Strategi Peningkatan Budaya Keselamatan Pekerja Sektor Informal Melalui Pengembangan Pos Upaya Kesehatan Kerja Terintegrasi”, Prof. Yuliani menuturkan ilmu kesehatan kerja merupakan ilmu yang mempelajari keserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar tenaga kerja dapat bekerja dengan produktif.
“Salah satu konsep pemecahan masalah sebagai upaya penerapan keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) di sektor informal adalah dengan meningkatkan kesadaran dan ketaatan pemenuhan terhadap norma K3, perbaikan lingkungan kerja sehingga tercipta pekerjaan yang kondusif dan meningkatkan partisipasi masyarakat pekerja untuk melaksanakan budaya keselamatan (safety culture). Budaya K3 yang baik hendaklah menjadi cerminan dari budaya di tempat kerja. Adanya kesadaran pelaksanaan budaya K3 akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja” terangnya.
Sementara karya ilmiah Prof. Diana mengangkat judul “Pemanfaatan Tempe Gembus dan Olahan Kedelai Lainnya sebagai Sumber Asupan Gizi untuk Peningkatan Kesehatan Secara Berkelanjutan”. Ia mengatakan bahwa pangan lokal terfermentasi seperti tempe gembus mengandung bakteri penghasil enzim fibrinolitik yang dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskuler. Selain itu zat gizi seperti protein, serat, dan isoflavonnya dapat membantu memperbaiki profil lipid wanita hiperlipidemia dan obesitas. Tempe gembus juga memiliki fungsi sebagai antioksidan dan antimikroba.
“Pemanfaatan bahan pangan lokal dari sumber pangan nabati sebagai sumber asupan gizi diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan secara berkelanjutan dengan tanpa membahayakan lingkungan di masa depan” tambahnya.
Selanjutnya Prof. Martha menyampaikan materi ilmiah yang berjudul “Pencegahan Dini Stunting Melalui Intervensi Spesifik di Indonesia”. Ia menyampaikan stunting merupakan masalah penting yang dihadapi bangsa Indonesia sehingga diperlukan upaya penanggulangan, bahkan pencegahannya agar program menjadi lebih efektif dan efisien. Pencegahan stunting harus dilakukan sesuai dengan faktor penyebabnya yang terdiri dari penyebab langsung, tidak langsung dan mendasar. Intervensi spesifik merupakan upaya penanggulangan dan pencegahan stunting di bidang kesehatan.
“Penentuan program intervensi spesifik dilakukan berdasarkan masalah penyebab stunting yang dialami setiap daerah, problem nutrien yang dialami setiap daerah, ketersediaan sumber daya setiap daerah serta kondisi sosial budaya di setiap daerah. Pelaksanaan program intervensi spesifik akan berhasil baik bila melibatkan semua elemen dalam masyarakat dan bersinergi dengan program intervensi sensitif” pungkasnya. (LW-Humas)