Dosen UNDIP dengan 6 Paten Granted Setahun Teliti Teh Untuk Obat Covid

Inovasi dan gagasan para sivitas akademika akan membawa Indonesia menjadi negara maju, bahkan bisa menjadi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Seperti yang dilakukan Dosen Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) Mohamad Endy Yulianto. Dia dan tim saat ini tengah mengembangkan nano theaflavin teh sebagai ramuan obat covid. Hasil karyanya selama setahun ini (2023), telah menghasilkan 6 paten granted, 36 hak cipta dan 5 publikasi di jurnal internasional bereputasi. Semua ini tak lepas dari dukungan Direktorat Inovasi Undip yang sangat luar biasa dalam memfasilitasi mulai pendaftaran hingga paten granted ungkap Endy.

Paten granted tahun 2023 meliputi invensi dengan no IDP000089506, IDS000006687, IDS000005812, IDS000006334, IDS000005465 dan no IDS000005673. Paten dengan no IDS000005673 saat ini sedang diujicobakan di industri Teh Hijau PPTK Gambung Bandung, sedangkan Paten no IDS000005465 dengan judul invensi “Proses Pengeringan Manisan Nanas Rumput Laut menggunakan Pengering Multi Rak dengan Adsorpsi Zeolit” telah dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya di daerah Pemalang. Komersialisasi invensi oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) 3 Sekawan di Pemalang produksi manisan nanas rumput laut dengan kapasitas 50 kg. Kerjasama dengan mitra industri terkait invensi sudah diinisiasi dan sebagai model percontohan KUB 3 Sekawan dengan Ibu Jariyah sebagai ketua yang berlokasi di Desa Beluk RT 08 RW 03 Kecamatan Belik Pemalang. Pengembangan produk terkait invensi, siap untuk komersialisasi secara masal di seluruh Industri manisan berbasis buah di seluruh Indonesia.

Bidang kajian dan inovasi yang dihasilkan oleh Endy yang juga sebagai ketua program studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Undip berupa pengembangan proses. Endy mengawali karya inovasinya ketika tahun 2012 dipercaya oleh DP2M-DIKTI sebagai Dosen Pembimbing PIMNAS XXV di Yogyakarta dan PIMNAS XXVI di Lombok (2013). Sejak saat itu semangat berkarya dan inovasi mulai tumbuh dan berkembang, bahkan beberapa penghargaan telah diraihnya, seperti Penyaji Poster Terbaik Program Pengabdian Masyarakat (2014), sebagai Inovator Inovasi Indonesia (2017) dari Kemenristekdikti dan sebagai pemilik paten granted terbanyak 1 di Undip (2021). Tak hanya berhenti disitu, Endy terus berkarya dan menghasilkan inovasi bermanfaat lainnya. “Saat ini saya dan tim sedang mengembangkan penelitian yang berfokus pada penanganan penyakit covid 19. Kajiannya diberi tema “Produksi Theasinensins, Hesperidin dan Piperin Terenkapsulasi dalam Membran Cair Emulsi Nano Liposom sebagai Inhibitor Potensial SARS-CoV-2 Mpro yang didanai oleh Kemendikbud-Ristek (2021 – 2023),” kata Endy.

Penelitian ini didorong atas keprihatinannya terhadap penyakit pernapasan akut, disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 yang telah menyebar ke seluruh dunia. Hasil kajian docking dan simulasi dinamika molekular yang dihasilkan oleh Tim Peneliti dengan anggota Prof. Dr. Ari Yuniastuti, SPt, M.Kes, Dr. Dadan Rohdiana, Dr. Siti Nur Jannah S.Si., Dr.Eng Vita Paramita, S.T., M.M., M.Eng., Hermawan Dwi Ariyanto, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Rizka Amalia, S.T., M.T. menunjukkan bahwa senyawa bioaktif theasinensins, oolonghomobisflavan-A, theaflavin-3-O-gallate, hesperidin dan piperin sangat prospektif dalam memblokir sisi aktif katalitik protease utama (Mpro) pada SAR-CoV-2. Senyawa tersebut ternyata banyak terdapat pada teh, jeruk dan cabe.

Kajian penelitian melalui pengembangan farmasitikal nanoenkapsulasi karena virus nya yang berukuran nano. Enkapsulasi molekul bioaktif nanodelivery ke dalam sistem untuk melindungi sementara, mengendalikan waktu dan laju pelepasan dalam target, diantaranya dengan liposom. Penerapan teknik enkapsulasi biopolimer liposom mampu melindungi senyawa bioaktif terhadap tahanan kimia dan fisik, meningkatkan bioviabilitas, produk dengan kestabilan tinggi, dan mengendalikan pelepasan senyawa inti material pada target tujuan. Liposom telah banyak diterapkan sebagai bahan enkapsulasi obat-obatan dan nutrisi gizi dikarenakan stabilitas dan keamanannya. Hasil penelitian ini juga telah menghasilkan 2 paten granted yaitu paten no IDP000089506, dengan invensi “Metode Pemisahan Theaflavin dari Daun Teh dengan menggunakan Membran Ultrafiltrasi”, dan paten no IDS000005812 degan invensi “Proses Ekstraksi Piperin dari Cabe Jawa melalui Air Subkritis”.

Namun demikian, kendala utama penggunaan nanoliposom terletak pada kecenderungan liposom berkumpul dan menyatu dengan liposom lainnya, atau zat yang terperangkap bocor, sehingga pengiriman obat tidak mencapai target. Setelah terpapar Covid 19 rentan terhadap faktor fisikokimia seperti perubahan kondisi, pH, dan suhu, menjadi tidak stabil. Oleh karenanya inovasi proses enkapsulasi dalam membran cair emulsi ganda nano liposom tubular sehingga ketika menggunakan obat ini bisa sampai ke target yang dituju,” imbuh Endy.

Tim saat ini telah bekerjasama dengan industri farmasi dan pemerintah untuk membuat obat herbal nano theaflavin teh menjadi obat berbentuk kapsul. Semoga dalam waktu dekat bisa komersialisasi produk di industri melalui riset komersial, sehingga hasil riset ini bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya orang-orang yang berjuang untuk sembuh dari penyakit,” tutup Endy.

Share this :

Category

Arsip

Related News