Mahasiswa KKN UNDIP Desa Kajangkoso Olah Mawar Menjadi Selai

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu program yang diadakan oleh perguruan tinggi di Indonesia untuk memberikan pengalaman pengabdian kepada masyarakat dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan. Mahasiswa diharapkan dapat menyalurkan ilmu dari masing-masing studi keilmuan yang kemudian direalisasikan dalam bentuk pengabdian serta pendampingan kepada masyarakat. Desa Kajangkoso merupakan salah satu desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Mahasiswa KKN Tim II Tahun 2023/2024 di Desa Kajangkoso, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang memiliki program multidisiplin yaitu program Rupabumi, tema ini dipilih karena  Kabupaten Magelang berupaya untuk terus memastikan ketersediaan informasi geospasial yang berkualitas, mudah diakses, dan dapat dibagikan di lingkungan Kabupaten Magelang salah satunya adalah Desa Kajangkoso sehingga diperlukan adanya pendataan mengenai segala fasilitas ataupun wisata yang ada. Desa Kajangkoso memiliki beberapa fasilitas yang belum terdokumentasikan seperti masjid/mushola, gereja, sekolah, dan lain-lain. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh tim adalah pendokumentasian segala informasi geospasial berupa fasilitas ataupun wisata yang ada di Desa Kajangkoso melalui aplikasi Sinar Toponim.

Kedua adalah  membangun usaha kecil pedesaan berbasis pemberdayaan komoditas cabai (Capsicum annum L.) menjadi cabai kering secara konvensional dan modern di Desa Kajangkoso. Alasan pemilihan program ini dikarenakan kelimpahan hasil panen yang belum diberdayakan secara maksimal. Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai cara pengembangan nilai guna dan nilai guna dari hasil tani unggulan Desa Kajangkoso. Ketiga yakni pemanfaatan sisa hasil panen bunga mawar menjadi selai mawar, produk usaha khas kajangkoso.

Banyaknya sisa rontokan hasil panen harian bunga mawar yang terbuang sia-sia, mejadi latar belakang pembuatan produk selai mawar oleh Nadja Nadia Bassalem selaku pemilik program monodisiplin (Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian), Joyvita Lanueva Haloho (Teknik Industri, Fakultas Teknik), dan Akmal Alfarisi Widodo (Ilmu Hukum, Fakultas Hukum).

“Kajangkoso banyak memiliki lahan mawar, harganya juga naik turun, saat turun bisa sangat murah sekali. Harga mawar menjadi tinggi misalnya saat lebaran. Selai mawar cukup mudah dibuat, bahan dasarnya dari gula dan kelopak mawar” ungkap Nadja.

“Kami melaksanakan demo membuat selai mawar dan menyebarkan sampel selai mawar serta menyebarkan leaflet. Masyarakat pun menjadi tahu tentang selai mawar dan kelopak mawar yang dapat dimanfaatkan menjadi makanan” pungkasnya. (LW-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News