, ,

Inovasi Digitalisasi Pengolahan Limbah Industri Pupuk, Mahasiswa SV UNDIP Juara 2 Nasional

UNDIP – Seiring perkembangan inovasi dan daya kreativitas dalam mendukung terciptanya lingkungan zero waste dan zero emission. Memunculkan terobosan pemikiran tim BIONIDE dari mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro yang berhasil menorehkan prestasi gemilang meraih juara 2 pada kompetisi bergengsi Kurva 2024 Pupuk Kujang Cikampek (3/9) dengan mengembangkan digitalisasi pengolahan limbah industri pupuk.

Berkat inovasi tersebut, Tim BIONIDE yang diketuai oleh I Dhafa Febrian (Dhafa) bersama 4 rekannya yakni Rhasna Wiritanaya Witrisnanti (Rhasna), Earlene Dascha Faustina (Earlene), Sheva Risga Tristarini (Sheva), dan Zulfan Amirul Milla (Zulfan) dapat lolos 10 besar grand final hingga meraih juara kedua pada perlombaan Kurva 2024 bersaing dengan ITB sebagai  juara 1 dan UGM sebagai juara 3 yang diselenggarakan oleh BUMN Pupuk Kujang Cikampek.

Dekan Sekolah Vokasi UNDIP Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si sangat mengapresiasi dan menyampaikan bahwa Sekolah Vokasi UNDIP patut berbangga, mahasiswanya telah menunjukkan prestasi terbaik dan berdampak bagi masyarakat luas.

Adapun peran dan dukungan dosen pembimbing Mohamad Endy Yulianto, S.T, M.T., sekaligus selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) TRKI SV UNDIP turut andil dalam memberikan motivasi berkelanjutan bagi tim BIONIDE. “Diskusi reguler dan bimbingan intensif tentang teknologi air bersih untuk masyarakat yang tinggal di kawasan industri telah mengantarkan dalam pengembangan dan penyempurnaan inovasi,” ucap Endy.

Lebih lanjut Dhafa menjelaskan bahwa penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga dan industri merupakan persoalan yang sangat krusial pada berbagai sektor. “Bahkan belakangan ini banyak masyarakat yang tinggal di kawasan industri mulai mengeluhkan sulitnya akses air bersih. Oleh karenanya, Tim BIONIDE tergerak untuk ikut andil dalam memberikan sumbangsih melalui gagasan kreatif dan inovatif,” jelasnya.

“Selain itu, Tim BIONIDE terinspirasi dari banyaknya sungai yang tercemar limbah akibat aktivitas industri. Tim BIONIDE mencetuskan ide inovatifnya melalui penurunan kadar amonia yang dapat membahayakan lingkungan perairan. Sehingga project ini dibuat dalam rangka lomba inovasi yang diselenggarakan oleh salah satu industri pupuk di bawah naungan BUMN, yaitu Pupuk Kujang Cikampek,” timpal Sheva.

Sementara Rhasna mengatakan bahwa timnya memiliki peran dalam mengurangi amonia pada limbah industri sebelum limbah tersebut dibuang pada lingkungan bebas yang berbatasan dengan permukiman penduduk. “Adapun konsep inovasi Tim BIONIDE adalah dengan mengadaptasikan prinsip Nitrifikasi – Denitrifikasi menggunakan media MBBR (Moving Bed Biofilm Reactor) yang dilapisi oleh biofilm bakteri bacillus cereus untuk menurunkan kadar amonia hingga 90%. secara digital,” papar Rhasna.

Earlene juga menambahkan bahwa melalui project ini, produk samping tidak hanya dibuang begitu saja karena Tim BIONIDE berkomitmen untuk terus menjaga keberlangsungan lingkungan melalui pemanfaatan produk samping menjadi produk inovatif yang memiliki nilai jual dan berdampak baik ke lingkungan. “Terobosan baru ini tentunya memberikan angin baru pada sektor perindustrian di Indonesia untuk dapat berkontribusi mewujudkan keselarasan lingkungan untuk mendukung terciptanya zero waste dan zero emission,” ujar Earlene.

Dhafa menyebutkan inovasi zero waste dengan memanfaatkan limbah hasil proses dapat dijadikan komposit inovatif. Lumpur hasil metabolisme bakteri bacillus cereus nantinya akan diendapkan lalu ditampung untuk pemrosesan lebih lanjut. “Dengan teknologi tepat guna, lumpur dipadukan dengan cocopeat, ditambahkan nutrisi yang diperlukan tumbuhan. Oleh karenanya, inovasi green technology ini selain mengolah ammonia juga menghasilkan produk yang bermanfaat demi keberlanjutan lingkungan hidup,” kata Dhafa.

“Tentunya besar harapan dari buah pemikiran dan inovasi tim BIONIDE, kedepannya dapat diterapkan dan dkembangkan pada industri-industri skala besar dan menengah khususnya untuk industri pupuk di Indonesia, sehingga bisa membawa manfaat,” pungkas Zulfan. (Endy-SV & DHW-Humas)

Share this :

Category

Arsip

Related News