Universitas Diponegoro (UNDIP) melalui Program Studi Ekonomi Islam dan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, dengan bangga menggelar Seminar Nasional bertajuk “Membaca Ekonomi dan Keuangan Syariah pada Pemerintahan Baru Indonesia” pada Rabu, 11 September 2024 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Kampus UNDIP Tembalang, Jl. Prof. Moeljono S. Trastotenojo, Tembalang, Kota Semarang.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai perkembangan dan tantangan ekonomi syariah baik secara nasional maupun global, dengan fokus pada arah kebijakan di bawah pemerintahan baru. Kegiatan ini bertepatan juga dengan satu dekade Program Studi Ekonomi Islam.
Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah. Sambutan utama disampaikan oleh Prof. Dr. (Hc) KH. Ma’ruf Amin, M.Ag., Wakil Presiden Republik Indonesia sekaligus Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Beliau menekankan peran penting ekonomi syariah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia serta memaparkan rencana strategis untuk pengembangannya.
“Capaian ini menunjukkan bahwa ekonomi dan keuangan syariah dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman, berkontribusi pada perekonomian nasional, dan berpotensi besar di pasar global, serta mampu menjadi arus baru dalam perekonomian Indonesia,” terang Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan pidatonya.
Tidak hanya itu, kontribusi ekonomi dan keuangan syariah terhadap perekonomian nasional, lanjut wapres, telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam lima tahun terakhir.
“Kontribusi aktivitas usaha syariah terhadap PDB nasional pada Desember 2023 mencapai hampir 47 persen. Bahkan, pangsa pasar keuangan syariah saat ini telah mencapai 11,04 persen terhadap total aset keuangan nasional,” paparnya.
Pada sektor dana sosial syariah, potensi besar wakaf uang yang telah terakumulasi sebesar 2,56 triliun rupiah. Bahkan, sambung Wapres, zakat, infak, sedekah, dan dana keagamaan sosial lainnya telah mencapai 32,3 triliun rupiah.
Selain dalam lingkup nasional, pada kesempatan ini Wapres juga mengapresiasi kontribusi yang telah diraih dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah di lingkup global. “Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat global juga cukup membanggakan,” puji Wapres.
“Indonesia berhasil meraih peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator dan Islamic Finance Development Indicator, pada tahun 2023,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama Rektor UNDIP Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. melaporkan bahwa Universitas Diponegoro melalui Program Studi Ekonomi Islam dan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Fakultas Ekonomika dan Bisnis, dengan bangga menggelar Seminar Nasional bertajuk “Membaca Ekonomi dan Keuangan Syariah pada Pemerintahan Baru Indonesia” bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai perkembangan dan tantangan ekonomi syariah baik secara nasional maupun global, dengan fokus pada arah kebijakan di bawah pemerintahan baru.
“Kegiatan ini bertepatan juga dengan satu dekade Program Studi Ekonomi Islam,” ucapnya.
Atas kehadiran Wapres, Rektor Suharnomo menyampaikan rasa terimakasih dan bangga. “Merupakan suatu kehormatan bagi kami, Wakil Presiden Republik Indonesia sekaligus Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berkenan berbagi wawasan mengenai perkembangan dan tantangan ekonomi syariah baik secara nasional maupun global,” ucapnya.
Diskusi ini semakin diperkaya dengan pandangan ahli dari dua narasumber terkemuka: Assoc. Prof. Sutan Emir Hidayat, Ph.D., Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah KNEKS, dan Ir. Adiwarman Azwar Karim, SE, MBA, MAEP, Wakil Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia. Seminar ini dipandu oleh Aris Anwaril Muttaqin, Lc., M.Si. yang memastikan adanya diskusi yang dinamis dan interaktif.
Beberapa topik utama yang dibahas dalam seminar ini antara lain pertama, Kemajuan ekonomi syariah Indonesia di kancah global, dibuktikan dengan peringkat ketiga Indonesia dalam Indikator Ekonomi Syariah Global 2023, yang melonjak tujuh peringkat dalam satu dekade terakhir. Kedua, masa depan infrastruktur keuangan syariah, termasuk integrasi keuangan syariah dengan sistem keuangan nasional, serta strategi untuk mendorong inovasi dan daya saing produk dan layanan syariah.
Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, dan pemangku kepentingan utama dalam sektor keuangan syariah, memberikan informasi dan perspektif yang berharga untuk memajukan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Acara ini menegaskan potensi Indonesia untuk menjadi pusat keuangan syariah global, terutama dengan dukungan kebijakan dari pemerintahan baru.
Acara ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk memajukan penelitian, pendidikan, dan kolaborasi dalam bidang ekonomi syariah, memastikan ekonomi Islam terus menjadi kekuatan penggerak dalam pembangunan nasional Indonesia.