UNDIP, (3/10) – Tim Research Of Marine Technology (RMT) Universitas Diponegoro 2024 dengan bangga mempersembahkan karya terbarunya pada acara peluncuran kapal Solar Boat bernama “DIPONEGORO 2.0” yang diselenggarakan di Gedung Prof. Sudarto, S.H. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang.
Acara launching bertajuk “Advancing Marine Tech For Sustainable Future” sebagai momentum pengembangan kapal eksplorasi energi terbarukan guna memajukan teknologi kelautan melalui hasil riset berupa inovasi baru untuk masa depan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Kapal ini tidak hanya sebatas komitmen tim RMT UNDIP 2024 dalam menciptakan inovasi di bidang teknologi kapal bertenaga surya tetapi juga sebagai bentuk langkah konkrit dalam menghadapi tantangan lingkungan/ climate change.
Diketahui RMT UNDIP adalah tim riset kapal bertenaga surya yang dipersiapkan untuk kompetisi tingkat internasional. Tim yang terdiri dari mahasiswa lintas jurusan dan fakultas yang berkolaborasi untuk menciptakan inovasi di bidang maritim. Selama empat periode, RMT telah menghasilkan beberapa kapal unggulan diantaranya seperti “WIRATAMA I”; “WIRATAMA 2”; dan “DIPONEGORO 1.0” yang telah berkompetisi di berbagai ajang internasional, mulai dari Belanda hingga Monaco. Dukungan tim RMT UNDIP dalam kompetisi di Monaco hingga mampu membawa nama Universitas Diponegoro di dunia internasional.
Dr. Ir. Limbang Kustiawan Nuswantara, S.Pt., M.P., IPU selaku Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, dalam sambutannya mewakili Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNDIP mengucapkan rasa terimakasih atas keterlibatan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam mensukseskan acara launching solar boat ini.
“Pada kesempatan kali ini mencoba dikupas terkait pemanfaatan boat dengan menggunakan tenaga surya. Harapannya bisa mengurangi pemanasan global sehingga cita – cita (visi) Indonesia Bersih pada tahun 2050 dimana menargetkan kondisi Indonesia emisi nol bersih dengan menurunkan atau upaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang dilakukan manusia dalam mencukupi kebutuhan sehari – hari yaitu mengadopsi energi terbarukan,” ungkap Limbang.
“Sehingga UNDIP sebagai universitas yang bergerak di bidang pendidikan dan penelitian memang selayaknya mencoba untuk memulai ini. Dimulai dari mahasiswa dan juga dosen – dosen yang telah banyak melakukan riset dengan mencoba mengurangi gas rumah kaca (metana), harapan kedepannya kondisi Indonesia Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 dapat diwujudkan,” katanya.
Sementara Harris, S.T., M.T. selaku Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE) Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat pemberian sambutan menyampaikan apresiasi atas pencapaian luar biasa Tim RMT UNDIP yang berhasil membuat kapal bertenaga surya/ solar dengan mengembangkan energi terbarukan disektor transportasi khususnya transportasi air di Indonesia.
“Mudah – mudahan nantinya akan menjadi bagian penting dari upaya kita mengelektrikan sektor transportasi secara massal di Indonesia. Karena bukan hanya sektor industri, sektor komersial tapi sektor transportasi menjadi penyumbang emisi salah satu terbesar sehingga kita dapat melakukan upaya elektrifikasi pada sektor transportasi setidak – tidaknya ada dua hal yang dicapai yakni kita sudah bisa mengurangi bahan bakar minyak sekaligus mengurangi emisi efek rumah kaca karena bisa melakukan shifting dari energi terbakar menjadi energi terbarukan,” harap Harris.
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia melakukan percepatan transisi energi terbarukan dengan adanya komitmen nasional dalam penurunan emisi gas rumah kaca sektor energi. Dimana diperlukan kolaborasi dalam transisi energi maka diperlukan dukungan semua pihak dalam transisi energi di Indonesia agar dapat berjalan secara optimal. Yakni berupa kerjasama dan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan (masyarakat, pemerintah, industri, media maupun akademi) termasuk pengembangan sumber daya manusia, diperlukan untuk mencapai transisi energi yang adil dan memenuhi tujuan mitigasi perubahan iklim.
Lebih lanjut Ketua RMT UNDIP, Ashiro Alexander Silalahi, akrab disapa Alex menjelaskan bahwa Solar Boat “DIPONEGORO 2.0” yang akan mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi internasional, Monaco Energy Boat Challenge merupakan kapal inovasi terbaru dengan menggunakan komposit daur ulang dari serat karbon dan poliester sebagai material utama dalam konstruksi lambungnya. “Inovasi ini muncul dari kebutuhan industri maritim akan bahan yang lebih ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan. Metode yang digunakan dalam eksperimen ini adalah uji tarik sesuai standar ASTM D3039, yang dilakukan pada spesimen material seperti serat karbon dan poliester. kami membandingkan kekuatan tarik dan kapasitas beban maksimum untuk menentukan kelayakan material dalam membangun lambung kapal,” ujarnya.
“Hasil eksperimen menunjukkan bahwa komposit daur ulang ini memiliki kekuatan mekanis yang sangat baik dan mampu menahan beban signifikan, serta terbukti layak digunakan dalam pembuatan lambung kapal, dengan keunggulan tambahan berupa pengurangan limbah dan dampak lingkungan,” kata Alex.
Melalui peluncuran kapal solar boat terbaru diharapkan menjadi titik awal untuk membangun kesadaran, memperkuat kolaborasi, dan mendorong tindakan konkret dalam menciptakan masa depan dunia kemaritiman yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sekaligus memahami pentingnya eksplorasi energi terbarukan dan tantangan perubahan iklim sehingga memunculkan dukungan yang lebih besar untuk pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan di sektor kemaritiman. (DHW – Humas)