Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, memiliki banyak potensi dalam mendukung perekonomian masyarakat melalui inovasi pengelolaan sumber daya lokal. Desa ini dikenal dengan keberadaan 30 UKM penghasil tahu yang tergabung dalam Paguyuban Ngudi Mulyo, mampu memproduksi hingga 4.000 kilogram kedelai setiap harinya. Namun, tingginya volume produksi juga menghasilkan limbah cair, di mana hanya 20 UKM yang saat ini terfasilitasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dibangun atas kerja sama Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan. Sebagian limbah cair lainnya masih mencemari lingkungan, terutama badan sungai.
Desa ini juga memiliki potensi besar dalam pengelolaan limbah ternak. Dengan 48 peternak kambing dan 20 peternak sapi, potensi limbah kotoran hewan (kohe) mencapai lebih dari 3 ton per tahun, serta limbah cair berupa urine ternak yang mencapai sekitar 12 ribu liter per tahun. Namun, survei KKN-Tematik UNDIP 2024 menemukan bahwa baru 25% limbah ternak yang dikelola secara optimal.
Untuk menjawab tantangan ini, UNDIP melalui tim pengabdian masyarakat berkomitmen mendukung terwujudnya Sustainable Development Goals (SDGs) di Desa Sugihmanik. Dengan skema Iptek untuk Desa Binaan UNDIP (IDBU) bersama 12 mahasiswa KKN-Tematik mengembangkan berbagai inovasi pengolahan limbah sebagai solusi menuju ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan.
Beberapa program inovatif yang telah dilakukan meliputi:
- Pengolahan Limbah Cair Tahu menjadi pupuk organik cair (POC).
- Pengolahan Kohe menjadi kompos.
- Pemanfaatan Sekam Bakar dari UKM tahu sebagai media tanam.
- Budidaya Magot berbasis limbah lumpur IPAL tahu yang kaya protein untuk pakan unggas dan ikan.
Produk hasil inovasi tersebut dimanfaatkan untuk program pekarangan lestari, pembangunan Taman TOGA (Tanaman Obat Keluarga), serta didistribusikan melalui bantuan Rumah Hijau yang difasilitasi oleh Pemkab Grobogan.
Untuk mendukung pelaksanaan program secara optimal, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Bappeda Grobogan, perangkat desa, PKK, paguyuban UKM, kelompok ternak, bank sampah, hingga PT Semen Grobogan. Diskusi ini membahas strategi implementasi inovasi teknologi berbasis circular economy yang berfokus pada keberlanjutan.
Selain itu, tim IDBU dan KKN-T UNDIP yang diketuai oleh Prof. Dr. Sri Hartini, S.T., M.T. beserta dosen UNDIP yakni Dr. Diana Puspita Sari, S.T., M.T.; Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si. dan Faradhina Azzahra, S.T., M.Sc. telah membangun Living Laboratory berupa Rumah Magot di atas IPAL untuk mentransfer pengetahuan kepada masyarakat. Konsep ini mendukung ekonomi sirkular, sekaligus memperkenalkan Desa Sugihmanik sebagai destinasi wisata edukasi yang berbasis circular economy.
Dengan program wisata berbasis circular economy, Desa Sugihmanik diharapkan berkembang menjadi desa wisata yang mempromosikan keberlanjutan lingkungan sekaligus ketahanan pangan. “Kami optimistis pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan Desa Sugihmanik model desa berkelanjutan,” ungkap Prof Sri Hartini.
Langkah ini tak hanya mereduksi dampak lingkungan tetapi juga membawa Desa Sugihmanik menjadi contoh penerapan circular economy di tingkat lokal. (SH-DTI; ed.DHW)