Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang memiliki potensi besar untuk pengembangan di bidang pertanian yang toleran pada salinitas tinggi, salah satunya ialah beras Biosalin. Sebagai upaya untuk memaksimalkan potensi tersebut, UNDIP melalui Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kerja sama riset mina padi salin di Jepara.
Kepala Badan Pengelola Kampus Jepara Prof. Dr. I Nyoman Widiasa, S.T., M.T., menjelaskan bahwa inisiasi kerja sama riset tersebut muncul setelah adanya penanaman padi salin oleh Walikota Semarang bersama BRIN. “UNDIP berinisiasi untuk turut berkolaborasi dengan mengambil bagian untuk mengembangkan mina padi salin. Fokus kami di bidang marine, termasuk untuk padi salin kami siap bergandengan dengan BRIN,” jelas Prof Nyoman.
Selanjutnya Prof Nyoman berharap kerja sama antara UNDIP dengan BRIN ini nantinya dapat mengembangkan sektor kelautan yang berdampak pada aspek ilmiah, sosial, dan ekonomi.
Koordinator Kelompok Riset Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) BRIN, Tri Martini Patria menyebutkan bahwa Biosalin merupakan varietas unggul yang toleran terhadap salinitas.
“Varietas dengan nama lengkap Biosalin 1 Agritan dan Biosalin 2 Agritan ini dirilis oleh Kementerian Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Nomor 894 dan Nomor 895 Tahun 2020. Selain toleran terhadap salinitas, biosalin juga agak tahan terhadap hama wereng batang coklat, penyakit hawar daun bakteri, dan hama blas. Sementara potensi hasilnya mencapai 8,75 ton/hektar untuk Biosalin 1 dan 9,06 ton/hektar untuk Biosalin 2,” ujar Tri Martini pada Senin (23/12) dilansir dari situs BRIN.
Padi Biosalin sendiri merupakan jenis padi yang dikembangkan secara khusus untuk tumbuh di tanah yang mengandung kadar garam yang tinggi. Dengan kemampuannya tersebut, padi Biosalin berpotensi membantu meningkatkan ketahanan pangan di daerah-daerah pesisir.
Dengan kerja sama ini, UNDIP menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan dan mengurangi angka kemiskinan di Jawa Tengah melalui berbagai program inovatif dan kolaboratif.
Dilansir dari website Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)