UNDIP, Semarang (15/05) – Universitas Diponegoro terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung budaya riset dan memperkuat ekosistem publikasi ilmiah dengan menggelar pelatihan pemanfaatan berbagai basis data akademik global. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi besar kampus dalam meningkatkan kualitas dan jangkauan hasil riset para dosen dan mahasiswa ke kancah internasional.
Pelatihan bertajuk “Pemanfaatan E-Journal ProQuest, ScienceDirect, Scopus AI, dan Scholar UNDIP untuk Mendukung Publikasi Ilmiah” ini digelar di Ruang Pertemuan Lantai 4 Gedung UPT Perpustakaan dan UNDIP Press, Tembalang pada Rabu, 14 Mei 2025. Acara dibagi dalam dua sesi yaitu sesi pertama untuk dosen, dan sesi kedua terbuka untuk dosen dan mahasiswa dengan menghadirkan narasumber Dwi Janto Suandaru, seorang praktisi literasi digital dari Jasatama Global.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T., selaku Wakil Rektor Bidang SDM, TI, Hukum, dan Organisasi, menegaskan pentingnya memanfaatkan sumber daya digital dalam mendukung riset berkualitas. “Universitas tidak cukup hanya banyak menghasilkan publikasi, tapi juga publikasi yang berkualitas dan berdampak. Pelatihan ini menjadi bagian penting dari strategi institusi dalam mengakselerasi mutu riset serta mendorong visibilitas hasil penelitian di kancah global,” tegasnya.
Prof. Adian juga mendorong pemanfaatan fitur terbaru dari Scopus AI yang memungkinkan pemetaan riset lebih canggih. “Melalui kegiatan ini terutama dengan adanya menu terbaru dari scopus AI ini nantinya dapat melihat pemetaan riset yang membantu kita dalam membuat dan melihat posisi penelitian serta topik yang sedang kita lakukan eksplorasi. Sehingga kita bisa tahu posisi riset kita di tengah tren global. Ini penting untuk strategi publikasi,” ujarnya.
Lebih jauh, Prof. Adian menyampaikan bahwa setiap dosen ditargetkan bisa menghasilkan dua publikasi bereputasi (terindeks Scopus) setiap tahun. Scholar UNDIP (scholar.undip.ac.id.) pun kini jadi showcase atau etalase digital bagi publikasi dosen, yang bisa diakses dan dibagikan untuk meningkatkan sitasi.
Suwondo, S.Hum., M.Kom., Kepala UPT Perpustakaan dan UNDIP Press, menyebut pelatihan ini sebagai upaya konkret menjawab kebutuhan civitas academica dalam mengakses dan mengelola sumber ilmiah secara efektif. “Kami ingin perpustakaan menjadi pusat informasi yang adaptif dan terus relevan di era digital,” tuturnya.

Dalam sesi pelatihan, Dwi Janto membimbing peserta mengeksplorasi beragam fitur dari ProQuest, ScienceDirect, dan Scopus AI. Ia juga memaparkan cara mengunggah karya ke repository UNDIP dan memaksimalkan Scholar UNDIP sebagai media promosi akademik.
Menurutnya, literasi digital kini tak hanya soal mencari artikel, tapi juga bagaimana memilih referensi yang tepat, mengelola sitasi, dan memahami tren riset. “Pemanfaatan e-journal saat ini harus lebih dari sekadar mencari artikel. Kita perlu tahu bagaimana memilih sumber yang relevan, menyimpan referensi dengan manajemen sitasi, hingga memahami tren topik melalui analisis di Scopus AI. Ini mempermudah peneliti dalam mencari inspirasi dan kolaborasi,” jelasnya.
Dwi Janto juga menjelaskan keunggulan masing-masing platform seperti :
- ProQuest menyediakan akses ke lebih dari 26.000 koleksi dari 150 negara, termasuk jurnal, e-book, dan data riset lintas disiplin.
- ScienceDirect menawarkan lebih dari 16 juta artikel dari berbagai bidang ilmu, dengan fitur akses jarak jauh yang praktis.
- Scopus AI hadir sebagai inovasi pencarian berbasis bahasa alami yang membantu peneliti menemukan tren topik dan jejaring akademik secara efisien.
- Scholar UNDIP dan PURE menjadi alat dokumentasi dan arsip digital publikasi dosen, mendukung peningkatan visibilitas akademik UNDIP secara global.
“Dengan demikian, langkah ini menunjukkan komitmen UNDIP untuk memperkuat posisi sebagai institusi riset unggulan di tingkat nasional maupun internasional,” papar Dwi Janto.
Peserta pelatihan tampak antusias, aktif berdiskusi, dan menunjukkan minat tinggi terhadap fitur-fitur canggih yang ditawarkan platform-platform tersebut. Di akhir sesi, mereka juga mendapat panduan teknis untuk akses baik dari dalam maupun luar kampus.
Dengan kegiatan ini, UNDIP terus memperkuat ekosistem riset yang kolaboratif, produktif, dan berorientasi global. Harapannya, pelatihan semacam ini bisa rutin dilakukan dan menjadi langkah nyata mendukung capaian akademik UNDIP menuju universitas riset berkelas dunia. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW)
