UNDIP, Semarang – Sebanyak 3.591 siswa Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dari berbagai satuan pendidikan militer di Jawa Tengah dan DIY telah selesai mengikuti Pendidikan Manajerial SPPI Jateng-DIY Batch 3 dengan 4 klaster (Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Pangan Gizi). Program manajerial dari UNDIP dikomandoi oleh 4 dosen sebagai koordinator Klaster, yaitu Fajrin pramana Putra, S.P., M.Sc., Dr. Ir. Marry Christiyanto, MP., IPM., Alfabetian Harjuno Condro Haditomo, S.Pi., M.Si., Ph.D. dan Dr. Sri Mulyani, S.Pt., MP. Pendidikan intensif yang berlangsung serentak pada 1-4 Juli 2025 ini bertujuan membekali para siswa dengan pemahaman dan kompetensi mendalam terkait empat klaster penting yang dapat mendukung kemampuan Manajerial bagi SPPI yang nantinya akan menjadi Kepala dapur umum (SPPG) bagi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah guna mewujudkan generasi emas di tahun 2045.
Pelatihan ini diselenggarakan di enam lokasi Satdik berbeda dan diikuti oleh ribuan calon agen perubahan di sektor pangan. Lokasi dan jumlah pesertanya adalah sebagai berikut:
• Pusdik Penerbad Semarang: 413 siswa SPPI
• Rindam IV Diponegoro Magelang: 822 siswa SPPI
• Lanud Adi Sumarmo Solo: 797 siswa SPPI
• Pusdiktop Solo: 189 siswa SPPI
• AAU Yogyakarta: 410 siswa SPPI
• SPN Polda Jawa Tengah Purwokerto: 960 siswa SPPI
Sebanyak 99 Dosen dari Universitas Diponegoro (UNDIP) yang terdiri dari 78 Dosen dari Fakultas Peternakan dan Pertanian dan 21 Dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan turut berkontribusi dalam memberikan materi SMART FARMING. Para pengajar tersebar di enam Satdik dengan jumlah yang disesuaikan:
• Penerbad Semarang: 9 Dosen
• Rindam IV Magelang: 26 Dosen
• Lanud Adi Sumarmo Solo: 16 Dosen
• Pusdiktop Solo: 6 Dosen
• AAU Yogyakarta: 9 Dosen
• SPN Polda Jawa Tengah Purwokerto: 33 Dosen
Materi yang disampaikan meliputi aspek pertanian, pangan, perikanan, dan peternakan, dengan fokus pada manajemen rantai nilai dan optimalisasi sumber daya.
Rektor UNHAN, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., dalam kesempatan terpisah menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan ini.
“Program ini krusial dalam mencetak SDM unggul yang memiliki kapasitas manajerial terintegrasi di bidang pangan. Ini selaras dengan visi ketahanan pangan nasional dan mendukung keberlanjutan Program MBG,” ujarnya.
Senada dengan itu, Fajrin Pramana Putra S.P., M.Sc., selaku salah satu PIC manajerial dari UNDIP, menjelaskan bahwa tujuan pelatihan ini adalah memberikan bekal pengetahuan komprehensif agar para siswa SPPI mampu melakukan analisis dan perencanaan, mengelola risiko, serta mengambil keputusan yang baik di lapangan. Materi pelatihan SMART FARMING berkonsep zero waste integrated smart farming. Materi yang diajarkan adalah budidaya maggot guna menangani limbah organik SPPG, yang akan menghasilkan maggot yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pakan ikan dengan budidaya ikan dalam ember (Budidamber). Siswa SPPI juga diajarkan pengolahan hasil peternakan dan perikanan. Pengolahan tersebut antara lain adalah pasteurisasi susu, pembuatan nugget ikan dan galantin ayam. Selain itu, juga diberikan pelatihan pembuatan arang sekam guna media tanaman dalam budidaya sayur mayur dengan sistem Tower Garden.
“Kami membekali para siswa dengan pengetahuan komprehensif agar mereka mampu melakukan analisis dan perencanaan yang strategis, mengelola risiko, serta mengambil keputusan yang tepat di lapangan sebagai Calon Manajer SPPG,” ujar Fajrin.
“Mereka adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pangan,” tambahnya.
Beberapa peserta yang ditemui juga mengungkapkan antusiasme mereka.
“Materi yang diberikan UNDIP sangat relevan dengan kebutuhan lapangan, terutama bagaimana mengelola sumber daya dari hulu ke hilir untuk menghasilkan produk pangan berkualitas,” kata salah satu siswa SPPI dari Pusdik LANUD ADI SOEMARMO.
Peserta lain dari SPN Polda Jawa Tengah menyoroti pentingnya pemahaman rantai pasok untuk menekan kerugian dan limbah.
Pelatihan ini diharapkan membekali para siswa dengan kapasitas manajerial dan pemahaman rantai nilai makanan yang terintegrasi, memungkinkan mereka melakukan analisis, mengelola risiko, dan membuat keputusan yang efektif di lapangan. Selain itu bertujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi di sektor pangan, sekaligus secara signifikan mengurangi kerugian pasca-panen dan meningkatkan nilai tambah produk, sehingga Program MBG dapat berkembang dengan dukungan sumber daya manusia yang kompeten.
