UNDIP, Semarang (22/07) – Universitas Diponegoro terus meneguhkan komitmennya dalam membangun budaya keselamatan kerja yang kuat. Melalui UPT Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) bekerja sama dengan Badan Pengelola Usaha Bisnis Komersial dan Analisis Risiko (BP UBIKAR), UNDIP menggelar Simulasi Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi dan Kebakaran yang berlangsung di Gedung Serba Guna Muladi Dome pada Senin, 21 Juli 2025.
Kegiatan ini melibatkan 56 peserta yang terdiri dari pengelola gedung, petugas kebersihan, keamanan, hingga pengelola parkir. Simulasi dirancang untuk melatih respon cepat dalam kondisi darurat serta meningkatkan kapasitas teknis dalam menghadapi potensi bencana.
Acara dibuka oleh Dr. Andriyani, S.E., M.M., Kepala BP UBIKAR UNDIP, mewakili Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, Aset, Bisnis, dan Kerumahtanggaan. Dalam sambutannya, Dr. Andriyani mengapresiasi kolaborasi lintas unit kerja yang telah berupaya membangun sistem manajemen risiko kampus yang terintegrasi.
“Saya mengapresiasi seluruh tim yang hadir untuk belajar menyelamatkan diri dan orang lain. Kesiapsiagaan bukan sekadar tanggung jawab teknis, tapi bagian dari tata kelola risiko kampus yang harus dibangun secara sistematis dan berkelanjutan,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga performa Muladi Dome sebagai gedung modern yang bukan hanya unggul secara fisik, tetapi juga dalam sistem keamanannya. “Gedung ini sudah diasuransikan dan dilengkapi proteksi kebakaran. Maka, sudah sewajarnya jika pengelolaan Muladi Dome tak hanya fokus pada aspek komersial, tetapi juga pada kenyamanan dan keselamatan semua penggunanya,” jelasnya.
Senada dengan hal tersebut, Dr. Bina Kurniawan, S.KM., M.Kes., Kepala UPT K3L UNDIP, menyampaikan bahwa simulasi seperti ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan siaga terhadap bencana.
“Gedung Muladi Dome adalah salah satu ikon UNDIP dan fasilitas publik yang representatif. Kita harus menjaganya, tidak hanya secara fisik, tapi juga dengan kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat. Jika terjadi sesuatu kejadian setidaknya kita bisa menangani sehingga dapat ditindaklanjuti agar tidak memperparah kondisinya,” ungkapnya.
Ia berharap pelatihan ini bisa menjadi pemantik semangat bagi seluruh peserta untuk lebih peka dan tanggap terhadap potensi risiko. “Kami berharap setelah kegiatan ini, para peserta tidak hanya berhenti disini dengan memahami teori, tetapi juga siap mempraktikkannya secara rutin mengenai SOP keselamatan kerja secara cepat, tepat, dan terukur saat menghadapi kondisi darurat,” ujar Dr. Bina.

Simulasi dilanjutkan dengan pemaparan materi teknis dan latihan praktik yang melibatkan para ahli dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang dan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang.
Tim PMI yang terdiri dari Danang Baskhoro Adhi, dr. R.P. Uva Utomo, MH, Sp.KF, dan Maulana Malik Ibrahim memberikan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), teknik penilaian dini korban (ABC – Airway, Breathing, Circulation), RJP (Resusitasi Jantung Paru), serta teknik evakuasi pada korban tidak sadar dan tersedak (Heimlich Maneuver).
“Prinsip utama P3K adalah menyelamatkan jiwa, mencegah cacat, dan memberikan rasa aman bagi korban,” jelas Danang.
Di area ballroom dan basement, peserta melakukan simulasi evakuasi darurat dengan skenario gempa dan kebakaran.
Sementara itu, tim Damkar Kota Semarang yang dipimpin oleh Drs. Joko Santosa, R. Kelvin Adirahmat Putera, dan Sofyan Syarifudin, mengajarkan SOP pengecekan dan perawatan alat proteksi kebakaran serta praktik penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan hydrant dengan melakukan latihan pemadaman api terbuka secara langsung..
Peserta juga dikenalkan dengan jenis-jenis kebakaran serta teknik inspeksi alat proteksi, cara pemakaian karung goni sebagai alat bantu darurat, identifikasi kebakaran kelas A/B/C dan pemilihan media pemadam yang sesuai dan praktik memadamkan api menggunakan APAR dan hydrant secara bergantian oleh peserta.
“Alat pemadam semahal apapun tidak akan berguna jika petugasnya tidak terlatih. Yang kita latih hari ini bukan cuma teknis, tapi juga keberanian dan ketepatan,” ujar Sofyan.
Simulasi ditutup dengan evaluasi umum dan refleksi oleh Kepala UPT K3L. Para peserta menyampaikan kesan positif serta komitmen untuk menjaga keselamatan dalam operasional sehari-hari.
Dengan kegiatan ini, Universitas Diponegoro berharap Muladi Dome menjadi model gedung publik yang tangguh, profesional, dan siap menghadapi berbagai situasi darurat secara sistematis dan terlatih. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW)
