UNDIP, Semarang (5/8) – Tiga mahasiswa dari Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ARCASIA Student Jamboree 2025. Acara ini digelar pada 8-12 September 2025 di Incheon, Korea Selatan.
ARCASIA Student Jamboree 2025 merupakan bagian dari ARCASIA 21st Asian Congress of Architects (ACA21) yang diorganisasi oleh Korea Institute of Registered Architecture (KIRA) dan didukung oleh Pemerintah Kota Metropolitan Incheon. Dalam acara ini, para mahasiswa arsitektur muda dari 22 negara Asia berkumpul untuk saling berinteraksi dan berbagi pengetahuan sebagai arsitek masa depan Asia.
Hazel Almer Yanuci, Jethro Jordan, dan Wan Lubnayya Nabigha terpilih setelah melalui proses seleksi dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Dalam seleksi ini, mereka diharuskan untuk menyusun portofolio, membuat video, dan menulis esai dengan tema “The Synergistic Design for a Better Tomorrow”. Nantinya, hanya ada lima mahasiswa yang dipilih untuk mewakili Indonesia.
“Pertama, kami menyusun berkas CV dan portofolio yang memuat rekam jejak akademik dan karya-karya arsitektur selama masa perkuliahan. Kedua, kami diminta untuk menulis sebuah esai mendalam yang membahas topik acara. Tahap terakhir, kami membuat sebuah video esai yang juga mengulas topik yang sama,” ujar Jethro Jordan.
Wan Lubnayya Nabigha mengungkapkan, ia dan delegasi lainnya ingin berfokus untuk menambah ilmu sebanyak mungkin dari acara ini dan membagikannya kepada kolega dan masyarakat. “Dari pengalaman saya ini, saya bisa bawa pulang pengetahuan untuk dibagi lagi ke teman-teman kampus, komunitas, atau lewat proyek-proyek kecil ke depannya. Harapannya, saya bisa memberi kontribusi buat arsitektur di Indonesia untuk berkembang,”
Bagi Hazel Almer Yanuci, acara ini merupakan kesempatan besar bagi mahasiswa seperti dirinya. Ia berharap acara ini bisa membuka cakrawala pemikiran yang lebih luas bagi mahasiswa arsitektur Indonesia.
“(Acara ini) penting sekali, khususnya kesempatan untuk belajar dari pihak luar negeri yang secara objektif punya pengalaman yang berbeda dari apa yang ada di Indonesia. Dari (acara) ini kami akan berkolaborasi bersama 22 mahasiswa arsitektur asia yang pasti akan membuka pemikiran kami lebih luas dalam banyak hal, khususnya dalam bidang arsitektur,” ungkapnya. (Komunikasi Publik/UNDIP/M Rusmul Khandiq)