Seruan Damai Civitas Academica Universitas Diponegoro untuk Indonesia

UNDIP, Semarang (4/9) – Civitas Academica Universitas Diponegoro turut prihatin terhadap perkembangan situasi politik dan sosial di Indonesia, khususnya terkait demonstrasi yang baru-baru ini menimbulkan korban jiwa. Oleh karenanya, UNDIP mengajak seluruh civitas academica menyampaikan seruan damai untuk Indonesia agar menjaga persatuan, persaudaraan, dan semangat gotong royong di tengah dinamika kehidupan bangsa. Seruan damai dibacakan langsung oleh Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. bersama dengan segenap civitas academica di lapangan Widya Puraya, kampus UNDIP Tembalang pada Kamis, 4 September 2025.

“Terima kasih kepada Ketua Senat Akademik UNDIP, Majelis Wali Amanat, Wakil Rektor, Dekan beserta jajarannya, serta Ketua BEM, Senat Mahasiswa dan adik-adik mahasiswa yang menyuarakan aspirasi dengan tertib, cermin dari civitas academica UNDIP yang bermartabat,” ucap Rektor saat membuka acara.

Ia menegaskan bahwa suara yang disampaikan bukan semata-mata suara akademisi, melainkan panggilan hati untuk menyalakan lentera kemanusiaan di tengah kegelapan, serta mengingatkan bahwa masa depan bangsa hanya dapat dibangun di atas pondasi keadilan dan persaudaraan. Untuk itu dibutuhkan dialog, toleransi, dan sikap saling menghargai.

Dalam aksi seru damai tersebut, Rektor UNDIP membacakan poin-poin sebagai wujud sikap civitas academica UNDIP untuk mewujudkan Indonesia yang aman dan sejahtera, yakni:

  1. Menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas korban jiwa dalam aksi demonstrasi. Kehilangan mereka bukan hanya duka bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga luka bagi bangsa. Kami berdoa agar keluarga korban diberi ketabahan, dan semoga pengorbanan ini menjadi pengingat bagi seluruh elemen bangsa akan pentingnya menempatkan kemanusiaan dan keadilan di atas segalanya.
  2. Mendesak aparat penegak hukum untuk senantiasa mengedepankan pendekatan persuasif, humanis, dan proporsional dalam menjaga ketertiban. Aparat negara bukanlah alat represi, melainkan pengayom rakyat. Tindakan kekerasan hanya akan memperdalam jurang ketidakpercayaan dan memperuncing konflik. Sebaliknya, pendekatan yang dialogis dan penuh empati akan memperkuat kepercayaan publik serta menjaga kehormatan institusi penegak hukum itu sendiri.
  3. Menegaskan bahwa demonstrasi merupakan wujud kebebasan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi. Namun demikian, kami menghimbau agar aspirasi masyarakat disampaikan secara damai, menjunjung tinggi persaudaraan, serta menghindari tindakan yang berpotensi menimbulkan kekerasan maupun perpecahan, sehingga substansi aspirasi dapat tersampaikan dan diterima dengan baik.
  4. Mengingatkan Pemerintah dan DPR agar membatalkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan, memperlebar kesenjangan antara elit politik dan rakyat, mengancam keberlangsungan demokrasi serta sistem masyarakat sipil, dan hanya menguntungkan kepentingan elit politik maupun kelompok oligarki.
  5. Mendorong Pemerintah dan DPR untuk sungguh-sungguh mendengarkan aspirasi masyarakat serta melakukan pembenahan kebijakan secara terbuka, transparan, dan akuntabel demi terwujudnya demokrasi yang sehat dan berkeadilan.

Melalui seruan damai ini, Universitas Diponegoro bersama civitas academica berharap pemerintah, aparat dan seluruh lapisan masyarakat dapat bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif, aman, dan damai demi terwujudnya Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera. (Komunikasi Publik/UNDIP/Ut)

Share this :