UNDIP, Tulang Bawang (26/9) – Tim Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan riset lapangan di Kawasan Transmigrasi Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang untuk mengkaji potensi dan permasalahan komoditas unggulan daerah. Rawa Pitu dikenal sebagai salah satu lumbung pangan utama di Lampung, dengan dua sektor potensial yaitu pertanian padi dan perkebunan sawit.
Potensi Lahan dan Produksi
Kawasan Transmigrasi Rawa Pitu memiliki ribuan hektar lahan produktif. Dari sisi pertanian, lahan sawah di wilayah ini menghasilkan rata-rata 5 – 6 ton padi per hektar setiap musim panen. Dengan luas tanam yang cukup signifikan, total produksi gabah dari Rawa Pitu mencapai puluhan ribu ton setiap tahunnya, menjadikannya kontributor penting bagi ketahanan pangan regional.
Selain padi, terdapat pula perkebunan kelapa sawit yang mencakup ratusan hektar. Namun, meskipun memiliki potensi besar untuk menopang ekonomi masyarakat, namun komoditas sawit di Rawa Pitu masih belum mendapat perhatian serius. Pemerintah Republik Indonesia sedang berusaha mencapai visi dalam hal Swasembada Pangan menjadikan sektor perkebunan sawit di pandang sebelah mata karena pemerintah sedang berfokus di sektor pangan.
Permasalahan yang Ditemukan Tim
Dalam risetnya, Tim Ekspedisi Patriot UNDIP mengidentifikasi sejumlah persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat Rawa Pitu, antara lain:
- Sengketa lahan belum terselesaikan.
- Infrastruktur jalan yang rusak, sehingga biaya distribusi padi dan sawit meningkat.
- Sistem irigasi belum terkelola dengan baik, pintu kanal rusak, cuci kanal di sektor perkebunan tidak dilakukan
- RNP yang berpotensi menjadi tempat pengeringan dan penggilingan padi justru tidak dapat dilakukan karena alat di dalamnya dicuri dan biaya operasional yang tinggi.
- Belum adanya brand khusus untuk beras Rawa Pitu, sehingga petani hanya menjual gabah tanpa nilai tambah.
- Harga beras yang diterima petani belum sesuai dengan standar Bulog karena faktor infrastruktur jalan.
- Komoditas sawit masih terabaikan oleh pemerintah, sehingga nilai ekonominya belum tergarap maksimal.
Upaya Tim dan Respon Stakeholder
Sebagai langkah awal, Tim Ekspedisi Patriot telah melakukan pertemuan dengan seluruh kepala kampung dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Rawa Pitu. Tim juga menyebarkan kuesioner penelitian untuk memetakan masalah dan potensi dari sisi petani, sekaligus melakukan publikasi hasil riset awal.
Upaya ini mendapatkan respon positif dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Transmigrasi, yang menilai pentingnya pengelolaan kawasan Rawa Pitu secara terpadu agar tidak hanya menjadi penghasil pangan, tetapi juga motor penggerak ekonomi masyarakat.
Infrastruktur sebagai Kunci Ekonomi
Salah satu poin penting yang disoroti tim adalah perbaikan infrastruktur jalan. Apabila akses jalan diperbaiki, biaya transportasi gabah dan hasil sawit dapat ditekan secara signifikan. Hal ini akan meningkatkan margin keuntungan petani, mempercepat distribusi hasil panen, serta memperluas akses pasar. Efek domino dari perbaikan infrastruktur diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Rawa Pitu secara berkelanjutan.
Rencana Strategis Tim
Tim Ekspedisi Patriot UNDIP merencanakan penyusunan desain pengembangan ekonomis dan business plan untuk pengembangan brand beras Rawa Pitu. Dengan adanya brand sendiri, diharapkan beras lokal dapat memiliki daya saing lebih tinggi di pasar regional maupun nasional. Selain itu, tim juga berupaya menarik investor agar potensi sawit dan padi dapat dikembangkan secara terpadu, dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan kesejahteraan petani.
Rawa Pitu menyimpan potensi besar sekaligus tantangan kompleks. Kehadiran Tim Ekspedisi Patriot UNDIP membuka peluang baru untuk mendorong sinergi antara petani, pemerintah, akademisi, dan investor, demi mewujudkan Rawa Pitu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus penopang ketahanan pangan nasional.
Adapun susunan Tim II Ekspedisi Patriot di Rawa Pitu adalah Albertus Fajar Irawan, S.P., M.Agr., Ph.D., Fitri Aulia Zahrani Rosadi, S.K.M., Zullaekah, S.P., Syahrul Mubarok, Thomas Adika Pratama. Kegiatan bersama dengan Kementerian Transmigrasi ini menjadi bentuk nyata dari semangat UNDIP Bermartabat UNDIP Bermanfaat yang sejalan dengan program Diktisaintek Berdampak. (Komunikasi Publik/UNDIP/Tim II Ekspedisi Patriot Rawa Pitu ed. As)