Dies Natalis UNDIP ke-68: UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat di Mata Mereka

UNDIP, Semarang (15/10) – Enam puluh delapan tahun perjalanan Universitas Diponegoro (UNDIP) menjadi tonggak transformasi perguruan tinggi negeri yang sejalan dengan program Diktisaintek Berdampak. Sejak kepemimpinan Rektor Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., UNDIP menegaskan diri sebagai kampus riset yang tidak hanya berorientasi pada reputasi akademik di tingkat internasional, tetapi juga berkomitmen memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

Melalui slogan “UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat”, UNDIP memaknai Tri Dharma Perguruan Tinggi secara konkret—bahwa ilmu pengetahuan dan inovasi harus memberi dampak langsung bagi masyarakat, sejalan dengan arah nasional Diktisaintek Berdampak yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Dies Natalis ke-68 Universitas Diponegoro mendapat apresiasi luas atas kiprahnya sebagai kampus inovatif dan berdampak. Berbagai pihak menilai UNDIP berhasil memadukan riset, pengabdian, dan kolaborasi untuk kemaslahatan publik. Momentum ini menjadi refleksi atas konsistensi UNDIP menghadirkan ilmu yang bermartabat dan bermanfaat. Semangat tersebut kini meneguhkan posisi UNDIP sebagai inspirasi bagi pendidikan tinggi di Indonesia.

Redaksi Komunikasi Publik UNDIP merekam testimoni dari berbagai pihak yang secara khusus menyampaikan apresiasi untuk UNDIP dalam peringatan Dies Natalis ke-68. Mereka mengakui UNDIP berhasil menjalankan misinya sebagai agen pengembang ilmu pengetahuan sekaligus menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat luas.

Apresiasi dari Pemerintah dan Legislatif

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, memberikan apresiasi atas konsistensi UNDIP yang selaras dengan semangat Dikti Saintek Berdampak. “Riset UNDIP telah memberi kontribusi penting mulai dari pendidikan, kesehatan, lingkungan, energi, pangan, hingga transformasi digital,” katanya.
Menteri berharap UNDIP terus memperkuat kolaborasi lintas sektor dan melahirkan generasi inovator berkarakter untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dalam testimoninya menyebut UNDIP sebagai “kebanggaan Jawa Tengah dan Indonesia.” Ia menilai inovasi desalinasi air laut dan hybrid seawall merupakan contoh konkret bagaimana ilmu pengetahuan hadir untuk menjawab persoalan masyarakat. “Inovasi tidak berhenti di laboratorium, tetapi memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Gubernur.

Dukungan juga datang dari Ketua DPD RI, Sultan Bakhtiar Najamudin, yang memuji UNDIP sebagai pelopor perubahan dan penjaga nilai-nilai kebangsaan. “Temanya sangat luar biasa: “Inovasi untuk Bangsa, When Innovation Meets Impact“. Atas nama DPD RI, saya memberikan apresiasi dan dukungan terhadap semangat Undip dalam memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat agar inovasi benar-benar memberi dampak nyata bagi bangsa, katanya.

“UNDIP terus menunjukkan peran strategisnya sebagai kampus unggulan yang melahirkan riset dan sumber daya manusia berdaya saing tinggi untuk kemajuan Indonesia,” ujarnya.

Perspektif Dunia Akademik

Rektor ITB, Prof. Tatacipta Dirgantara, menyebut perjalanan UNDIP sebagai cerminan komitmen dalam melahirkan inovasi bermakna bagi bangsa. “Melalui tema Inovasi untuk Bangsa, When Innovation Meets Impact, UNDIP menunjukkan bahwa riset harus terhubung dengan kemaslahatan negeri,” ujarnya.

Senada, Rektor UNNES, Prof. S. Martono, menegaskan bahwa UNDIP telah menjadi pelopor riset berkelanjutan di Indonesia. “Sebagai mitra strategis, kami siap terus bersinergi, membangun ruang kolaborasi, dan melahirkan inovasi berkelanjutan,” katanya.

Dari Lampung, Rektor Universitas Lampung, Prof. Lusmeilia Afriani, memberikan testimoni dengan gaya khas penuh semangat: “UNDIP, kampus cemerlang, semoga maju dan terus berjaya. Mari kita dorong inovasi yang relevan dan berdampak bagi pembangunan Indonesia,” ujarnya.

Ucapan selamat juga datang dari Rektor Universitas Sebelas Maret, Prof. Hartono, yang menekankan pentingnya semangat inovasi yang memberi manfaat nyata, serta Rektor UPI, Prof. Didi Sukyadi, yang menyebut UNDIP sebagai “mercusuar ilmu pengetahuan dan inovasi yang memberi terang bagi bangsa.”

Seperti disampaikan oleh Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita: “68 tahun pengabdian UNDIP adalah bukti bahwa inovasi bukan hanya gagasan, tetapi juga wujud cinta kepada bangsa.”

Dies Natalis ke-68 Universitas Diponegoro bukan sekadar perayaan usia, tetapi juga perayaan kontribusi, kolaborasi, dan kebermanfaatan. Dari Semarang, semangat UNDIP terus menyala untuk Indonesia yang bermartabat dan bermanfaat.

Alumni dan Generasi Muda

Ketua Ikatan Alumni UNDIP (IKA UNDIP), Abdul Kadir Karding, menyebut tema Dies Natalis tahun ini sebagai pengingat agar inovasi tidak berhenti di kampus. “Karya akademik harus memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Alumni siap mendukung UNDIP dalam melahirkan generasi unggul, inovatif, dan berdampak,” tegasnya.

Jelita Hesti Rahayu, S.Sos, HR Supervisor PT Sailun Manufacturing Indonesia dan alumni Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP ank 2001 menuturkan kebanggaannya terhadap kontribusi alumni di dunia profesional. “Saya sering mencari talenta terbaik untuk organisasi. Ketika banyak kandidat terbaik berasal dari UNDIP, saya tahu mereka membawa nilai yang sama—integritas, kerja keras, dan semangat memberi manfaat. Ada kebanggaan tersendiri saat melihat sesama alumni tumbuh dan berkontribusi di dunia profesional. Dari UNDIP, untuk Indonesia,” katanya.

Pemimpin Redaksi Kompas TV, Yogi Arief Nugraha, Alumni Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP ank 1993, yang saat ini menjabat sebagai Ketua IKA FISIP (2025 – 2030) mengatakan 68 tahun universitas Diponegoro membersamai perjalanan Indonesia adalah sejarah panjang komitmen dan keteguhan darma bakti UNDIP membangun negeri. “Kemajuan Indonesia adalah kemajuan UNDIP. Semoga UNDIP semakin meluaskan area pengabdian kepada bangsa dan negara melalui karya nyata berdampak dan berpengaruh disertai penguatan nilai-nilai luhur ibu pertiwi. Inovatif, adaptif dan berdaya saing unggul terus diupayakan mengikuti gerak perubahan jaman. Dirgahayu Universitas Diponegoro, teruslah menapaki bumi dengan alas hati” tegasnya.

Bagi mahasiswa, Dies Natalis bukan sekadar perayaan, melainkan refleksi. Ketua BEM UNDIP, Aufa Ataariq Auraki, menyebut kampus sebagai tempat penggemblengan insan akademis, pencipta, dan pengabdi. “Harapannya, di umur ke-68, UNDIP bisa lebih bermanfaat bagi nusa dan bangsa agar masyarakat adil dan makmur dapat terwujud,” ujarnya penuh semangat.

Dari berbagai suara—pemerintah, akademisi, alumni, hingga mahasiswa—tergambar satu benang merah: UNDIP telah menjadi simbol bagaimana inovasi dan riset memberi dampak nyata bagi masyarakat. Dalam usianya yang ke-68, UNDIP tidak hanya berdiri sebagai lembaga pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai pusat solusi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Melalui kepemimpinan Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., dan seluruh sivitas akademika, UNDIP terus melaju membawa semangat “UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat” dalam membangun masyarakat dan bangsa Indonesia. (Komunikasi Publik/UNDIP/Wijayanto, PhD/ Nurul Hasfi)

Share this :