Mahasiswa UNDIP Hadiri “Indonesia Punya Kamu” Garuda TV di Muladi Dome

UNDIP, Semarang (3/12) — Universitas Diponegoro kembali menjadi pusat dialog nasional melalui penyelenggaraan “Indonesia Punya Kamu” 2025, sebuah forum inspiratif bertema ‘Membangun Masa Depan lewat Inovasi, Energi, Keuangan, dan Kesehatan Mental.’ Berlangsung di Gedung Serbaguna Muladi Dome pada Selasa, 2 Desember 2025, acara ini mempertemukan pemerintah, akademisi, media, dan generasi muda untuk mencari titik temu dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Program yang diproduksi oleh Garuda TV, bekerja sama dengan Indozone, ANTARA, dan On Us Asia ini menghadirkan jajaran tokoh nasional, di antaranya Menteri ATR/BPN RI Nusron Wahid, S.S., M.Si., Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono, B.Eng., M.M., MBA, Wakil Menteri PPPA Veronica Tan, S.T., Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari, S.Psi., M.A., serta pemimpin daerah seperti Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen dan Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S., M.M. Figur publik sekaligus Staf Ahli Menpora, Mikha Tambayong, S.H., turut memberikan perspektif generasi muda terkait pembangunan berkelanjutan.

Melalui rangkaian Dialog Special, talkshow, dan sesi interaktif lainnya, ratusan mahasiswa UNDIP diajak memperluas perspektif mereka tentang berbagai isu strategis mulai dari inovasi, tata ruang, energi, ketahanan pangan, hingga kesehatan mental dan literasi keuangan.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., menyampaikan apresiasi kepada seluruh tokoh nasional yang hadir dan menuturkan pentingnya forum seperti ini bagi mahasiswa. Ia mengajak para peserta untuk belajar langsung dari pengalaman para pemimpin yang hadir banyak di antaranya berasal dari daerah yang sederhana di Jawa Tengah. “Ini pengingat bahwa kesuksesan terbuka bagi siapa saja, tidak peduli dari mana kita berasal,” ujarnya.

Prof. Suharnomo juga menegaskan komitmen UNDIP dalam memperluas akses pendidikan. Saat ini 22% mahasiswa UNDIP adalah penerima Bidikmisi/KIP-K, dan seluruh mahasiswa Program Teknologi dan Bisnis Perikanan Kelautan Jepara menerima beasiswa penuh sebagai bentuk kontribusi universitas dalam mendukung agenda pengentasan kemiskinan ekstrem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah. Pada hari yang sama, UNDIP juga memberangkatkan Diponegoro Disaster Assistance Response Team (D-DART) ke Sumatera Barat untuk membawa bantuan berupa mesin penjernih air, layanan medis, dan pendampingan trauma healing. “Jika ada daerah yang terdampak bencana, UNDIP hadir untuk membantu,” tegasnya saat membuka acara.

Dalam pemaparannya, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menguraikan tantangan besar Indonesia dalam tata kelola ruang, terutama terkait empat agenda Asta Cita yakni ketahanan pangan, hilirisasi industri, pembangunan perumahan, dan ketahanan energi. Menurutnya, kebutuhan ruang untuk keempat sektor ini sering tumpang tindih dan berpotensi menimbulkan konflik jika tidak diatur melalui tata ruang yang adil.

Ia menyoroti alih fungsi lahan sawah di berbagai daerah, persaingan penggunaan lahan untuk energi bersih, serta tingginya ketimpangan penguasaan tanah di Indonesia. “Akar 90% konflik sosial kita adalah konflik agraria. Negara harus berdiri di atas prinsip keadilan,” tegasnya. Nusron juga mengajak mahasiswa UNDIP dari Planologi, Geodesi, hingga Hukum Pertanahan untuk turut memperbaiki tata kelola agraria nasional. “Tema ‘Indonesia Punya Kamu’ adalah panggilan bagi generasi muda untuk benar-benar terlibat,” katanya.

Dialog Special berikutnya bertema ‘Generasi UNDIP untuk Pangan Indonesia’ menghadirkan Wamen Sudaryono yang mengupas bagaimana kebijakan pembangunan nasional membutuhkan sinergi lintas sektor serta peran aktif generasi muda dalam memastikan implementasi berjalan efektif. Sementara Wagub Taj Yasin menjelaskan bahwa ketahanan pangan akan menjadi prioritas pembangunan Jawa Tengah tahun 2026. Mulai dari penguatan irigasi, infrastruktur pangan, subsidi pupuk, hingga pemberian asuransi bagi petani ketika gagal panen. Ia juga menyoroti gerakan pemanfaatan pekarangan rumah melalui PKK serta kolaborasi pemerintah dengan Bulog, kampus, dan Forkopimda untuk menjaga stabilitas harga dan distribusi pangan. “Sejarah menunjukkan bahwa ketahanan pangan adalah penopang peradaban. Generasi muda harus kembali melirik pertanian sebagai sektor masa depan,” ujarnya.

Menanggapi pertanyaan host Jolenee, Rektor UNDIP memaparkan kontribusi kampus dalam penguatan inovasi pangan. UNDIP telah mengembangkan padi salin dan nila salin untuk daerah pantura, teknologi desalinasi, serta puluhan inovasi pangan yang dipamerkan saat Dies Natalis ke-68. Prof. Suharnomo juga menyoroti keberhasilan program kelautan-perikanan UNDIP di Jepara yang mampu menembus pasar ekspor Jepang. “Kampus harus membekali mahasiswa dengan pengalaman lapangan dan riset yang relevan agar mereka siap berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” jelasnya.

Pada sesi ‘It’s Okay Not to Be Okay: Jaga Mental, Jaga Masa Depan’, Wamen PPPA Veronica Tan mengajak mahasiswa untuk lebih jujur terhadap kondisi mental mereka dan berani mencari ruang aman untuk bercerita. Menurutnya, tantangan generasi digital bukan hanya volume informasi, tetapi kemampuan memilah mana yang sehat untuk dikonsumsi. “Setiap orang berhak mengekspresikan emosi tanpa stigma,” ucapnya.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menambahkan bahwa pemerintah kota terus memperkuat program literasi dan ruang ekspresi positif, termasuk bekerja sama dengan Fakultas Psikologi UNDIP untuk menyediakan layanan edukasi dan pendampingan kesehatan mental bagi pelajar SMP dan SMA. Kolaborasi lintas lembaga, menurutnya, adalah kunci menciptakan ekosistem yang ramah mental.

Sesi Your Voice Matters bersama Mikha Tambayong menghadirkan kisah inspiratif tentang keberanian mengambil peluang sejak usia muda. Ia menekankan bahwa passion tidak selalu linier dan setiap orang perlu memberi ruang bagi dirinya untuk berkembang. Mikha juga menegaskan pentingnya personal branding yang positif dan otentik di era digital. “Mahasiswa harus berani bermimpi, mengambil risiko dengan bijak, dan memanfaatkan masa kuliah sebagai fondasi untuk tumbuh,” pesannya.

Penutup sesi Dialog Special bertajuk ‘Energi Baru untuk Masa Depan’, Nur Budiantoro dari LPS menjelaskan pentingnya literasi keuangan dalam mitigasi risiko. Ia mengingatkan mahasiswa untuk berhati-hati terhadap investasi berimbal hasil tidak wajar serta memahami tingkat bunga penjaminan LPS sebagai filter awal sebelum menempatkan dana. Budiantoro juga mendorong mahasiswa menjadi agen literasi keuangan di lingkungannya melalui riset, magang, dan program edukasi finansial.

Selain diskusi strategis, acara ini juga menghadirkan berbagai aktivitas kreatif seperti Anchor Hunt, Music Performance, dan Faculty Battle yang menampilkan kolaborasi mahasiswa dari berbagai fakultas. Aktivitas ini memperlihatkan energi kreatif generasi muda UNDIP sekaligus memperkuat jejaring antarmahasiswa.

Rangkaian kegiatan ‘Indonesia Punya Kamu’ menegaskan komitmen UNDIP dalam menyediakan ruang belajar yang komprehensif dengan mempertemukan beragam perspektif mulai dari pembangunan, kebijakan publik, media, kesehatan mental, hingga stabilitas keuangan yang semuanya diarahkan untuk membentuk generasi muda UNDIP yang tangguh, adaptif, dan siap memimpin perubahan. Melalui program Diktisaintek Berdampak, UNDIP terus memperkuat perannya sebagai kampus yang membuka ruang dialog publik, memantik inovasi, dan menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Adapun penyiaran digital acara ini memungkinkan manfaat gagasan dan diskusinya menjangkau publik yang lebih luas. (Komunikasi Publik/UNDIP/DHW)

Share this :