UNDIP, Jepara, Jawa Tengah (20/12) – Universitas Diponegoro (UNDIP) secara resmi melepas ekspor produk teri nasi ke Jepang, Sabtu (20/12/2025). Produk teri nasi tersebut merupakan hasil inkubasi bisnis UNDIP yang bekerja sama dengan mitra industri, CV Karimun Mina Sejahtera.
Pelepasan ekspor di kampus UNDIP Jepara dilakukan secara simbolis melalui pemecahan kendi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono bersama Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, SE., M.Si, disaksikan oleh Ketua Senat Akademik, para Dekan dan pimpinan tinggi lainnya di lingkungan UNDIP. Kegiatan ini menandai penguatan peran perguruan tinggi dalam mendorong hilirisasi riset dan pengembangan bisnis ekspor sektor perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan menegaskan bahwa ekspor teri nasi harus dikembangkan sebagai bisnis yang berkelanjutan. Menurutnya, peningkatan permintaan global harus diimbangi dengan kesiapan dari sisi riset, produksi, dan konservasi sumber daya laut.
“Ini harus menjadi bisnis yang sustain, karena demand akan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Perguruan tinggi seperti UNDIP harus mampu menciptakan keberlanjutan, menjamin kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu pengiriman,” ujar Menteri KKP.

Menteri juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam pengembangan teknologi budi daya dan riset konservasi.
“Perguruan tinggi harus mampu melakukan hatchery atau budi daya, serta penelitian lebih lanjut terkait keberlanjutan dan konservasi teri nasi maupun sumber daya laut lainnya,” tambahnya.
Rektor Universitas Diponegoro menyampaikan bahwa UNDIP telah menyiapkan langkah konkret untuk menjawab tantangan keberlanjutan ekspor teri nasi ke Jepang. Salah satunya melalui kerja sama dengan Kanazawa University, Jepang, serta mitra industri CV Karimun Mina Sejahtera.
“UNDIP bekerja sama dengan Kanazawa University dan mitra industri untuk mendidik para tenant di Jepara, sekaligus memberdayakan nelayan agar mampu menghasilkan teri nasi dengan kualitas sesuai standar Jepang,” jelas Rektor UNDIP.
Terkait aspek konservasi dan keberlanjutan, Rektor menyebut saat ini proses penguatan bisnis dan standar masih terus berjalan.
“Saat ini kami sedang dalam proses perbaikan business process sesuai standar Jepang. Program sustainability dan konservasi yang diharapkan oleh Menteri KKP insyaallah akan mulai terwujud pada awal tahun 2026,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pasar Jepang memiliki potensi yang sangat besar, namun membutuhkan konsistensi kualitas dan keberlanjutan produksi.
“Market Jepang sangat besar. Tantangannya memang pada sustainability dan menjaga kualitas. Mudah-mudahan UNDIP dapat terus bekerja sama dengan dunia industri untuk mengedukasi mitra agar memiliki kepedulian terhadap kualitas dan keberlanjutan,” kata Rektor.
Sementara itu, Direktur Utama CV Karimun Mina Sejahtera, Dwi Lestari, mengungkapkan bahwa program inkubasi bisnis UNDIP memberikan dampak signifikan, khususnya bagi para pekerja perempuan.
“Inkubasi bisnis dari UNDIP sangat bermanfaat. Kami memiliki 52 karyawan dan semuanya perempuan. Sekitar 50 persen merupakan janda dan ada juga yang putus sekolah. Program ini sangat membantu meningkatkan ekonomi keluarga mereka,” ungkapnya.
Pada ekspor kali ini, teri nasi yang dikirim ke Jepang memiliki bobot lebih dari 7 ton. Pihak importir Jepang disebut tidak membatasi kuota ekspor. Berapa pun jumlah yang dikirim akan diterima oleh pihak Jepang.
Hingga saat ini, UNDIP bersama mitra industri telah melakukan empat kali ekspor teri nasi ke Jepang, sekaligus memperkuat posisi UNDIP sebagai perguruan tinggi yang aktif mendorong riset aplikatif dan bisnis perikanan berkelanjutan. (Komunikasi Publik/UNDIP/Ninok Hariyani)








