UNDIP, Jakarta (31/10) – Universitas Diponegoro kembali menunjukkan kiprahnya sebagai kampus riset unggulan yang melahirkan generasi muda inovatif, berdampak dan berdaya saing global. Salah satu mahasiswa unggulannya, Aqsa Aufa Syauqi S. dari Fakultas Kedokteran (FK) berhasil meraih penghargaan DPD RI Awards 2025 untuk kategori Pembangunan Sosial dan Kesehatan yang digelar oleh Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Penghargaan ini diberikan kepada tokoh muda inspiratif dan lembaga yang memiliki kontribusi nyata terhadap kemajuan bangsa melalui inovasi, riset berdampak sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Ajang penganugerahan bergengsi tersebut berlangsung di Tribrata Hotel and Convention, Jakarta Selatan, pada Selasa, 28 Oktober 2025. Tahun ini, DPD RI memberikan penghargaan dalam lima bidang, yaitu Bidang Pembangunan Sosial dan Kesehatan, Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Bidang Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan, Bidang Ekonomi Kreatif, serta Penghargaan Khusus Pejuang Kelompok Rentan.
Sebagai salah satu penerima penghargaan termuda di ajang DPD RI Awards 2025, Aqsa bersaing dengan banyak tokoh nasional dan regional. Ia merupakan figur inovatif yang memadukan semangat ilmiah dan kepedulian sosial. Sebagai peneliti medis muda dan penggagas Aqsa Center for Innovation and Research, Aqsa aktif mengembangkan riset berbasis teknologi demi meningkatkan layanan kesehatan Masyarakat. Salah satu karyanya bahkan telah memperoleh hak paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham RI untuk inovasi berjudul ‘Perizinan Berusaha Berbasis Risiko’.

Tidak berhenti di situ, kiprahnya juga diakui di tingkat internasional. Aqsa meraih gelar “Inv” dari International Federation of Inventors’ Associations (IFIA) di Jenewa, Swiss, atas kontribusinya dalam pengembangan inovasi global di bidang biomedis dan teknologi kesehatan. Atas capaian tersebut, ia juga dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Tingkat Internasional oleh Rektor UNDIP.
Diketahui sejak masa sekolah menengah, Aqsa telah aktif di dunia riset ilmiah, termasuk penelitian berbasis bambu dan rebung. Ia kemudian mendirikan kelompok riset ‘Mister Team’ di FK UNDIP yang kini berkembang menjadi wadah penelitian berbasis herbal, berfokus pada pengembangan obat alami untuk penyakit kulit, kanker, dan infeksi. Saat ini, Aqsa tengah menempuh dua jenjang pendidikan di UNDIP, yaitu Program Profesi Dokter (Doctor of Medicine – MD) dan Magister Ilmu Biomedik (Master of Biomedical Science). Konsistensinya dalam riset medis dan bioteknologi menjadi wujud nyata semangat Diktisaintek Berdampak, program strategis universitas yang mengintegrasikan riset, inovasi teknologi, dan pengabdian masyarakat untuk menghasilkan solusi berkelanjutan.
Dalam kesempatan usai menerima penghargaan, Aqsa menyampaikan rasa syukur dan makna moral dari pencapaian tersebut.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan merasa terhormat menerima DPD RI Award 2025. Bagi saya, penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga amanah dan tanggung jawab moral untuk terus berkarya serta berkontribusi bagi masyarakat. DPD RI telah memberi ruang bagi insan daerah untuk tampil, didengar, dan diapresiasi. Saya semakin yakin bahwa perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil,” ungkapnya penuh semangat.
Pernyataan tersebut menggambarkan bagaimana Aqsa memaknai penghargaan bukan sebagai akhir perjalanan, melainkan dorongan untuk terus melangkah. Ia menegaskan bahwa semangat riset dan pengabdian adalah bentuk kontribusi nyata generasi muda terhadap bangsa. (Komunikasi Publik/ UNDIP/ DHW)








